Kamis, 07/09/2017

Masih Ada Nelayan Gunakan Pukat Harimau

Kamis, 07/09/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Masih Ada Nelayan Gunakan Pukat Harimau

Kamis, 07/09/2017

SAMARINDA - Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kaltim, Nur Sigit menyayangkan penggunaan pukat harimau atau trawl dalam kegiatan penangkapan ikan. Menurutnya hal tersebut merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab.

“Ya kalau diteruskan berakibat pada kerusakan ekologi. Dampaknya bisa menurunkan penghasilan nelayan juga,” kata Nur Sigit belum lama ini.

Namun demikian ia mengaku, tidak mudah memberikan pemahaman kepada nelayan. Karena kata dia mereka sudah terbiasa.

“Malah saat kami coba mengingatka kami diminta mengganti alat yang mereka gunakan,” kata Nur.

Untuk itu, pihaknya tak bosan terus melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada seluruh komponen di Kaltim untuk menyadarkan nelayan dengan tidak menggunakan metode yang justru dapat merusak lingkungan tersebut.

Meski belum bisa memetakan kerusakan pasti akibat pukat harimau, namun dia mengaku khawatir jika nelayan terus melakukan metode itu. “Di beberapa daerah di Kaltim sudha ada yang memang kebanyakan nelayannya pakai itu, kami terus sampaikan agar bisa beralih ke metode yang lebih ramah,” ungkapnya. 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti tegas melarang penggunaan alat tangkap ikan ini. Banyak dampak negatif dibanding dengan postifnya. (rs)


Masih Ada Nelayan Gunakan Pukat Harimau

Kamis, 07/09/2017

Berita Terkait


Masih Ada Nelayan Gunakan Pukat Harimau

SAMARINDA - Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kaltim, Nur Sigit menyayangkan penggunaan pukat harimau atau trawl dalam kegiatan penangkapan ikan. Menurutnya hal tersebut merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab.

“Ya kalau diteruskan berakibat pada kerusakan ekologi. Dampaknya bisa menurunkan penghasilan nelayan juga,” kata Nur Sigit belum lama ini.

Namun demikian ia mengaku, tidak mudah memberikan pemahaman kepada nelayan. Karena kata dia mereka sudah terbiasa.

“Malah saat kami coba mengingatka kami diminta mengganti alat yang mereka gunakan,” kata Nur.

Untuk itu, pihaknya tak bosan terus melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada seluruh komponen di Kaltim untuk menyadarkan nelayan dengan tidak menggunakan metode yang justru dapat merusak lingkungan tersebut.

Meski belum bisa memetakan kerusakan pasti akibat pukat harimau, namun dia mengaku khawatir jika nelayan terus melakukan metode itu. “Di beberapa daerah di Kaltim sudha ada yang memang kebanyakan nelayannya pakai itu, kami terus sampaikan agar bisa beralih ke metode yang lebih ramah,” ungkapnya. 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti tegas melarang penggunaan alat tangkap ikan ini. Banyak dampak negatif dibanding dengan postifnya. (rs)


 

Berita Terkait

Sabu Seberat 6 Kg Disembunyikan di Hutan Pulau Kakaban, Polres Berau Amankan Dua Tersangka

Hendak Masuk Sekolah, Siswi SMK di Balikpapan Utara Terseret Banjir Sejauh 30 Meter Pagi Tadi

Warga Teluk Bayur Ditemukan Tewas Berlumuran Darah di Kamarnya Dini Hari Tadi

Aksi Dua Pria Rampas Ponsel Bocah di Warung Sembako Samarinda Seberang Viral di Medsos, Satu Pelaku Sudah Diamankan

Proyek Pembangunan Pasar Pagi Samarinda Diklaim Mulai Dikerjakan, DPUPR Optimis Sesuai Target

PDI Perjuangan Yakin Edi Damansyah Masih Bisa Maju Pilkada Kukar

Pemkot Samarinda Kirim Bantuan ke Mahakam Ulu, Andi Harun Tegaskan Tak Biarkan Bupati dan Wakilnya Menanggung Beban Sendirian

Ledakan Smalter Sangasanga Akibat Aliran Pendingin Buangan Macet

Banjir Semakin Meluas, 42 Kampung di Mahakam Ulu Tergenang

Aksi Demonstrasi Korban Bekas Lubang Tambang di Polda Kaltim Berakhir Ricuh, Enam Mahasiswa Terluka

Besok, Ustadz Abdul Somad jadi Khatib Salat Jumat dan Isi Tablik Akbar di Masjid Al Qadar Tenggarong

Banjir di Mahulu Sudah Setinggi Empat Meter, BPBD Kaltim Kerahkan Personel untuk Evakuasi

Mahulu Diterjang Banjir, Lima Kecamatan Terendam Imbas Limpahan Air dari Ulu Mahakam dan Sungai Boh Malinau

P2LH-SDA Unmul Sudah Ambil Sampel Air SKM yang Berwarna Hijau

Pasar Baqa di Samarinda Seberang Diresmikan, Fasilitasnya Dilengkapi Masjid dan Lift Khusus Barang

Bermula dari Cekcok, Empat Pelaku Penganiayaan Anak di Samboja Ditangkap Polisi

Tiga Hari Air SKM Samarinda Berubah Warna

Bayi Perempuan Dibungkus Kain Putih Ditemukan di Semak Belukar, Polisi Selidiki Sekitar TKP Cari Pelaku

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.