Rabu, 27/09/2017

Kemendikbud: Warga Miskin Digratiskan!

Rabu, 27/09/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Kemendikbud: Warga Miskin Digratiskan!

Rabu, 27/09/2017

JAKARTA - Direktur Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Purwadi Sutanto menyatakan tidak mengenal lagi adanya SPP di sekolah, baik tingkat SD, SMP, maupun SMA. Sosialisasi ini pun masih terus dilakukan oleh Kemendikbud agar merata ke seluruh Indonesia.

Dalam Permendikbud No.75 Tahun 2016 tentang revitalisasi komite sekolah, disebutkan sekolah boleh menggalang dana dengan beberapa syarat. “Disebutkan di situ, tidak ada pungutan. Adanya sumbangan. Artinya orang tua murid SMA dan SMK boleh menyumbang melalui komite,” ujar dia, Selasa (26/9) siang.

Permendikbud itu mengatur dengan jelas, tugas komite adalah membantu sekolah dalam hal masalah advokasi, lalu melakukan kerjasama, komunikasi dengan orang tua, termasuk apabila mengalami kesulitan pembiayaan. Yang mengurus semua itu sudah diserahkan kepada komite.

Perbedaan komite lama dan baru, komite yang lama itu terdiri dari unsur sekolah dan orang tua. Untuk komite yang baru ini, seluruhnya dari orang tua, dari tokoh masyarakat, sekolah tidak terlibat dalam komite. Komite benar-benar independen.

Jika sekolah kekurangan anggaran, pihak sekolah harus lapor terlebih dahulu ke komite, lalu kemudian komite akan urus anggarannya dengan bermusyawarah bersama orang tua. Orang tua yang kaya dan mampu, itu wajib untuk menyumbang. Kalau yang miskin harus digratiskan. “Jadi sekolah harus lapor sama komite,” ujar Purwadi.

Terkait nominal biaya sumbangan per bulan yang masih besar dan diberlakukan bagi semua siswa, menurut Purwadi, perlu adanya sosialisasi lebih giat lagi agar merata ke seluruh Indonesia. Walaupun Kemendikbud sendiri sudah mengumpulkan kepala dinas pendidikan dan memberikan arahan.

“Para kadis ini sudah memahami semua, tapi implementasinya karena baru tahun pertama, masih belum merata,” ujar dia. Ke depannya, Kemendikbud akan sampaikan permasalahan yang ada kepada teman-teman yang ada di tingkatan provinsi.

Lalu Purwadi berpesan, dana 20 persen dari APBN memang sudah sering dipaparkan oleh Mendikbud Muhadjir untuk apa saja, hanya jika pemerintah kota atau kabupaten dirasa masih minus, silahkan disampaikan agar jelas.

“Biaya operasional ini ditanggung BOS. Kalau belum cukup, pemerintah daerah mengalokasikan BOSda. Kalau tidak cukup juga, baru bisa meminta sumbangan orang tua. Itupun bagi yang mampu, yang miskin tidak boleh dimintai dana. Dan ini hanya berlaku untuk tingkat SMA/SMK, untuk SD dan SMP sudah gratis sepenuhnya,” kata dia. (rol)


Kemendikbud: Warga Miskin Digratiskan!

Rabu, 27/09/2017

Berita Terkait


Kemendikbud: Warga Miskin Digratiskan!

JAKARTA - Direktur Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Purwadi Sutanto menyatakan tidak mengenal lagi adanya SPP di sekolah, baik tingkat SD, SMP, maupun SMA. Sosialisasi ini pun masih terus dilakukan oleh Kemendikbud agar merata ke seluruh Indonesia.

Dalam Permendikbud No.75 Tahun 2016 tentang revitalisasi komite sekolah, disebutkan sekolah boleh menggalang dana dengan beberapa syarat. “Disebutkan di situ, tidak ada pungutan. Adanya sumbangan. Artinya orang tua murid SMA dan SMK boleh menyumbang melalui komite,” ujar dia, Selasa (26/9) siang.

Permendikbud itu mengatur dengan jelas, tugas komite adalah membantu sekolah dalam hal masalah advokasi, lalu melakukan kerjasama, komunikasi dengan orang tua, termasuk apabila mengalami kesulitan pembiayaan. Yang mengurus semua itu sudah diserahkan kepada komite.

Perbedaan komite lama dan baru, komite yang lama itu terdiri dari unsur sekolah dan orang tua. Untuk komite yang baru ini, seluruhnya dari orang tua, dari tokoh masyarakat, sekolah tidak terlibat dalam komite. Komite benar-benar independen.

Jika sekolah kekurangan anggaran, pihak sekolah harus lapor terlebih dahulu ke komite, lalu kemudian komite akan urus anggarannya dengan bermusyawarah bersama orang tua. Orang tua yang kaya dan mampu, itu wajib untuk menyumbang. Kalau yang miskin harus digratiskan. “Jadi sekolah harus lapor sama komite,” ujar Purwadi.

Terkait nominal biaya sumbangan per bulan yang masih besar dan diberlakukan bagi semua siswa, menurut Purwadi, perlu adanya sosialisasi lebih giat lagi agar merata ke seluruh Indonesia. Walaupun Kemendikbud sendiri sudah mengumpulkan kepala dinas pendidikan dan memberikan arahan.

“Para kadis ini sudah memahami semua, tapi implementasinya karena baru tahun pertama, masih belum merata,” ujar dia. Ke depannya, Kemendikbud akan sampaikan permasalahan yang ada kepada teman-teman yang ada di tingkatan provinsi.

Lalu Purwadi berpesan, dana 20 persen dari APBN memang sudah sering dipaparkan oleh Mendikbud Muhadjir untuk apa saja, hanya jika pemerintah kota atau kabupaten dirasa masih minus, silahkan disampaikan agar jelas.

“Biaya operasional ini ditanggung BOS. Kalau belum cukup, pemerintah daerah mengalokasikan BOSda. Kalau tidak cukup juga, baru bisa meminta sumbangan orang tua. Itupun bagi yang mampu, yang miskin tidak boleh dimintai dana. Dan ini hanya berlaku untuk tingkat SMA/SMK, untuk SD dan SMP sudah gratis sepenuhnya,” kata dia. (rol)


 

Berita Terkait

Ledakan Smalter Sangasanga Akibat Aliran Pendingin Buangan Macet

Banjir Semakin Meluas, 42 Kampung di Mahakam Ulu Tergenang

Aksi Demonstrasi Korban Bekas Lubang Tambang di Polda Kaltim Berakhir Ricuh, Enam Mahasiswa Terluka

Besok, Ustadz Abdul Somad jadi Khatib Salat Jumat dan Isi Tablik Akbar di Masjid Al Qadar Tenggarong

Banjir di Mahulu Sudah Setinggi Empat Meter, BPBD Kaltim Kerahkan Personel untuk Evakuasi

Mahulu Diterjang Banjir, Lima Kecamatan Terendam Imbas Limpahan Air dari Ulu Mahakam dan Sungai Boh Malinau

P2LH-SDA Unmul Sudah Ambil Sampel Air SKM yang Berwarna Hijau

Pasar Baqa di Samarinda Seberang Diresmikan, Fasilitasnya Dilengkapi Masjid dan Lift Khusus Barang

Bermula dari Cekcok, Empat Pelaku Penganiayaan Anak di Samboja Ditangkap Polisi

Tiga Hari Air SKM Samarinda Berubah Warna

Bayi Perempuan Dibungkus Kain Putih Ditemukan di Semak Belukar, Polisi Selidiki Sekitar TKP Cari Pelaku

Empat Tersangka Penggerebekan saat Pesta Narkoba di Penginapan Samarinda Seberang Berpotensi Direhab

Pemkot Samarinda Luncurkan Aplikasi Perjalanan Dinas, Andi Harun: Meminimalkan Praktik Tidak Benar

Jalinan Asmara Diputus, Pria 30 Tahun Sebar Cuplikan Video Hubungan Intim dengan Mahasiswi di Samarinda

Hujan Deras Sejak Pagi Tadi, Kecamatan Long Apari Dilanda Banjir, Pipa Air Bersih Kampung Long Kerioq Terancam Putus

Pj Gubernur Bakal Evaluasi BKT, KIP Kaltim Sebut Langkah yang Tepat

Niat Mencari Kijing Bersama Tiga Temannya, Remaja Lelaki Tewas Tenggelam di Kolam Kebun Warga di Loa Tebu

Gadis Tujuh Tahun di Bontang Tewas Tenggelam Saat Bermain Sepeda

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.