Rabu, 01/05/2024
Rabu, 01/05/2024
Aksi demonstrasi peringatan hari buruh di Balikpapan berakhir ricuh, tiga mahasiswa mengalami tindakan refresif dari aparat kepolisian, Rabu (1/5/2024). (Foto: Istimewa)
Rabu, 01/05/2024
Aksi demonstrasi peringatan hari buruh di Balikpapan berakhir ricuh, tiga mahasiswa mengalami tindakan refresif dari aparat kepolisian, Rabu (1/5/2024). (Foto: Istimewa)
Penulis: David Purba
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Organisasi mahasiswa di Kota Balikpapan yang tergabung dalam Aliansi Balikpapan Bersuara melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan, Rabu (1/5/2024) sore tadi bertepatan dengan Hari Buruh 1 Mei ini.
Mereka membentangkan sejumlah sepanduk bernada protes di depan Gedung DPRD Balikpapan di Jalan Jenderal Sudirman, berorasi menyuarakan hak-hak buruh yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Mahasiswa menilai hingga saat ini masih banyak buruh bekerja tanpa mendapatkan pemenuhan hak yang layak terutama upah yang masih berada dibawah UMK.
Aliansi Balikpapan Bersuara melayangkan 5 tuntutan, yakni penuhi hak upah para pekerja, tindak tegas perusahaa yang tidak terdaftar di Disnaker Kota Balikpapan, tegakkan Perda Nomor 5 Tahun 2023 tentang penyelenggaraan ketenagakerjaan kemudian segera revisi PP Nomor 51 Tahun 2023 Tentang Pengupahan.
"Kami juga mendesak pemerintah Kota Balikpapan untuk segera mengatakan sertifikasi keterampilan bagi SLTA/Sederajat," kata Humas Aksi Juniar Pangabekti disela demo kepada Korankaltim.com sore tadi.
Pengadaan sertifikasi keterampilan sesuai dengan Intruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016. Inpres ini diterangkan Juniar menggarisbawahi pentingnya sertifikasi keterampilan dalam meningkatkan kualitas kerja dan pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal.
"Lima poin ini yang ingin kami suarakan dan segera ditindaklanjuti oleh pemerintah, mengingat hingga saat ini masih banyak buruh yang bekerja jauh dari kata layak," papar Juniar.
Demonstrasi yang semula berjalan kondusif tersebut pun memanas. Massa aksi melakukan pembakaran ban bekas di depan gedung DPRD Kota Balikpapan yang menimbulkan gesekan dengan aparat kepolisian.
Seorang peserta aksi mendadak mendapat serangan kontak fisik dari seorang oknum polisi yang bertugas. Tak terima dengan tindakan itu, massa aksi pun mencoba bertahan hingga menyebabkan aksi saling dorong.
"Tiba tiba ada oknum polisi yang menendang anggota kami, tindakan ini memicu massa aksi yang akhirnya itu mengakibatkan aksi tadi ricuh," kata Korlap Aksi Ulil Amri secara terpisah.
Gas air mata pun ditembakkan kearah massa aksi yang kian memanas. Sejumlah mahasiswa yang terlibat aksi saling dorong pun mengalami sejumlah tindakan refresif mulai dipukul hingga ditendang oleh aparat kepolisian. "Ada penembakan gas air mata, ada tiga teman kami yang mengalami tindakan refresif, mulai dari dipukul dan ditendang," papar Ulil.
Para mahasiswa menyayangkan tindakan refresif yang dilakukan aparat kepolisian karena mereka hanya ingin menyampaikan aspirasi dengan 5 poin tuntutan yang harus ditandatangani oleh pemerintah. "Kami akan konsolidasi lanjutan terkait gerakan selajutnya yang akan kami lakukan," tutup Ulil.
Editor: Aspian Nur
Rabu, 01/05/2024
Aksi demonstrasi peringatan hari buruh di Balikpapan berakhir ricuh, tiga mahasiswa mengalami tindakan refresif dari aparat kepolisian, Rabu (1/5/2024). (Foto: Istimewa)
Aksi demonstrasi peringatan hari buruh di Balikpapan berakhir ricuh, tiga mahasiswa mengalami tindakan refresif dari aparat kepolisian, Rabu (1/5/2024). (Foto: Istimewa)
Penulis: David Purba
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Organisasi mahasiswa di Kota Balikpapan yang tergabung dalam Aliansi Balikpapan Bersuara melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan, Rabu (1/5/2024) sore tadi bertepatan dengan Hari Buruh 1 Mei ini.
Mereka membentangkan sejumlah sepanduk bernada protes di depan Gedung DPRD Balikpapan di Jalan Jenderal Sudirman, berorasi menyuarakan hak-hak buruh yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Mahasiswa menilai hingga saat ini masih banyak buruh bekerja tanpa mendapatkan pemenuhan hak yang layak terutama upah yang masih berada dibawah UMK.
Aliansi Balikpapan Bersuara melayangkan 5 tuntutan, yakni penuhi hak upah para pekerja, tindak tegas perusahaa yang tidak terdaftar di Disnaker Kota Balikpapan, tegakkan Perda Nomor 5 Tahun 2023 tentang penyelenggaraan ketenagakerjaan kemudian segera revisi PP Nomor 51 Tahun 2023 Tentang Pengupahan.
"Kami juga mendesak pemerintah Kota Balikpapan untuk segera mengatakan sertifikasi keterampilan bagi SLTA/Sederajat," kata Humas Aksi Juniar Pangabekti disela demo kepada Korankaltim.com sore tadi.
Pengadaan sertifikasi keterampilan sesuai dengan Intruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016. Inpres ini diterangkan Juniar menggarisbawahi pentingnya sertifikasi keterampilan dalam meningkatkan kualitas kerja dan pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal.
"Lima poin ini yang ingin kami suarakan dan segera ditindaklanjuti oleh pemerintah, mengingat hingga saat ini masih banyak buruh yang bekerja jauh dari kata layak," papar Juniar.
Demonstrasi yang semula berjalan kondusif tersebut pun memanas. Massa aksi melakukan pembakaran ban bekas di depan gedung DPRD Kota Balikpapan yang menimbulkan gesekan dengan aparat kepolisian.
Seorang peserta aksi mendadak mendapat serangan kontak fisik dari seorang oknum polisi yang bertugas. Tak terima dengan tindakan itu, massa aksi pun mencoba bertahan hingga menyebabkan aksi saling dorong.
"Tiba tiba ada oknum polisi yang menendang anggota kami, tindakan ini memicu massa aksi yang akhirnya itu mengakibatkan aksi tadi ricuh," kata Korlap Aksi Ulil Amri secara terpisah.
Gas air mata pun ditembakkan kearah massa aksi yang kian memanas. Sejumlah mahasiswa yang terlibat aksi saling dorong pun mengalami sejumlah tindakan refresif mulai dipukul hingga ditendang oleh aparat kepolisian. "Ada penembakan gas air mata, ada tiga teman kami yang mengalami tindakan refresif, mulai dari dipukul dan ditendang," papar Ulil.
Para mahasiswa menyayangkan tindakan refresif yang dilakukan aparat kepolisian karena mereka hanya ingin menyampaikan aspirasi dengan 5 poin tuntutan yang harus ditandatangani oleh pemerintah. "Kami akan konsolidasi lanjutan terkait gerakan selajutnya yang akan kami lakukan," tutup Ulil.
Editor: Aspian Nur
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.