Rabu, 13/09/2017

Tindakan Represif Polisi Balikpapan Dikecam

Rabu, 13/09/2017

Membaik: Kondisi Rinto, mahasiswa korban kericuhan saat aksi di depan Kantor Wali Kota Balikpapan kemarin membaik setelah menjalani perawatan medis. Rinto saat dibesuk rekan sesama mahasiswa, Selasa (12/9). (Foto: Sardiman/kk)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Tindakan Represif Polisi Balikpapan Dikecam

Rabu, 13/09/2017

logo

Membaik: Kondisi Rinto, mahasiswa korban kericuhan saat aksi di depan Kantor Wali Kota Balikpapan kemarin membaik setelah menjalani perawatan medis. Rinto saat dibesuk rekan sesama mahasiswa, Selasa (12/9). (Foto: Sardiman/kk)

SAMARINDA - Berbagai pihak mengecam tindakan represif aparat terhadap mahasiswa saat aksi di Balikpapan. Seorang mahasiswa kritis dan terpaksa di rawat di rumah sakit.

Aktivis lingkungan yang menjabat Dinasmisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, Pradharma Rupang mempertanyakan keseriusan institusi polri yang menyatakan mereformasi diri di bawah pemerintahan Jokowi. Dia mengaku tak habis fikir kepolisian saat menangani demo terkait kritik model pembangunan yang dihadapai dengan sangat berlebihan. 

“Menghadapi mahasiswa saja pakai cara barbar, represif sangat tidak mendidik dan memalukan,” ucap pria berkacamata itu di konfirmasi Koran Kaltim, Selasa (12/9) kemarin.

Polres Balikpapan lanjut dia, seharusnya bisa menahan diri, mengawal aksi hendaknya mengedepankan langkah-langkah persuasif. “Bagi saya permintaan maaf Polres Balikpapan tidak cukup.  Kapolres harus mengusut tuntas pemukulan yang dilakukan oleh oknum aparat kepolisian pada aksi itu,” tegas Rupang.

Dari rumah sakit dilaporkan, kondisi Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Balikpapan, Rinto mulai membaik. Rinto sempat pingsan karena tindakan refresif petugas saat berdemo, Senin kemarin. Korlap demo mahasiswa ini sempat ke DKK lalu dibawa ke RS Bayangkara dan dirujuk ke RS Siloam.

Kepada media  dia meyakinkan tetap melanjutkan kritik atas persoalan banjir Kota Balikpapan. “Chaos saat aksi tidak menjadi penghalang untuk menyuarakan persoalan banjir,” tuturnya Rinto.

Rinto mengaku mendapatkan beberapa kali pukulan dan tendangan. Lehernya juga dicekik. “Saya sudah narik badan tapi mereka tetap mendekat dan memukuli kepala saya berkali-kali,” bebernya. 

Selasa pagi, Rinto yang dirawat di RS Siloam juga ditemani rekan-rekannya sesama aktivis kampus. Sejumlah pejabat  membesuk termasuk Kapolres AKB Dian Juniarta, Wakil Wali kota Rahmad Mas’ud. Dia  mengaku telah berkonsultasi dengan Lembaga Kajian dan Bantuan Hukum Universitas Balikpapan atas kasus yang menimpa dirinya.

Terpisah, Rektor Universitas Balikpapan Piatur Pangaribuan menyayangkan represivitas aparat kepolisian menimpa mahasiswanya. Terlebih dia telah melihat video yang beredar di lini massa bahwa polisi terlalu reaksioner dan berlebihan dalam mengamankan unjuk rasa. 

“Boleh mereka (polisi) menjalankan tugasnya tapi jangan melihat persoalan secara parsial. Apalagi yang mereka hadapi mahasiswa. Sebelum unjuk rasa mereka berdoa bersama saya dan saya yakin tidak ada niat mahasiswa untuk melakukan pembakaran,” katanya.

Unjuk rasa itu, lanjut Piatur, telah mendapat restu dirinya dan juga telah disampaikan pesan-pesan dari akademik. 

Sementara itu, Kapolres Balikpapan AKBP Jeffri Dian Juniarta membeberkan adanya pelecehan yang dilakukan mahasiswa kepada Polwan yang bertugas. “Sejak awal, kan sudah  diarahkan ke DPRD. Namun mereka justru demo di halaman Kantor Walikota. Makanya kami pasang barikade Polwan. Biar humanis. Tetapi kok terjadi aksi dorong mendorong. Membuat Polwan yang ada di depan terjatuh bahkan maaf, payudaranya di pegang oleh teman-teman yang demo,” ungkap Jeffri, kemarin (12/9).

Pernyataan Kapolres ini berdasarkan laporan dan bukti yang diperolehnya dari aksi unjuk rasa. Diapun meminta mahasiswa lebih mengedepankan intelektual saat melakukan aksi.

Soal nasib dua mahasiswa yang ditahan Polres Balikpapan yakni Rizki Usman dan Ahmad Rozali, polisi sudah melakukan pemeriksaan dan mengembalikan mereka ke kampus. (rs/din)

Tindakan Represif Polisi Balikpapan Dikecam

Rabu, 13/09/2017

Membaik: Kondisi Rinto, mahasiswa korban kericuhan saat aksi di depan Kantor Wali Kota Balikpapan kemarin membaik setelah menjalani perawatan medis. Rinto saat dibesuk rekan sesama mahasiswa, Selasa (12/9). (Foto: Sardiman/kk)

Berita Terkait


Tindakan Represif Polisi Balikpapan Dikecam

Membaik: Kondisi Rinto, mahasiswa korban kericuhan saat aksi di depan Kantor Wali Kota Balikpapan kemarin membaik setelah menjalani perawatan medis. Rinto saat dibesuk rekan sesama mahasiswa, Selasa (12/9). (Foto: Sardiman/kk)

SAMARINDA - Berbagai pihak mengecam tindakan represif aparat terhadap mahasiswa saat aksi di Balikpapan. Seorang mahasiswa kritis dan terpaksa di rawat di rumah sakit.

Aktivis lingkungan yang menjabat Dinasmisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, Pradharma Rupang mempertanyakan keseriusan institusi polri yang menyatakan mereformasi diri di bawah pemerintahan Jokowi. Dia mengaku tak habis fikir kepolisian saat menangani demo terkait kritik model pembangunan yang dihadapai dengan sangat berlebihan. 

“Menghadapi mahasiswa saja pakai cara barbar, represif sangat tidak mendidik dan memalukan,” ucap pria berkacamata itu di konfirmasi Koran Kaltim, Selasa (12/9) kemarin.

Polres Balikpapan lanjut dia, seharusnya bisa menahan diri, mengawal aksi hendaknya mengedepankan langkah-langkah persuasif. “Bagi saya permintaan maaf Polres Balikpapan tidak cukup.  Kapolres harus mengusut tuntas pemukulan yang dilakukan oleh oknum aparat kepolisian pada aksi itu,” tegas Rupang.

Dari rumah sakit dilaporkan, kondisi Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Balikpapan, Rinto mulai membaik. Rinto sempat pingsan karena tindakan refresif petugas saat berdemo, Senin kemarin. Korlap demo mahasiswa ini sempat ke DKK lalu dibawa ke RS Bayangkara dan dirujuk ke RS Siloam.

Kepada media  dia meyakinkan tetap melanjutkan kritik atas persoalan banjir Kota Balikpapan. “Chaos saat aksi tidak menjadi penghalang untuk menyuarakan persoalan banjir,” tuturnya Rinto.

Rinto mengaku mendapatkan beberapa kali pukulan dan tendangan. Lehernya juga dicekik. “Saya sudah narik badan tapi mereka tetap mendekat dan memukuli kepala saya berkali-kali,” bebernya. 

Selasa pagi, Rinto yang dirawat di RS Siloam juga ditemani rekan-rekannya sesama aktivis kampus. Sejumlah pejabat  membesuk termasuk Kapolres AKB Dian Juniarta, Wakil Wali kota Rahmad Mas’ud. Dia  mengaku telah berkonsultasi dengan Lembaga Kajian dan Bantuan Hukum Universitas Balikpapan atas kasus yang menimpa dirinya.

Terpisah, Rektor Universitas Balikpapan Piatur Pangaribuan menyayangkan represivitas aparat kepolisian menimpa mahasiswanya. Terlebih dia telah melihat video yang beredar di lini massa bahwa polisi terlalu reaksioner dan berlebihan dalam mengamankan unjuk rasa. 

“Boleh mereka (polisi) menjalankan tugasnya tapi jangan melihat persoalan secara parsial. Apalagi yang mereka hadapi mahasiswa. Sebelum unjuk rasa mereka berdoa bersama saya dan saya yakin tidak ada niat mahasiswa untuk melakukan pembakaran,” katanya.

Unjuk rasa itu, lanjut Piatur, telah mendapat restu dirinya dan juga telah disampaikan pesan-pesan dari akademik. 

Sementara itu, Kapolres Balikpapan AKBP Jeffri Dian Juniarta membeberkan adanya pelecehan yang dilakukan mahasiswa kepada Polwan yang bertugas. “Sejak awal, kan sudah  diarahkan ke DPRD. Namun mereka justru demo di halaman Kantor Walikota. Makanya kami pasang barikade Polwan. Biar humanis. Tetapi kok terjadi aksi dorong mendorong. Membuat Polwan yang ada di depan terjatuh bahkan maaf, payudaranya di pegang oleh teman-teman yang demo,” ungkap Jeffri, kemarin (12/9).

Pernyataan Kapolres ini berdasarkan laporan dan bukti yang diperolehnya dari aksi unjuk rasa. Diapun meminta mahasiswa lebih mengedepankan intelektual saat melakukan aksi.

Soal nasib dua mahasiswa yang ditahan Polres Balikpapan yakni Rizki Usman dan Ahmad Rozali, polisi sudah melakukan pemeriksaan dan mengembalikan mereka ke kampus. (rs/din)

 

Berita Terkait

Pemkot Samarinda Kirim Bantuan ke Mahakam Ulu, Andi Harun Tegaskan Tak Biarkan Bupati dan Wakilnya Menanggung Beban Sendirian

Ledakan Smalter Sangasanga Akibat Aliran Pendingin Buangan Macet

Banjir Semakin Meluas, 42 Kampung di Mahakam Ulu Tergenang

Aksi Demonstrasi Korban Bekas Lubang Tambang di Polda Kaltim Berakhir Ricuh, Enam Mahasiswa Terluka

Besok, Ustadz Abdul Somad jadi Khatib Salat Jumat dan Isi Tablik Akbar di Masjid Al Qadar Tenggarong

Banjir di Mahulu Sudah Setinggi Empat Meter, BPBD Kaltim Kerahkan Personel untuk Evakuasi

Mahulu Diterjang Banjir, Lima Kecamatan Terendam Imbas Limpahan Air dari Ulu Mahakam dan Sungai Boh Malinau

P2LH-SDA Unmul Sudah Ambil Sampel Air SKM yang Berwarna Hijau

Pasar Baqa di Samarinda Seberang Diresmikan, Fasilitasnya Dilengkapi Masjid dan Lift Khusus Barang

Bermula dari Cekcok, Empat Pelaku Penganiayaan Anak di Samboja Ditangkap Polisi

Tiga Hari Air SKM Samarinda Berubah Warna

Bayi Perempuan Dibungkus Kain Putih Ditemukan di Semak Belukar, Polisi Selidiki Sekitar TKP Cari Pelaku

Empat Tersangka Penggerebekan saat Pesta Narkoba di Penginapan Samarinda Seberang Berpotensi Direhab

Pemkot Samarinda Luncurkan Aplikasi Perjalanan Dinas, Andi Harun: Meminimalkan Praktik Tidak Benar

Jalinan Asmara Diputus, Pria 30 Tahun Sebar Cuplikan Video Hubungan Intim dengan Mahasiswi di Samarinda

Hujan Deras Sejak Pagi Tadi, Kecamatan Long Apari Dilanda Banjir, Pipa Air Bersih Kampung Long Kerioq Terancam Putus

Pj Gubernur Bakal Evaluasi BKT, KIP Kaltim Sebut Langkah yang Tepat

Niat Mencari Kijing Bersama Tiga Temannya, Remaja Lelaki Tewas Tenggelam di Kolam Kebun Warga di Loa Tebu

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.