Selasa, 29/04/2025

Cuaca Tak Menentu di Samarinda, BMKG Ungkap Penyebabnya

Selasa, 29/04/2025

Prakira cuaca di Kota Samarinda, menunjukkan masih ada awan hitam pasca hujan.(Ainur/Korankaltim.com)

Share
Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Cuaca Tak Menentu di Samarinda, BMKG Ungkap Penyebabnya

Selasa, 29/04/2025

logo

Prakira cuaca di Kota Samarinda, menunjukkan masih ada awan hitam pasca hujan.(Ainur/Korankaltim.com)

Penulis: Ainur Rofiah

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Cuaca panas terik yang tiba-tiba disusul hujan lebat menjadi pemandangan umum di Kota Samarinda dalam dua pekan terakhir di bulan April.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Samarinda pun telah mengonfirmasi periode April hingga Mei merupakan penghujung musim hujan.

Prakirawan Cuaca BMKG Samarinda, Wiwi Indasari Azis menjelaskan bahwa saat ini wilayah Kalimantan Timur tengah memasuki masa transisi menuju musim kemarau.

“Jadi bulan April, Mei dan Juni merupakan masa transisi menuju kemarau. Karena Juni akhir di Kaltim itu sudah memasuki musim kemarau,” ucapnya kepada Korankaltim.com, Selasa (29/4/2025).

Tak menentunya cuaca dua pekan belakangan ini disebutkan, lantaran terjadinya pengumpulan awan hitam yang disebabkan oleh angin.

“Tak menentunya hujan, misal pagi atau malam tiba-tiba hujan, trus siang hari juga, itu karena faktor konvergensi di wilayah Kaltim,” terangnya.

“Ada pengumpulan awan yang menyebabkan hujan. Makanya sering terjadi pas terik atau cerah tiba-tiba awannya tebal dan hujan besar. Sederhananya karena arah angin,” tegasnya.

Wiwi menegaskan, konvergensi dalam cuaca adalah pertemuan massa udara yang masing-masing membawa uap air, sehingga memicu pembentukan awan cumulonimbus atau awan hitam yang berpotensi hujan deras.

Sementara banyak anggapan masyarakat yang menyebut hujan lebat sebagai satu-satunya penyebab banjir di sejumlah titik.

“Curah hujan tidak cukup tinggi, untuk wilayah Samarinda selama bulan April ini paling banyak 20-40 milimeter. Itu seharusnya tidak menyebabkan banjir,” imbuhnya.

Meski belum ada analisis mendalam, pihaknya memungkinkan pasangnya air jadi faktor pendukung terjadinya banjir di Samarinda. Air pasang dan ditambah hujan lebat yang turun merupakan kombinasi terciptanya genangan didalam kota.

Prediksi kondisi cuaca di bulan Mei, Wiwi menyebutkan masih akan sama hingga dipertengahan bulan Juni mendatang.

“Mei masih sama, pengujan juga. Jadi masih harus diwaspadai, karena untuk peringatan dini kami selalu update, dan hampir seluruh wilayah Kaltim di 21-30 April potensi hujan lebat,” pungkasnya.


Editor: Erwin


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.