Rabu, 28/11/2018
Rabu, 28/11/2018
BERI KETERANGAN: Dinamisator Jatam Kaltim Pradarma Rupang saat menunjukan foto salah satu bagian kantor Sekretariat Jatam Kaltim yang diduga dirusak oknum tak bertanggung jawab. ( rusdi / koran kaltim )
Rabu, 28/11/2018
BERI KETERANGAN: Dinamisator Jatam Kaltim Pradarma Rupang saat menunjukan foto salah satu bagian kantor Sekretariat Jatam Kaltim yang diduga dirusak oknum tak bertanggung jawab. ( rusdi / koran kaltim )
SAMARINDA - Sekretariat Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim diduga dirusak oleh sekelompok orang.
Dinamisator Jatam Kaltim Pradarma Rupang menceritakan, peristiwa penyerangan dan pengrusakan itu terjadi pada 5 November lalu, tak lama berselang di tengah ramainya pemberitaan kasus anak mati di lubang tambang.
Rupang menceritakan kronologis kejadian, bermula sejak 4 November 2018. Sekitar pukul 17.30 WITA Jatam Kaltim mendapat kabar duka adanya seorang anak warga Tenggarong Seberang bernama Ari Wahyu Utomo (13), ditemukan telah meninggal dunia di lubang tambang.
Tim Jatam Kaltim segera diturunkan menuju rumah duka selain bermaksud melayat dan bersilaturahmi juga melakukan penggalian informasi atas kasus yang sedang terjadi.
“Setelah mengikuti proses pengajian dan berbincang-bincang dengan pihak keluarga, tim Jatam Kaltim segera kembali ke Samarinda untuk membuat rilis kasus untuk di sampaikan pada publik melalui media cetak, online, dan elekronik,” kata Rupang memulai cerita.
Keesokan harinya, pada 5 November 2018 malam sekitar pukul 20.00 WITA, Sekretariat Jatam Kaltim yang beralamat di Jl KH Wahid Hasyim II Perum Kayu Manis Blok C No 06 Kelurahan Sempaja didatangi sejumlah massa.
Berdasarkan informasi dari tetangga sekitar, kata Rupang, diperkirakan berjumlah sekitar 30 orang. Saat itu sekretariat dalam keadaan kosong tidak ada satupun aktivis Jatam Kaltim yang sedang berkantor karena memang sudah lewat jam kerja.
Mereka masih menurut tetangga menggeledah kantor Jatam hingga mendobrak pintu belakang kantor dan juga jendela kamar mess di gedung belakang kantor di rusak.
Tidak menemukan satupun aktivis Jatam, pencarian mereka lanjutkan dengan menggeledah rumah tetangga. Tidak puas sampai di situ, puluhan orang tak dikenal ini mengempesi ban motor milik salah satu staf Jatam Kaltim.
“Informasi yang kami terima, pasca penyerangan tersebut sekretariat kami kerap kali diawasi dan diintai oleh orang-orang tak dikenal baik siang dan malam,” paparnya.
Ia menyebut, berulangnya kejadian ini menandakan adanya pihak-pihak yang tidak suka dan terganggu dengan kampanye dan advokasi yang selama ini di usung oleh Jatam Kaltim.
Sebagai organisasi yang aktif mendorong pemerintah agar dilakukannya penegakan hukum atas sejumlah pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan tambang dan menindak sejumlah tambang-tambang ilegal menjadikan Jatam Kaltim harus berhadapan dengan sejumlah resiko.
“Kami belum tahu apa motif dibalik penyerangan dan pengrusakan ini. Namun Jatam Kaltim meyakini ini berkaitan dengan sejumlah laporan serta advokasi dan kampanye yang Jatam Kaltim suarakan,” ujarnya saat menggelar jumpa media di Sekretariat Pokja 30 Samarinda, kemarin.
Jatam Kaltim, kata Rupang, secara resmi telah melaporkan kepada pihak berwajib dan menyertakan sejumlah bukti yang berkaitan dengan peristiwa ini. Pasalnya, akibat dari penyerangan tersebut pintu, jendela dan sebuah motor mengalami kerusakan.
“Tadinya kami berpikir situasi dan ancaman akan berakhir namun ternyata tidak. Dan masih terus berlanjut. Itulah sebabnya akhirnya kami melaporkan hal ini kepada pihak berwajib,” ucap Rupang.
Tak ingin upaya advokasi dibayangi rasa takut dan intimidasi, Jatam Kaltim meminta kepolisian Samarinda agar mengusut kasus ini dan memproses secara hukum. (rs)
Rabu, 28/11/2018
BERI KETERANGAN: Dinamisator Jatam Kaltim Pradarma Rupang saat menunjukan foto salah satu bagian kantor Sekretariat Jatam Kaltim yang diduga dirusak oknum tak bertanggung jawab. ( rusdi / koran kaltim )
BERI KETERANGAN: Dinamisator Jatam Kaltim Pradarma Rupang saat menunjukan foto salah satu bagian kantor Sekretariat Jatam Kaltim yang diduga dirusak oknum tak bertanggung jawab. ( rusdi / koran kaltim )
SAMARINDA - Sekretariat Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim diduga dirusak oleh sekelompok orang.
Dinamisator Jatam Kaltim Pradarma Rupang menceritakan, peristiwa penyerangan dan pengrusakan itu terjadi pada 5 November lalu, tak lama berselang di tengah ramainya pemberitaan kasus anak mati di lubang tambang.
Rupang menceritakan kronologis kejadian, bermula sejak 4 November 2018. Sekitar pukul 17.30 WITA Jatam Kaltim mendapat kabar duka adanya seorang anak warga Tenggarong Seberang bernama Ari Wahyu Utomo (13), ditemukan telah meninggal dunia di lubang tambang.
Tim Jatam Kaltim segera diturunkan menuju rumah duka selain bermaksud melayat dan bersilaturahmi juga melakukan penggalian informasi atas kasus yang sedang terjadi.
“Setelah mengikuti proses pengajian dan berbincang-bincang dengan pihak keluarga, tim Jatam Kaltim segera kembali ke Samarinda untuk membuat rilis kasus untuk di sampaikan pada publik melalui media cetak, online, dan elekronik,” kata Rupang memulai cerita.
Keesokan harinya, pada 5 November 2018 malam sekitar pukul 20.00 WITA, Sekretariat Jatam Kaltim yang beralamat di Jl KH Wahid Hasyim II Perum Kayu Manis Blok C No 06 Kelurahan Sempaja didatangi sejumlah massa.
Berdasarkan informasi dari tetangga sekitar, kata Rupang, diperkirakan berjumlah sekitar 30 orang. Saat itu sekretariat dalam keadaan kosong tidak ada satupun aktivis Jatam Kaltim yang sedang berkantor karena memang sudah lewat jam kerja.
Mereka masih menurut tetangga menggeledah kantor Jatam hingga mendobrak pintu belakang kantor dan juga jendela kamar mess di gedung belakang kantor di rusak.
Tidak menemukan satupun aktivis Jatam, pencarian mereka lanjutkan dengan menggeledah rumah tetangga. Tidak puas sampai di situ, puluhan orang tak dikenal ini mengempesi ban motor milik salah satu staf Jatam Kaltim.
“Informasi yang kami terima, pasca penyerangan tersebut sekretariat kami kerap kali diawasi dan diintai oleh orang-orang tak dikenal baik siang dan malam,” paparnya.
Ia menyebut, berulangnya kejadian ini menandakan adanya pihak-pihak yang tidak suka dan terganggu dengan kampanye dan advokasi yang selama ini di usung oleh Jatam Kaltim.
Sebagai organisasi yang aktif mendorong pemerintah agar dilakukannya penegakan hukum atas sejumlah pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan tambang dan menindak sejumlah tambang-tambang ilegal menjadikan Jatam Kaltim harus berhadapan dengan sejumlah resiko.
“Kami belum tahu apa motif dibalik penyerangan dan pengrusakan ini. Namun Jatam Kaltim meyakini ini berkaitan dengan sejumlah laporan serta advokasi dan kampanye yang Jatam Kaltim suarakan,” ujarnya saat menggelar jumpa media di Sekretariat Pokja 30 Samarinda, kemarin.
Jatam Kaltim, kata Rupang, secara resmi telah melaporkan kepada pihak berwajib dan menyertakan sejumlah bukti yang berkaitan dengan peristiwa ini. Pasalnya, akibat dari penyerangan tersebut pintu, jendela dan sebuah motor mengalami kerusakan.
“Tadinya kami berpikir situasi dan ancaman akan berakhir namun ternyata tidak. Dan masih terus berlanjut. Itulah sebabnya akhirnya kami melaporkan hal ini kepada pihak berwajib,” ucap Rupang.
Tak ingin upaya advokasi dibayangi rasa takut dan intimidasi, Jatam Kaltim meminta kepolisian Samarinda agar mengusut kasus ini dan memproses secara hukum. (rs)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.