Kamis, 20/07/2017

Bagi-Bagi Uang, Gubernur Jadi Sorotan

Kamis, 20/07/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Bagi-Bagi Uang, Gubernur Jadi Sorotan

Kamis, 20/07/2017

SAMARINDA – Aksi bagi-bagi uang Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dihadapan 841 kepala desa se Kaltim, mendapat sorotan tajam. Ketua Pimpinan Daerah Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Kaltim M Husni Fahruddin menyayangkan atas pernyataan gubernur yang kesannya, gubernur mengarahkan agar kepala desa memilih calon yang didukungnya di perhelatan Pilgub nanti.  Sebagai salah satu barisan yang mendukung Joko Widodo sebagai presiden, AMPG Kaltim juga menyayangkan kalimat Awang yang terkesan menyindir kebiasaan Jokowi yang sering membagi-bagikan hadiah sepeda. 

“AMPG Kaltim sangat menyayangkan pernyataan itu dikeluarkan oleh gubernur,” kata Ayub, sapaan karib M Husni Fahruddin. 

Untuk diketahui, Gubernur Awang Faroek melontarkan pernyataan kontroversial ketika mengumpulkan para kepala desa se-Kaltim. Awang membagi-bagikan uang senilai Rp 25 juta untuk lima buah pertanyaan. Di sela melontarkan game itu, Awang menyebut bahwa, kalau ingin pembangunan Kaltim terus berlanjut, maka yang harus dipilih dalam Pilgub nanti adalah orang yang didukung oleh Awang. 

“Sudah tahu kan orangnya, yang memberi arahan tadi pagi (Rusmadi),” katanya. 

Ayub menuturkan, pernyataan Awang itu adalah bentuk nyata dari sikap dia mendukung salah satu bakal calon di perhelatan Pilgub Kaltim. Padahal, sebagai pemimpin, Awang jelas dilarang mengarahkan dukungan kepada calon tertentu. 

Hal senada diungkapkan oleh Wakil Ketua DPD KNPI Kaltim Arif Rahman Hakim. Menurutnya pernyataan dukungan dari Gubernur terhadap salah satu bakal calon adalah bentuk ketakutannya kehilangan jabatan sebagai gubernur. Dia ingin mewariskan jabatan itu kepada calon tertentu yang menurutnya sesuai dengan kepemimpinannya. Itu jelas tidak sesuai dengan demokrasi. Apalagi Awang melakukan itu dalam kapasitasnya sebagai gubernur. 

“Kami jelas sangat prihatin dan menyesalkan keberpihakan Gubernur terhadap salah satu bakal calon. Itu sangat mengganggu netralitas Pilgub. Harapan kami, kalaupun ada yang dijagokan, sebaiknya mundur saja dari jabatannya sekarang dan bertarung dengan fair,” kata dia. 

Arif menegaskan, mengikut aturan, pemerintah tidak boleh terlibat mengampanyekan salah satu bakal calon. Apalagi dilakukan dalam agenda resmi gubernuran. Itu jelas salah dan melanggar ketentuan. 

“Kami sangat menghormati Pak Awang sebagai gubernur. Tapi, kali ini sikapnya salah. Kami akan mempermasalahkan. Ini bentuk ketakutan akan kehilangan jabatannya,” ungkapnya. 

Komentar bernada protes juga dilontarkan Ketua Pemuda Hanura Kaltim Rudi Hartono. Dikatakannya, sikap mendukung Gubernur Awang Faroek terhadap salah satu bakal calon di Pilgub Kaltim adalah bentuk pelanggaran. Apalagi, dengan iming-iming duit dan sindiran. Sikap seperti itu tidak pantas diperlihatkan oleh pemimpin. 

“Kami meminta kepada DPRD untuk membentuk panitia angket atau memanggil gubernur dan menjelaskan sikapnya tersebut,” kata Rudi. (ram)


Bagi-Bagi Uang, Gubernur Jadi Sorotan

Kamis, 20/07/2017

Berita Terkait


Bagi-Bagi Uang, Gubernur Jadi Sorotan

SAMARINDA – Aksi bagi-bagi uang Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dihadapan 841 kepala desa se Kaltim, mendapat sorotan tajam. Ketua Pimpinan Daerah Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Kaltim M Husni Fahruddin menyayangkan atas pernyataan gubernur yang kesannya, gubernur mengarahkan agar kepala desa memilih calon yang didukungnya di perhelatan Pilgub nanti.  Sebagai salah satu barisan yang mendukung Joko Widodo sebagai presiden, AMPG Kaltim juga menyayangkan kalimat Awang yang terkesan menyindir kebiasaan Jokowi yang sering membagi-bagikan hadiah sepeda. 

“AMPG Kaltim sangat menyayangkan pernyataan itu dikeluarkan oleh gubernur,” kata Ayub, sapaan karib M Husni Fahruddin. 

Untuk diketahui, Gubernur Awang Faroek melontarkan pernyataan kontroversial ketika mengumpulkan para kepala desa se-Kaltim. Awang membagi-bagikan uang senilai Rp 25 juta untuk lima buah pertanyaan. Di sela melontarkan game itu, Awang menyebut bahwa, kalau ingin pembangunan Kaltim terus berlanjut, maka yang harus dipilih dalam Pilgub nanti adalah orang yang didukung oleh Awang. 

“Sudah tahu kan orangnya, yang memberi arahan tadi pagi (Rusmadi),” katanya. 

Ayub menuturkan, pernyataan Awang itu adalah bentuk nyata dari sikap dia mendukung salah satu bakal calon di perhelatan Pilgub Kaltim. Padahal, sebagai pemimpin, Awang jelas dilarang mengarahkan dukungan kepada calon tertentu. 

Hal senada diungkapkan oleh Wakil Ketua DPD KNPI Kaltim Arif Rahman Hakim. Menurutnya pernyataan dukungan dari Gubernur terhadap salah satu bakal calon adalah bentuk ketakutannya kehilangan jabatan sebagai gubernur. Dia ingin mewariskan jabatan itu kepada calon tertentu yang menurutnya sesuai dengan kepemimpinannya. Itu jelas tidak sesuai dengan demokrasi. Apalagi Awang melakukan itu dalam kapasitasnya sebagai gubernur. 

“Kami jelas sangat prihatin dan menyesalkan keberpihakan Gubernur terhadap salah satu bakal calon. Itu sangat mengganggu netralitas Pilgub. Harapan kami, kalaupun ada yang dijagokan, sebaiknya mundur saja dari jabatannya sekarang dan bertarung dengan fair,” kata dia. 

Arif menegaskan, mengikut aturan, pemerintah tidak boleh terlibat mengampanyekan salah satu bakal calon. Apalagi dilakukan dalam agenda resmi gubernuran. Itu jelas salah dan melanggar ketentuan. 

“Kami sangat menghormati Pak Awang sebagai gubernur. Tapi, kali ini sikapnya salah. Kami akan mempermasalahkan. Ini bentuk ketakutan akan kehilangan jabatannya,” ungkapnya. 

Komentar bernada protes juga dilontarkan Ketua Pemuda Hanura Kaltim Rudi Hartono. Dikatakannya, sikap mendukung Gubernur Awang Faroek terhadap salah satu bakal calon di Pilgub Kaltim adalah bentuk pelanggaran. Apalagi, dengan iming-iming duit dan sindiran. Sikap seperti itu tidak pantas diperlihatkan oleh pemimpin. 

“Kami meminta kepada DPRD untuk membentuk panitia angket atau memanggil gubernur dan menjelaskan sikapnya tersebut,” kata Rudi. (ram)


 

Berita Terkait

Pasar Baqa di Samarinda Seberang Diresmikan, Fasilitasnya Dilengkapi Masjid dan Lift Khusus Barang

Bermula dari Cekcok, Empat Pelaku Penganiayaan Anak di Samboja Ditangkap Polisi

Tiga Hari Air SKM Samarinda Berubah Warna

Bayi Perempuan Dibungkus Kain Putih Ditemukan di Semak Belukar, Polisi Selidiki Sekitar TKP Cari Pelaku

Empat Tersangka Penggerebekan saat Pesta Narkoba di Penginapan Samarinda Seberang Berpotensi Direhab

Pemkot Samarinda Luncurkan Aplikasi Perjalanan Dinas, Andi Harun: Meminimalkan Praktik Tidak Benar

Jalinan Asmara Diputus, Pria 30 Tahun Sebar Cuplikan Video Hubungan Intim dengan Mahasiswi di Samarinda

Hujan Deras Sejak Pagi Tadi, Kecamatan Long Apari Dilanda Banjir, Pipa Air Bersih Kampung Long Kerioq Terancam Putus

Pj Gubernur Bakal Evaluasi BKT, KIP Kaltim Sebut Langkah yang Tepat

Niat Mencari Kijing Bersama Tiga Temannya, Remaja Lelaki Tewas Tenggelam di Kolam Kebun Warga di Loa Tebu

Gadis Tujuh Tahun di Bontang Tewas Tenggelam Saat Bermain Sepeda

Sempekat Keroan Kutai Usulkan Lokasi CFD Dipindah ke Kawasan Kedaton

Tiga Pasang Remaja Pesta Narkoba di Penginapan Kawasan Samarinda Seberang, Empat Diantaranya Diamankan Petugas

Jukir Binaan di Samarinda Sempat Digaji Setara UMR, Dishub Ubah Sistem Insentif dan Upah Pungut

Menolong Teman Jatuh dari Ban, Pemuda Asal Bulungan Tewas Tenggelam di Objek Wisata Tulung Ni Lenggo

18 Ribu Orang Masuk Daftar Tunggu Calon Jemaah Haji Asal Samarinda

Pihak RSUD AWS Diperiksa Kejaksaan, Pj Gubernur dan Kepala Dinkes Kaltim Bilang Begini

Real Madrid Gagalkan Langkah Bayern Munchen ke Final Liga Champions

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.