Kamis, 13/06/2024

Di Paser Paling Banyak, Dinkes Kaltim Sebut Sudah 12 Orang Meninggal Dunia Akibat DBD

Kamis, 13/06/2024

(dokantaranews)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Di Paser Paling Banyak, Dinkes Kaltim Sebut Sudah 12 Orang Meninggal Dunia Akibat DBD

Kamis, 13/06/2024

logo

(dokantaranews)

Penulis: */Muhammad Surya

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Bisa jadi masyarakat Kalimantan Timur tidak menyadari kalau hingga pertengahan tahun 2024 ini sudah ada 12 orang yang meninggal dunia akibat penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur Jaya Mualimin yang mengungkapkan kalau 

12 orang yang meninggal akibat DBD terbanyak berasal dari Kabupaten Paser sekitar 4 orang, Kabupaten Kutai Barat  3 orang dan dari Berau 2 orang.

"Untuk kabupaten kota lainnya ada satu orang seperti Samarinda, Balikpapan, PPU (Penajam Paser Utara) dan Bontang, untuk Mahakam Ulu, Kutai Kartanegara  dan Kutai Timur masih nihil," ucap Jaya kepada Korankaltim.com Kamis (13/6/2024) hari ini.

Sebagian besar penyebab kematian akibat DBD di Kaltim disebabkan kurangnya kesadaran atau terlambatnya datang para pengidap DBD ke pusat pelayanan kesehatan. "Datang sudah hari ke-3 atau ke-4 setelah terjangkit DBD pastinya sudah kritis dan tidak dapat tertolong," ungkapnya.

Sementara kasus positif DBD di Benua Etam berdasarkan data terakhir ada sebanyak 3.896 kasus. "Kasus positif DBD terbanyak di Kukar sekitar 1.355 kasus, Balikpapan 691 kasus, Kutim 475 kasus, serta Kubar 454," papar Jaya.

Di Paser kasus positif DBD-nya sekitar 221 kasus, Samarinda 203 kasus, PPU 198 kasus, Bontang 150 kasus, Berau 92 kasus dan Mahulu  27 kasus. 

Jika berkaca di tahun lalu para pasien tersebut kebanyakan telah datang ke rumah sakit atau puskesmas tetapi di suruh pulang dan begitu hari ke-4 pasien tersebut meninggal. "Seharusnya masyarakat juga telah memahami apabila terjangkit DBD pasti ada perburukan, harus sesegera mungkin dibawa ke pusat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan penanganan dari tim medis," ucap Jaya.

Kalau dilakukan diagnosa dini pasti para pengidap DBD bisa terselamatkan. "Beberapa cara diagnosa tercepat dan akurat, yang dilakukan bagi penderita DBD salah satunya bisa dengan melakukan rapid test DBD di puskesmas terdekat," pungkasnya.


Editor: Aspian Nur

Di Paser Paling Banyak, Dinkes Kaltim Sebut Sudah 12 Orang Meninggal Dunia Akibat DBD

Kamis, 13/06/2024

(dokantaranews)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.