SAMARINDA – Sejumlah pembangunan saat ini tengah dikebut oleh Pemprov Kaltim khususnya menjelang berakhirnya pemerintahan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak. Salah satunya, Awang sangat optimis dalam membangun Transmart dan telah melakukan groundbreaking tahun lalu. 

Menyikapi hal itu, Direktur LSM Kelompok Pekerja (Pokja) 30 Carolus Tuah meminta Pemprov Kaltim tidak selalu terburu-buru dalam melakukan groundbreaking tanpa merampungkan secara nyata.

“Karena bahasa groundbreaking itu kan bahasa asing, tidak lebih seperti syukuran atau tasmiyahan. Jangan sampai groundbreaking itu justru sia-sia dilakukan tanpa pencapaian target yang jelas,” kata Tuah.

Ia justru berharap kritikan ini dapat disampaikan secara langsung oleh seluruh kandidat calon gubernur dan wakil gubernur. “Ya ini sebenarnya tantangan, apakah para kandidat itu bisa mengkritik pembangunan di Kaltim ini. Karena ke depannya salah satu di antara mereka yang akan memimpin Kaltim,” jelasnya.

Bahkan Tuah meyakini, tak satupun dari kandidat yang bakal mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mampu mengkritisi pembangunan Kaltim yang saat ini belum sesuai target.

“Khususnya dalam hal invetasi daerah. Sudah banyak saat ini lahan-lahan pertanian yang dirusak oleh pertambangan lantaran berlandaskan investasi tanpa memperhatikan dampak kerusakan lingkungan,” urainya.

Seperti diketahui sebelumnya, Awang telah mengingatkan kepada setiap daerah untuk mempermudah segala izin kepada setiap investor, dan berkaca pada industri yang berkembang di Kabupaten Morowali, Sulteng.

“Contoh saja Morowali, mereka selalu membuka peluang investor dalam menanamkan investasinya. Sehingga saat ini Sulteng terbukti menjadi daerah dengan peningkatan perekonomian tertinggi. Sehingga saya harapkan, Kaltim pun bisa demikian maju,” singkat Awang. (ms)