Kamis, 26/07/2018

Warga Muara Badak Tolak Pertamina

Kamis, 26/07/2018

TOLAK PERTAMINA : Puluhan warga Muara Badak saat berunjukrasa menolak kehadiran Pertamina Hulu Sangasanga jika tak mengakomodir tuntutan warga sebagai pekerja. Paska Vico Indonesia Pertamina Hulu Sangasanga akan mengoperasikan eksploitasi migas di Blok Sa

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Warga Muara Badak Tolak Pertamina

Kamis, 26/07/2018

logo

TOLAK PERTAMINA : Puluhan warga Muara Badak saat berunjukrasa menolak kehadiran Pertamina Hulu Sangasanga jika tak mengakomodir tuntutan warga sebagai pekerja. Paska Vico Indonesia Pertamina Hulu Sangasanga akan mengoperasikan eksploitasi migas di Blok Sa

TENGGARONG - Rencana Pertamina Hulu Sangasanga (PHS) mengakuisisi Blok Migas Sangasanga pada 8 Agustus ditolak warga Muara Badak. Penolakan akan semakin masif jika Pertamina tidak menyetujui tuntutan warga yang selama ini disuarakan bersama Pemkab Kukar.

Tiga tuntutan itu yakni Pertamina harus berkantor dan karyawannya tinggal di Muara Badak. Kedua, Pertamina harus transparan merekrut tenaga kerja dan memprioritaskan warga Muara Badak. Terakhir, memprioritaskan produk lokal tanpa mengambil dari luar Muara Badak.

“Kami akan tolak Pertamina jika tuntutan kami tidak dipenuhi,” kata Sadaruddin, Ketua P-APDESI Muara Badak kepada Koran Kaltim.

Menurutnya, tiga tuntutan itu merupakan kesepakatan bersama warga Muara Badak yang bersinergi dengan Pemkab Kukar. “Lantas salahnya di mana itu? Semuanya bagus untuk kesejahteraan warga Muara Badak,” bebernya.

Ia menjelaskan tuntutan pertama, PT Pertamina harus berkantor di Muara Badak agar Kecamatan Muara Badak berkembang selayaknya kota besar lainnya di Kaltim seperti Bontang dan Balikpapan yang berkembang karena perusahaan membangun kantor dan perumahan bagi karyawannya.

“Untuk rumah karyawan, kami bisa bantu bangunkan kemudian mereka kreditan. Tidak ada masalah,” akunya.

Yang membuat warga geram dengan Pertamina Hulu Sangasanga lantaran secara sembunyi-sembunyi merekrut tenaga kerja eks karyawan permanen Vico Indonesia di Samarinda.

Kebijakan ini seakan tidak menganggap keberadaan Pemkab Kukar dengan Disnakertrans, begitu juga dengan warga Muara Badak yang jelas tidak diberikan peluang bekerja. Padahal jika Pertamina terbuka maka warga bisa saja menerima selama alasannya logis.

“Selama ini kami tidak dianggap di daerah sendiri. Padahal jika mereka menjelaskan pasti akan diterima, misalnya Pertamina mengontrak eks Vico setahun untuk menjaga produksi tetap jalan kemudian 2019 baru membuka lapangan pekerjaan, kan penjelasan seperti itu bisa diterima,” tegasnya.

Warga, kata dia berkomitmen akan menolak Pertamina jika tuntutan tidak dikabulkan karena warga tidak ingin kejadian saat Blok Sangasanga dikelola Vico Indonesia yang menganggap warga sebagai budak. 

“Kami mengusulkan jalan perbaikan dari simpang 6 Muara Badak ke Sakuku saja 50 tahun nggak pernah direalisasikan, padahal itu untuk pelajar agar tidak berdebu dan tidak becek saat hujan,” tegasnya. (ami)

Warga Muara Badak Tolak Pertamina

Kamis, 26/07/2018

TOLAK PERTAMINA : Puluhan warga Muara Badak saat berunjukrasa menolak kehadiran Pertamina Hulu Sangasanga jika tak mengakomodir tuntutan warga sebagai pekerja. Paska Vico Indonesia Pertamina Hulu Sangasanga akan mengoperasikan eksploitasi migas di Blok Sa

Berita Terkait


Warga Muara Badak Tolak Pertamina

TOLAK PERTAMINA : Puluhan warga Muara Badak saat berunjukrasa menolak kehadiran Pertamina Hulu Sangasanga jika tak mengakomodir tuntutan warga sebagai pekerja. Paska Vico Indonesia Pertamina Hulu Sangasanga akan mengoperasikan eksploitasi migas di Blok Sa

TENGGARONG - Rencana Pertamina Hulu Sangasanga (PHS) mengakuisisi Blok Migas Sangasanga pada 8 Agustus ditolak warga Muara Badak. Penolakan akan semakin masif jika Pertamina tidak menyetujui tuntutan warga yang selama ini disuarakan bersama Pemkab Kukar.

Tiga tuntutan itu yakni Pertamina harus berkantor dan karyawannya tinggal di Muara Badak. Kedua, Pertamina harus transparan merekrut tenaga kerja dan memprioritaskan warga Muara Badak. Terakhir, memprioritaskan produk lokal tanpa mengambil dari luar Muara Badak.

“Kami akan tolak Pertamina jika tuntutan kami tidak dipenuhi,” kata Sadaruddin, Ketua P-APDESI Muara Badak kepada Koran Kaltim.

Menurutnya, tiga tuntutan itu merupakan kesepakatan bersama warga Muara Badak yang bersinergi dengan Pemkab Kukar. “Lantas salahnya di mana itu? Semuanya bagus untuk kesejahteraan warga Muara Badak,” bebernya.

Ia menjelaskan tuntutan pertama, PT Pertamina harus berkantor di Muara Badak agar Kecamatan Muara Badak berkembang selayaknya kota besar lainnya di Kaltim seperti Bontang dan Balikpapan yang berkembang karena perusahaan membangun kantor dan perumahan bagi karyawannya.

“Untuk rumah karyawan, kami bisa bantu bangunkan kemudian mereka kreditan. Tidak ada masalah,” akunya.

Yang membuat warga geram dengan Pertamina Hulu Sangasanga lantaran secara sembunyi-sembunyi merekrut tenaga kerja eks karyawan permanen Vico Indonesia di Samarinda.

Kebijakan ini seakan tidak menganggap keberadaan Pemkab Kukar dengan Disnakertrans, begitu juga dengan warga Muara Badak yang jelas tidak diberikan peluang bekerja. Padahal jika Pertamina terbuka maka warga bisa saja menerima selama alasannya logis.

“Selama ini kami tidak dianggap di daerah sendiri. Padahal jika mereka menjelaskan pasti akan diterima, misalnya Pertamina mengontrak eks Vico setahun untuk menjaga produksi tetap jalan kemudian 2019 baru membuka lapangan pekerjaan, kan penjelasan seperti itu bisa diterima,” tegasnya.

Warga, kata dia berkomitmen akan menolak Pertamina jika tuntutan tidak dikabulkan karena warga tidak ingin kejadian saat Blok Sangasanga dikelola Vico Indonesia yang menganggap warga sebagai budak. 

“Kami mengusulkan jalan perbaikan dari simpang 6 Muara Badak ke Sakuku saja 50 tahun nggak pernah direalisasikan, padahal itu untuk pelajar agar tidak berdebu dan tidak becek saat hujan,” tegasnya. (ami)

 

Berita Terkait

PDI Perjuangan Yakin Edi Damansyah Masih Bisa Maju Pilkada Kukar

Pemkot Samarinda Kirim Bantuan ke Mahakam Ulu, Andi Harun Tegaskan Tak Biarkan Bupati dan Wakilnya Menanggung Beban Sendirian

Ledakan Smalter Sangasanga Akibat Aliran Pendingin Buangan Macet

Banjir Semakin Meluas, 42 Kampung di Mahakam Ulu Tergenang

Aksi Demonstrasi Korban Bekas Lubang Tambang di Polda Kaltim Berakhir Ricuh, Enam Mahasiswa Terluka

Besok, Ustadz Abdul Somad jadi Khatib Salat Jumat dan Isi Tablik Akbar di Masjid Al Qadar Tenggarong

Banjir di Mahulu Sudah Setinggi Empat Meter, BPBD Kaltim Kerahkan Personel untuk Evakuasi

Mahulu Diterjang Banjir, Lima Kecamatan Terendam Imbas Limpahan Air dari Ulu Mahakam dan Sungai Boh Malinau

P2LH-SDA Unmul Sudah Ambil Sampel Air SKM yang Berwarna Hijau

Pasar Baqa di Samarinda Seberang Diresmikan, Fasilitasnya Dilengkapi Masjid dan Lift Khusus Barang

Bermula dari Cekcok, Empat Pelaku Penganiayaan Anak di Samboja Ditangkap Polisi

Tiga Hari Air SKM Samarinda Berubah Warna

Bayi Perempuan Dibungkus Kain Putih Ditemukan di Semak Belukar, Polisi Selidiki Sekitar TKP Cari Pelaku

Empat Tersangka Penggerebekan saat Pesta Narkoba di Penginapan Samarinda Seberang Berpotensi Direhab

Pemkot Samarinda Luncurkan Aplikasi Perjalanan Dinas, Andi Harun: Meminimalkan Praktik Tidak Benar

Jalinan Asmara Diputus, Pria 30 Tahun Sebar Cuplikan Video Hubungan Intim dengan Mahasiswi di Samarinda

Hujan Deras Sejak Pagi Tadi, Kecamatan Long Apari Dilanda Banjir, Pipa Air Bersih Kampung Long Kerioq Terancam Putus

Pj Gubernur Bakal Evaluasi BKT, KIP Kaltim Sebut Langkah yang Tepat

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.