Selasa, 05/09/2017
Selasa, 05/09/2017
ILUSTRASI/NET
Selasa, 05/09/2017
ILUSTRASI/NET
SAMARINDA - Dinas Tenaga Kerja dan Trasnmigrasi (Disnakertrans) Kaltim mencatat angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Kaltim mencapai 2.204 orang pekerja. Dalam catatan yang dihimpun hingga Juli 2017 tersebut, Paser dinobatkan sebagai daerah dengan PHK tertinggi yakni 605 orang. Sementara Balikpapan, menjadi daerah dengan PHK terendah yakni 79 orang. Sedangkan Kutai Timur dan Mahakam Ulu belum terdekteksi.
Kepala Disnakertrans Kaltim Fathul Halim mengatakan, angka PHK itu merupakan hasil laporan dari Disnaker kabupaten/kota. Dan jika
dibandingkan dengan PHK tahun 2016 diprediksi menurun, sebab hingga Desember 2016 PHK tercatat sebanyak 11.200 pekerja.
“Untuk kota besar seperti Samarinda angka PHK 332 orang dan Kukar 339 orang. Balikpapan sesuai laporan yang kami terima lebih sedikit,” ujar Fathul dikonfirmasi Koran Kaltim Senin (4/9) kemarin.
Dari data tersebut, Fathul bahkan memperkirakan angkanya masih bisa bertambah pada periode semester pertama 2017. Pasalnya, data itu hanya untuk mereka yang di PHK dan tercatat.
Sementara untuk bidang usaha yang melakukan PHK mencakup perkebunan, pertambangan, asuransi hingga keuangan.
“Namun untuk rekapitulasi seperti pertambangan berapa yang di PHK, perkebunan dan sebagainya, masih kami susun,” tambahnya.
PHK memang kerap menjadi momok untuk pekerja, karenanya dengan adanya PHK tersebut secara otomatis menambah jumlah pengangguran di Kaltim.
Fathul membeber keadaan ketenagakerjaan per Februari 2017 berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim pada Februari 2016 hingga 2017 menunjukkan, jumlah pengangguran mengalami penurunan 8,55 persen atau 143.617 orang. “Jumlah angkatan kerja kita juga bertambah menjadi 1.678.913 orang dari sebelumnya 1.650.377 orang. Artinya orang yang bekerja jumlahnya naik 28.536 orang,” bebernya.
Mantan Kabag Perlengkapan Setprov Kaltim ini pun membeber, masyarakat Kaltim yang bekerja sesuai dengan jenjang pendidikan. Penduduk jenjang pendidikan SD yang bekerja berjumlah 452.651, SMP 232.657, SMA/SMK 574.951 dan diploma/sarjana 275.037 orang.
“Pengangguran dari jenjang pendidikan rata-rata juga menurun,” imbuhnya. Dimana pengangguran jenjang pendidikan pada 2016 yakni SD 7,21 persen, SMP 8,85 persen, dan SMA/SMK/PT 9,88 persen. Hanya SD yang alami kenaikan pengangguran yakni 8,82 persen. Sisanya justru menurun seperti SMP 7,67 persen dan SMA/SMK serta pendidikan tinggi 8,65 persen. (rs)
ILUSTRASI/NET
SAMARINDA - Dinas Tenaga Kerja dan Trasnmigrasi (Disnakertrans) Kaltim mencatat angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Kaltim mencapai 2.204 orang pekerja. Dalam catatan yang dihimpun hingga Juli 2017 tersebut, Paser dinobatkan sebagai daerah dengan PHK tertinggi yakni 605 orang. Sementara Balikpapan, menjadi daerah dengan PHK terendah yakni 79 orang. Sedangkan Kutai Timur dan Mahakam Ulu belum terdekteksi.
Kepala Disnakertrans Kaltim Fathul Halim mengatakan, angka PHK itu merupakan hasil laporan dari Disnaker kabupaten/kota. Dan jika
dibandingkan dengan PHK tahun 2016 diprediksi menurun, sebab hingga Desember 2016 PHK tercatat sebanyak 11.200 pekerja.
“Untuk kota besar seperti Samarinda angka PHK 332 orang dan Kukar 339 orang. Balikpapan sesuai laporan yang kami terima lebih sedikit,” ujar Fathul dikonfirmasi Koran Kaltim Senin (4/9) kemarin.
Dari data tersebut, Fathul bahkan memperkirakan angkanya masih bisa bertambah pada periode semester pertama 2017. Pasalnya, data itu hanya untuk mereka yang di PHK dan tercatat.
Sementara untuk bidang usaha yang melakukan PHK mencakup perkebunan, pertambangan, asuransi hingga keuangan.
“Namun untuk rekapitulasi seperti pertambangan berapa yang di PHK, perkebunan dan sebagainya, masih kami susun,” tambahnya.
PHK memang kerap menjadi momok untuk pekerja, karenanya dengan adanya PHK tersebut secara otomatis menambah jumlah pengangguran di Kaltim.
Fathul membeber keadaan ketenagakerjaan per Februari 2017 berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim pada Februari 2016 hingga 2017 menunjukkan, jumlah pengangguran mengalami penurunan 8,55 persen atau 143.617 orang. “Jumlah angkatan kerja kita juga bertambah menjadi 1.678.913 orang dari sebelumnya 1.650.377 orang. Artinya orang yang bekerja jumlahnya naik 28.536 orang,” bebernya.
Mantan Kabag Perlengkapan Setprov Kaltim ini pun membeber, masyarakat Kaltim yang bekerja sesuai dengan jenjang pendidikan. Penduduk jenjang pendidikan SD yang bekerja berjumlah 452.651, SMP 232.657, SMA/SMK 574.951 dan diploma/sarjana 275.037 orang.
“Pengangguran dari jenjang pendidikan rata-rata juga menurun,” imbuhnya. Dimana pengangguran jenjang pendidikan pada 2016 yakni SD 7,21 persen, SMP 8,85 persen, dan SMA/SMK/PT 9,88 persen. Hanya SD yang alami kenaikan pengangguran yakni 8,82 persen. Sisanya justru menurun seperti SMP 7,67 persen dan SMA/SMK serta pendidikan tinggi 8,65 persen. (rs)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.