Jumat, 01/12/2017

Kerugian Investasi Bodong Rp105,81 T

Jumat, 01/12/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Kerugian Investasi Bodong Rp105,81 T

Jumat, 01/12/2017

JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi menyatakan investasi bodong masih marak. Kerugian akibat kegiatan tersebut terhitung cukup besar.

Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam L. Tobing, mengatakan kerugian akibat investasi bodong mencapai Rp 105,81 triliun selama periode 2007-2017. “Data itu berasal dari kepolisian,” kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis (30/11).

Beberapa kasus besar berkontribusi dalam total kerugian tersebut. Kasus Pandawa Group yang memakan korban 549 ribu itu menyebabkan kerugian Rp 3,8 triliun. Pandawa saat itu menawarkan bunga 10 persen.

Ada pula kasus First Travel yang menimbulkan kerugian Rp 800 miliar dari korban sebanyak 58,6 ribu. First Travel menawarkan umrah seharga Rp 8,8 juta untuk paket milad dan Rp 14,4 juta untuk paket promo.

Investasi bodong lain yang menimbulkan kerugian besar dilakukan PT Cakrabuana Sukses Indonesia. Perusahaan yang menawarkan investasi konsorsium mendulang emas dengan investasi sebesar 5 persen itu menimbulkan kerugian Rp 1,6 triliun.

Tongam mengatakan maraknya investasi bodong disebabkan rendahnya literasi keuangan masyarakat. Hingga saat ini, baru 29,66 persen masyarakat yang sudah memahami. Literasi yang rendah tidak berhubungan dengan tingkat pendidikan masyarakat. “Ada juga yang pintar tapi masih juga terlibat investasi ilegal,” katanya.

Penyebab lainnya adalah sikap masyarakat yang cenderung mudah tergiur keuntungan besar. Para pelaku investasi bodong biasanya akan menawarkan keuntungan besar yang tidak wajar dalam waktu cepat. Sejumlah pelaku bahkan mencatut nama tokoh agama atau tokoh masyarakat. “Masyarakat kan biasanya lebih percaya kalau ada tokoh seperti itu,” ujar Tongam.

Tongam mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap investasi bodong. Mereka diminta mencurigai penawaran keuntungan yang terlalu tinggi dalam waktu singkat. Masyarakat juga diminta selalu mengecek legalitas lembaga tempat berinvestasi. (tco)


Kerugian Investasi Bodong Rp105,81 T

Jumat, 01/12/2017

Berita Terkait


Kerugian Investasi Bodong Rp105,81 T

JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi menyatakan investasi bodong masih marak. Kerugian akibat kegiatan tersebut terhitung cukup besar.

Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam L. Tobing, mengatakan kerugian akibat investasi bodong mencapai Rp 105,81 triliun selama periode 2007-2017. “Data itu berasal dari kepolisian,” kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis (30/11).

Beberapa kasus besar berkontribusi dalam total kerugian tersebut. Kasus Pandawa Group yang memakan korban 549 ribu itu menyebabkan kerugian Rp 3,8 triliun. Pandawa saat itu menawarkan bunga 10 persen.

Ada pula kasus First Travel yang menimbulkan kerugian Rp 800 miliar dari korban sebanyak 58,6 ribu. First Travel menawarkan umrah seharga Rp 8,8 juta untuk paket milad dan Rp 14,4 juta untuk paket promo.

Investasi bodong lain yang menimbulkan kerugian besar dilakukan PT Cakrabuana Sukses Indonesia. Perusahaan yang menawarkan investasi konsorsium mendulang emas dengan investasi sebesar 5 persen itu menimbulkan kerugian Rp 1,6 triliun.

Tongam mengatakan maraknya investasi bodong disebabkan rendahnya literasi keuangan masyarakat. Hingga saat ini, baru 29,66 persen masyarakat yang sudah memahami. Literasi yang rendah tidak berhubungan dengan tingkat pendidikan masyarakat. “Ada juga yang pintar tapi masih juga terlibat investasi ilegal,” katanya.

Penyebab lainnya adalah sikap masyarakat yang cenderung mudah tergiur keuntungan besar. Para pelaku investasi bodong biasanya akan menawarkan keuntungan besar yang tidak wajar dalam waktu cepat. Sejumlah pelaku bahkan mencatut nama tokoh agama atau tokoh masyarakat. “Masyarakat kan biasanya lebih percaya kalau ada tokoh seperti itu,” ujar Tongam.

Tongam mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap investasi bodong. Mereka diminta mencurigai penawaran keuntungan yang terlalu tinggi dalam waktu singkat. Masyarakat juga diminta selalu mengecek legalitas lembaga tempat berinvestasi. (tco)


 

Berita Terkait

Warga Keluhkan Mahalnya Tarif Parkir di Tepian Mahakam, Dishub Sebut Risiko Pengunjung

Listrik di Desa Long Iram Kembali Normal Pasca Banjir Besar di Mahulu

Sabu Seberat 6 Kg Disembunyikan di Hutan Pulau Kakaban, Polres Berau Amankan Dua Tersangka

Hendak Masuk Sekolah, Siswi SMK di Balikpapan Utara Terseret Banjir Sejauh 30 Meter Pagi Tadi

Warga Teluk Bayur Ditemukan Tewas Berlumuran Darah di Kamarnya Dini Hari Tadi

Aksi Dua Pria Rampas Ponsel Bocah di Warung Sembako Samarinda Seberang Viral di Medsos, Satu Pelaku Sudah Diamankan

Proyek Pembangunan Pasar Pagi Samarinda Diklaim Mulai Dikerjakan, DPUPR Optimis Sesuai Target

PDI Perjuangan Yakin Edi Damansyah Masih Bisa Maju Pilkada Kukar

Pemkot Samarinda Kirim Bantuan ke Mahakam Ulu, Andi Harun Tegaskan Tak Biarkan Bupati dan Wakilnya Menanggung Beban Sendirian

Ledakan Smalter Sangasanga Akibat Aliran Pendingin Buangan Macet

Banjir Semakin Meluas, 42 Kampung di Mahakam Ulu Tergenang

Aksi Demonstrasi Korban Bekas Lubang Tambang di Polda Kaltim Berakhir Ricuh, Enam Mahasiswa Terluka

Besok, Ustadz Abdul Somad jadi Khatib Salat Jumat dan Isi Tablik Akbar di Masjid Al Qadar Tenggarong

Banjir di Mahulu Sudah Setinggi Empat Meter, BPBD Kaltim Kerahkan Personel untuk Evakuasi

Mahulu Diterjang Banjir, Lima Kecamatan Terendam Imbas Limpahan Air dari Ulu Mahakam dan Sungai Boh Malinau

P2LH-SDA Unmul Sudah Ambil Sampel Air SKM yang Berwarna Hijau

Pasar Baqa di Samarinda Seberang Diresmikan, Fasilitasnya Dilengkapi Masjid dan Lift Khusus Barang

Bermula dari Cekcok, Empat Pelaku Penganiayaan Anak di Samboja Ditangkap Polisi

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.