Senin, 01/07/2024
Senin, 01/07/2024
Petugas BPBD dan Kepolisian turun ke lokasi banjir yang terjadi di kawasan Ibu Kota Nusantara, di Kecamatan Sepaku, pekan lalu. Banjir di tiga desa dan satu kelurahan di Kecamatan Sepaku merendam 320 rumah warga. (BPBD PPU)
Senin, 01/07/2024
Petugas BPBD dan Kepolisian turun ke lokasi banjir yang terjadi di kawasan Ibu Kota Nusantara, di Kecamatan Sepaku, pekan lalu. Banjir di tiga desa dan satu kelurahan di Kecamatan Sepaku merendam 320 rumah warga. (BPBD PPU)
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) membantah banjir yang terjadi di kawasan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU) imbas pembangunan ibu kota baru tersebut.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN (OIKN) Myrna Asnawati Safitri mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya banjir. "Kami terus mempelajari upaya-upaya untuk melakukan pencegahan yang lebih efektif lagi terutama pada areal yang merupakan lokasi berulang adanya genangan atau banjir," ujar Myrna.
Karena itu, OIKN tak membenarkan jika banjir tersebut akibat dari proses pembangunan ibu kota yang tengah berjalan saat ini. "Saya kira tidak, karena titik banjir itu merupakan lokasi yang memang dari pengakuan masyarakat sekitar pada tahun 70-an memang merupakan lokasi yang sudah biasa terjadi banjir," imbuhnya.
Direktur Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana OIKN, Onesimus Patiung menambahkan, banjir yang terjadi di kawasan IKN itu berada di lokasi genangan. OIKN, kata dia, tengah meneliti banjir tersebut, termasuk mengenai penanganannya.
Banjir ini sendiri diakui memberikan dampak terhadap proses pembangunan IKN yang saat ini tengah berlangsung, meski tidak besar.
"Karena memang sejarahnya dari tahun 70-an lokasi itu sudah banjir. Hanya kecapatan dan lama genangan sedikit dipengaruhi oleh sedimentasi dan juga adanya pembangunan," sebut Onesimus.
Saat ini pembangunan intake masih berjalan, dan jika intake tersebut selesai maka banjir di kawasan tersebut sudah terselesaikan. "Karena masih dalam proses konstruksi," ucapnya.
Banjir di Kecamatan Sepaku pada pekan lalu merendam tiga desa dan satu kelurahan. Sebanyak 320 rumah dan 1.228 jiwa terdampak. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setempat melaporkan banjir sudah surut dan aktivitas masyarakat berjalan normal. (*)
Senin, 01/07/2024
Petugas BPBD dan Kepolisian turun ke lokasi banjir yang terjadi di kawasan Ibu Kota Nusantara, di Kecamatan Sepaku, pekan lalu. Banjir di tiga desa dan satu kelurahan di Kecamatan Sepaku merendam 320 rumah warga. (BPBD PPU)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.