Jumat, 08/02/2019

HBA Turun, Kadin Kaltim Sebut Masih Wajar

Jumat, 08/02/2019

Truk membawa batubara di area pertambangan PT Adaro Indonesia di Tabalong, Kalimantan Selatan ( AntaraFoto/Prasetyo Utomo)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

HBA Turun, Kadin Kaltim Sebut Masih Wajar

Jumat, 08/02/2019

logo

Truk membawa batubara di area pertambangan PT Adaro Indonesia di Tabalong, Kalimantan Selatan ( AntaraFoto/Prasetyo Utomo)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA –  Dalam enam bulan terakhir sejak tahun 2018 lalu hingga Februari ini, Harga Batu Bara Acuan (HBA) terus menunjukkan tren penurunan.  Pada Februari ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) mematok HBA sebesar USD 91,80 per ton atau turun tipis 0,66 persen dari bulan sebelumnya.  Penurunan HBA ini dipicu merosotnya permintaan dari Tiongkok dan juga India. 

Namun penurunan ini dikatakan Wakil Ketua Bidang Logistik Kamar Dagang Indonesai (Kadin) Kaltim, Sevana Podung masih dalam batas wajar. Penurunan harga emas hitam ini juga tak seburuk 2010-2015 silam.  “Dampaknya ada memberi kontribusi positif dan negatif. Tapi untuk memaksimalkan seperti tahun sebelum 2010 tidak bisa,” kata Sevana kepada korankaltim.com beberapa waktu lalu.

Batu bara juga tak akan seburuk pada era kejatuhan harga pada medio 2010 hingga 2015. Saat ini justru industri ini tengah merangkak naik. Tapi ia juga menyoroti kelemahan produksi, khususnya Kaltim yang rendah.  “Kita terpengaruh oleh kondisi dunia, soal keamanan lingkungan. Ini menjadi persoalan. Ini membuat kita kesulitan untuk mencari pasar baru. Yang paling longgar untuk urusan lingkungan ya India dan China.  Amerika dan negara-negara Eropa ini regulasi lingkungannya ketat,” ujarnya. “Pemerintah masih lemah, yang kualitas rendah aja dijual. Yang penting ekspor,” sambungnya.

Mengutip data Kementerian ESDM, sebesar 115 juta ton di 2018 terserap. Padahal di 2017 hanya 97 juta ton. Pada 2014, pemanfaatan batu bara domestik berkisar pada 76 juta ton dan mengalami kenaikan di 2015, yaitu 86 juta ton. Keadaan ini terus berlanjut pada 2016 yang mampu memanfaatkan kebutuhan domestik sebesar 91 juta ton.

Peningkatan pemanfaatan ini manifestasi dari kebijakan pemerintah sejak bulan Maret 2018 yang menjalankan aturan terkait alokasi penjualan batu bara untuk kebutuhan domestik (Domestic Market Obligation/DMO) sebesar 25 persen dari produksi. “Tapi solusi utama sebenarnya beralih dari industri ekstraksi. Kita punya potensi, misal industri chemical, Cruide Palm Oil (CPO) hingga perkebunan dan perikanan,” tukasnya.  (*)


Penulis: */Rusdianto

Editor: Aspian Nur

HBA Turun, Kadin Kaltim Sebut Masih Wajar

Jumat, 08/02/2019

Truk membawa batubara di area pertambangan PT Adaro Indonesia di Tabalong, Kalimantan Selatan ( AntaraFoto/Prasetyo Utomo)

Berita Terkait


HBA Turun, Kadin Kaltim Sebut Masih Wajar

Truk membawa batubara di area pertambangan PT Adaro Indonesia di Tabalong, Kalimantan Selatan ( AntaraFoto/Prasetyo Utomo)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA –  Dalam enam bulan terakhir sejak tahun 2018 lalu hingga Februari ini, Harga Batu Bara Acuan (HBA) terus menunjukkan tren penurunan.  Pada Februari ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) mematok HBA sebesar USD 91,80 per ton atau turun tipis 0,66 persen dari bulan sebelumnya.  Penurunan HBA ini dipicu merosotnya permintaan dari Tiongkok dan juga India. 

Namun penurunan ini dikatakan Wakil Ketua Bidang Logistik Kamar Dagang Indonesai (Kadin) Kaltim, Sevana Podung masih dalam batas wajar. Penurunan harga emas hitam ini juga tak seburuk 2010-2015 silam.  “Dampaknya ada memberi kontribusi positif dan negatif. Tapi untuk memaksimalkan seperti tahun sebelum 2010 tidak bisa,” kata Sevana kepada korankaltim.com beberapa waktu lalu.

Batu bara juga tak akan seburuk pada era kejatuhan harga pada medio 2010 hingga 2015. Saat ini justru industri ini tengah merangkak naik. Tapi ia juga menyoroti kelemahan produksi, khususnya Kaltim yang rendah.  “Kita terpengaruh oleh kondisi dunia, soal keamanan lingkungan. Ini menjadi persoalan. Ini membuat kita kesulitan untuk mencari pasar baru. Yang paling longgar untuk urusan lingkungan ya India dan China.  Amerika dan negara-negara Eropa ini regulasi lingkungannya ketat,” ujarnya. “Pemerintah masih lemah, yang kualitas rendah aja dijual. Yang penting ekspor,” sambungnya.

Mengutip data Kementerian ESDM, sebesar 115 juta ton di 2018 terserap. Padahal di 2017 hanya 97 juta ton. Pada 2014, pemanfaatan batu bara domestik berkisar pada 76 juta ton dan mengalami kenaikan di 2015, yaitu 86 juta ton. Keadaan ini terus berlanjut pada 2016 yang mampu memanfaatkan kebutuhan domestik sebesar 91 juta ton.

Peningkatan pemanfaatan ini manifestasi dari kebijakan pemerintah sejak bulan Maret 2018 yang menjalankan aturan terkait alokasi penjualan batu bara untuk kebutuhan domestik (Domestic Market Obligation/DMO) sebesar 25 persen dari produksi. “Tapi solusi utama sebenarnya beralih dari industri ekstraksi. Kita punya potensi, misal industri chemical, Cruide Palm Oil (CPO) hingga perkebunan dan perikanan,” tukasnya.  (*)


Penulis: */Rusdianto

Editor: Aspian Nur

 

Berita Terkait

Ledakan Smalter Sangasanga Akibat Aliran Pendingin Buangan Macet

Banjir Semakin Meluas, 42 Kampung di Mahakam Ulu Tergenang

Aksi Demonstrasi Korban Bekas Lubang Tambang di Polda Kaltim Berakhir Ricuh, Enam Mahasiswa Terluka

Besok, Ustadz Abdul Somad jadi Khatib Salat Jumat dan Isi Tablik Akbar di Masjid Al Qadar Tenggarong

Banjir di Mahulu Sudah Setinggi Empat Meter, BPBD Kaltim Kerahkan Personel untuk Evakuasi

Mahulu Diterjang Banjir, Lima Kecamatan Terendam Imbas Limpahan Air dari Ulu Mahakam dan Sungai Boh Malinau

P2LH-SDA Unmul Sudah Ambil Sampel Air SKM yang Berwarna Hijau

Pasar Baqa di Samarinda Seberang Diresmikan, Fasilitasnya Dilengkapi Masjid dan Lift Khusus Barang

Bermula dari Cekcok, Empat Pelaku Penganiayaan Anak di Samboja Ditangkap Polisi

Tiga Hari Air SKM Samarinda Berubah Warna

Bayi Perempuan Dibungkus Kain Putih Ditemukan di Semak Belukar, Polisi Selidiki Sekitar TKP Cari Pelaku

Empat Tersangka Penggerebekan saat Pesta Narkoba di Penginapan Samarinda Seberang Berpotensi Direhab

Pemkot Samarinda Luncurkan Aplikasi Perjalanan Dinas, Andi Harun: Meminimalkan Praktik Tidak Benar

Jalinan Asmara Diputus, Pria 30 Tahun Sebar Cuplikan Video Hubungan Intim dengan Mahasiswi di Samarinda

Hujan Deras Sejak Pagi Tadi, Kecamatan Long Apari Dilanda Banjir, Pipa Air Bersih Kampung Long Kerioq Terancam Putus

Pj Gubernur Bakal Evaluasi BKT, KIP Kaltim Sebut Langkah yang Tepat

Niat Mencari Kijing Bersama Tiga Temannya, Remaja Lelaki Tewas Tenggelam di Kolam Kebun Warga di Loa Tebu

Gadis Tujuh Tahun di Bontang Tewas Tenggelam Saat Bermain Sepeda

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.