Senin, 22/06/2020

Selain Covid-19, UU Minerba Juga Bikin Batu Bara Kaltim Anjlok

Senin, 22/06/2020

Ilustasi batubara (Freepik.com)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Selain Covid-19, UU Minerba Juga Bikin Batu Bara Kaltim Anjlok

Senin, 22/06/2020

logo

Ilustasi batubara (Freepik.com)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Kepala Dinas Penamaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Abdulla Sani menyebut penurunan kinerja sejumlah sektor utama di Kaltim seperti  batubara, terjadi bukan hanya karena adanya Pandemi Covid-19. diterbitkannya UU Nomor 3 tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba) turut menjadi penyebab.

Hal ini lantaran adanya perubahan sejumlah aturan yang mengharuskan pengurusan perijinan kembali ke pusat. "Karena perijinan ditarik kembali ke pusat. Kita (Kaltim) tidak bisa lagi terbitkan izin usaha pertambangan. Dan ada beberapa sektor yang kembali ke pusat," ujar Sani dalam dialog bersama Bank Indonesia yang disiarkan melalui RRI Samarinda, Senin (22/06/2020) siang tadi.

Merujuk data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpw-BI) Kaltim, kinerja ekspor batu bara tercatat mengalami penurunan yang bersumber terbatasnya permintaan di tengah harga yang masih mengalami kontraksi. Volume  ekspor batu bara Kaltim triwulan I 2020 tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,65 persen (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya hanya tumbuh tipis sebesar 1,37 persen.

Catatan Bank Indonesia, kontraksi tersebut terutama bersumber dari pengiriman ekspor ke India dan Korea Selatan yang  lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan pengiriman  ke India disebabkan oleh beberapa hal seperti peningkatan produksi batu bara domestik India, penurunan kapasitas salah satu sumber pembangkit listrik utama India, serta perpanjangan  lockdown di India yang menyebabkan lalu lintas perdagangan antar negara menjadi terbatas. Selain karena penurunan permintaan, harga batu bara  internasional sendiri, tercatat masih mengalami kontraksi sebesar 19,81 persen (yoy) atau berada pada level sebesar 72,36 Dolar Amerika Serikat  per metrik ton. 

Hal ini diperparah dengan pasokan batu bara yang melimpah seiring dengan melemahnya tingkat  permintaan yang terjadi pada awal tahun 2020 dan realisasi penyerapan yang terhambat seiring dengan merebaknya pandemi Covid-19. Untuk itu, Sani mengaku dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan dengan Dirjen Minerba. "Dalam waktu dekat kami akan mempertanyakan ke Dirjen Minerba. Bagaimana dengan izin yang sebelum berlaku UU 3 2020, sudah cukup lama ajukan perijinan. Apakah harus urus ke pusat apa tetap di daerah. Ini harus ditindaklanjuti mengingat banyak izin yang terhambat yang membuat sektor pertambangan menurun. Kalau kembali ke pusat, maka akan semakin lama menunggunya. Realisasi investasi juga akan turun," ungkap Sani. [*] 


Penulis : Rusdi

Editor: Aspian Nur

Selain Covid-19, UU Minerba Juga Bikin Batu Bara Kaltim Anjlok

Senin, 22/06/2020

Ilustasi batubara (Freepik.com)

Berita Terkait


Selain Covid-19, UU Minerba Juga Bikin Batu Bara Kaltim Anjlok

Ilustasi batubara (Freepik.com)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Kepala Dinas Penamaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Abdulla Sani menyebut penurunan kinerja sejumlah sektor utama di Kaltim seperti  batubara, terjadi bukan hanya karena adanya Pandemi Covid-19. diterbitkannya UU Nomor 3 tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba) turut menjadi penyebab.

Hal ini lantaran adanya perubahan sejumlah aturan yang mengharuskan pengurusan perijinan kembali ke pusat. "Karena perijinan ditarik kembali ke pusat. Kita (Kaltim) tidak bisa lagi terbitkan izin usaha pertambangan. Dan ada beberapa sektor yang kembali ke pusat," ujar Sani dalam dialog bersama Bank Indonesia yang disiarkan melalui RRI Samarinda, Senin (22/06/2020) siang tadi.

Merujuk data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpw-BI) Kaltim, kinerja ekspor batu bara tercatat mengalami penurunan yang bersumber terbatasnya permintaan di tengah harga yang masih mengalami kontraksi. Volume  ekspor batu bara Kaltim triwulan I 2020 tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,65 persen (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya hanya tumbuh tipis sebesar 1,37 persen.

Catatan Bank Indonesia, kontraksi tersebut terutama bersumber dari pengiriman ekspor ke India dan Korea Selatan yang  lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan pengiriman  ke India disebabkan oleh beberapa hal seperti peningkatan produksi batu bara domestik India, penurunan kapasitas salah satu sumber pembangkit listrik utama India, serta perpanjangan  lockdown di India yang menyebabkan lalu lintas perdagangan antar negara menjadi terbatas. Selain karena penurunan permintaan, harga batu bara  internasional sendiri, tercatat masih mengalami kontraksi sebesar 19,81 persen (yoy) atau berada pada level sebesar 72,36 Dolar Amerika Serikat  per metrik ton. 

Hal ini diperparah dengan pasokan batu bara yang melimpah seiring dengan melemahnya tingkat  permintaan yang terjadi pada awal tahun 2020 dan realisasi penyerapan yang terhambat seiring dengan merebaknya pandemi Covid-19. Untuk itu, Sani mengaku dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan dengan Dirjen Minerba. "Dalam waktu dekat kami akan mempertanyakan ke Dirjen Minerba. Bagaimana dengan izin yang sebelum berlaku UU 3 2020, sudah cukup lama ajukan perijinan. Apakah harus urus ke pusat apa tetap di daerah. Ini harus ditindaklanjuti mengingat banyak izin yang terhambat yang membuat sektor pertambangan menurun. Kalau kembali ke pusat, maka akan semakin lama menunggunya. Realisasi investasi juga akan turun," ungkap Sani. [*] 


Penulis : Rusdi

Editor: Aspian Nur

 

Berita Terkait

PDI Perjuangan Yakin Edi Damansyah Masih Bisa Maju Pilkada Kukar

Pemkot Samarinda Kirim Bantuan ke Mahakam Ulu, Andi Harun Tegaskan Tak Biarkan Bupati dan Wakilnya Menanggung Beban Sendirian

Ledakan Smalter Sangasanga Akibat Aliran Pendingin Buangan Macet

Banjir Semakin Meluas, 42 Kampung di Mahakam Ulu Tergenang

Aksi Demonstrasi Korban Bekas Lubang Tambang di Polda Kaltim Berakhir Ricuh, Enam Mahasiswa Terluka

Besok, Ustadz Abdul Somad jadi Khatib Salat Jumat dan Isi Tablik Akbar di Masjid Al Qadar Tenggarong

Banjir di Mahulu Sudah Setinggi Empat Meter, BPBD Kaltim Kerahkan Personel untuk Evakuasi

Mahulu Diterjang Banjir, Lima Kecamatan Terendam Imbas Limpahan Air dari Ulu Mahakam dan Sungai Boh Malinau

P2LH-SDA Unmul Sudah Ambil Sampel Air SKM yang Berwarna Hijau

Pasar Baqa di Samarinda Seberang Diresmikan, Fasilitasnya Dilengkapi Masjid dan Lift Khusus Barang

Bermula dari Cekcok, Empat Pelaku Penganiayaan Anak di Samboja Ditangkap Polisi

Tiga Hari Air SKM Samarinda Berubah Warna

Bayi Perempuan Dibungkus Kain Putih Ditemukan di Semak Belukar, Polisi Selidiki Sekitar TKP Cari Pelaku

Empat Tersangka Penggerebekan saat Pesta Narkoba di Penginapan Samarinda Seberang Berpotensi Direhab

Pemkot Samarinda Luncurkan Aplikasi Perjalanan Dinas, Andi Harun: Meminimalkan Praktik Tidak Benar

Jalinan Asmara Diputus, Pria 30 Tahun Sebar Cuplikan Video Hubungan Intim dengan Mahasiswi di Samarinda

Hujan Deras Sejak Pagi Tadi, Kecamatan Long Apari Dilanda Banjir, Pipa Air Bersih Kampung Long Kerioq Terancam Putus

Pj Gubernur Bakal Evaluasi BKT, KIP Kaltim Sebut Langkah yang Tepat

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.