SAMARINDA – Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari puncaki survei dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk penentuan calon Gubernur (Cagub) Kaltim. Rita mengungguli 15 nama kandidat lainnya dengan perolehan 34,2 persen. Survei di laksanakan partai moncong putih menggunakan jasa tim survei Indopoling Network.

Rita Widyasari dari hasil survei itu jauh mengantongi dukungan dibanding Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, Makmur HAPK (mantan Bupati Berau), Bupati PPU Yusran Aspar, Isran Noor, Andi Sofyan Hasdam, Hadi Mulyadi, Rahmad Masud, Nusyirwan Ismail, Zuhdi Yahya, Siswadi, Muhammad Samsun, Hermanto Kewot, mantan Wakil Gubernur Kaltim Farid Wadjdy dan Agus Salim. Termasuk  Sekprov Rusmadi yang hanya mengumpulkan dukungan tak lebih dari 2 persen.

Bendahara PDIP Kaltim, Muhammad Samsun mengatakan survei Cagub dilakukan dua pekan Bulan Juli 2017 dan rampung awal Agustus 2017. Samsun membeberkan jumlah sampel survei 600 responden yang tersebar di tujuh kabupaten dan tiga kota di Kaltim.

“Hasil survei Cagub tersebut Rita mengungguli jauh kandidat lainnya,” kata Samsun, Selasa (29/8) kemarin.

Survei pertama, kata anggota DPRD Kaltim ini para kandidat diukur elektabilitas, popularitas dan kesukaan pemilih terhadap Cagub Kaltim periode 2018-2023. “Survei itu secara refleks, jadi respondenlah yang menyebutkan sendiri calonnya tanpa ada pilihan dari tim survei,” sebut Samsun. Dia menyebut, nama Kapolda Kaltim Irjen Pol Saparuddin dan Muhammad Sabani tidak masuk dalam survei pertama ini karena keduanya saat survei dilakukan belum secara resmi mendaftar sebagai bakal Cagub di PDI Perjuangan.

Menurut Samsun, PDI Perjuangan akan melakukan survei kedua. Waktunya bisa sebelum dan setelah pengumuman pasangan calon oleh KPU Kaltim.

Di survei kedua ini, PDI Perjuangan akan menawarkan pasangan Cagub dan wakilnya kepada responden. Tak hanya sepasang, partai akan memasangkan secara acak Cagub dan wakil gubernur.

“Survei kedua muncul paket, dan ada alternaif pilihan ditawarkan kepada masyarakat. Misal paket A, B dan C yang lebih berpeluang. Dan itu akan dibongkar pasang,” katanya.

Bagi dia, survei tersebut adalah bagian informasi dijadikan referensi partai. Dan survei  tidak mutlak dijadikan patokan utama partai menentukan pasangan calon diusung.“Kita utamakan lobi politik di PDIP, serta chemistry pasangan calon juga harus ditemukan,” tuturnya.

Untuk menemukan chemistry, kata dia, dalam survei kedua akan lakukan uji coba dengan berbagai macam pasangan. Namun, jika tidak berhasil, akan ada alternatif pasangan ditawarkan.

“Hasil survei 1 dan 2 akan menjadi keputusan, namun masih ada berbagai macam pertimbangan  partai, sebab kader juga menjadi salah satu pertimbangan, walaupun nilainya tidak terlalu tinggi,” katanya. 

Sekedar diketahui, PDIP Kaltim akan memutuskan calon gubernur (Cagub) dan calon wakil gubernur (Cawagub) di Pilgub Kaltim 2018 paling lambat awal Oktober. (sab)