Senin, 25/03/2024
Senin, 25/03/2024
Kepala Dinkes Provinsi Kaltim, Jaya Mualimin. (Foto: Rahmat Surya/Korankaltim.com)
Senin, 25/03/2024
Kepala Dinkes Provinsi Kaltim, Jaya Mualimin. (Foto: Rahmat Surya/Korankaltim.com)
Penulis: Rahmat Surya
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Penyakit difteri ditemukan pada empat anak di Kabupaten Berau.
Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphtheriae, dengan beberapa gejalanya seperti sakit pada tenggorokan, demam dan terbentuknya lapisan di amandel.
Hal itu membuat Berau ditetapkan sebagai kawasan dengan kejadian luar biasa (KLB) mengingat kasus difteri itu menjangkit empat anak di beberapa kecamatan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur Jaya Mualimin menjelaskan, mengantisipasi adanya penyebaran difteri tersebut mereka akan melakukan perawatan dan pengobatan kepada pasien terduga difteri.
"Jika pasien itu memang positif dan terkonfirmasi segera kami lakukan vaksinasi ke seluruh daerah yang terdapat penyakit difteri," ujar Jaya Mualimin kepada Korankaltim.com Senin (25/3/2024).
"Kami lakukan respon dengan vaksinasi pada usia rentan (anak-anak sekolah), karena disana (di Berau) ada empat kasus dan yang meninggal tiga anak," ucapnya.
Dinkes berupaya semaksimal mungkin menyelesaikan vaksinasi kepada masyarakat. "Termasuk yang terduga kami ambil sampelnya untuk dikirim ke laboratorium guna memastikan, apakah yang bersangkutan itu adalah carier atau seperti apa," papar Jaya lagi.
Sebenarnya dalam pengobatan difteri agak sedikit mudah apabila cepat diketahui dan tidak terlambat.
"Karena obat-obatannya cukup dengan antibiotik, penyakit ini kan disebabkan oleh kuman, bukan virus," ucap Jaya mengakhiri.
Editor: Aspian Nur
Kepala Dinkes Provinsi Kaltim, Jaya Mualimin. (Foto: Rahmat Surya/Korankaltim.com)
Penulis: Rahmat Surya
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Penyakit difteri ditemukan pada empat anak di Kabupaten Berau.
Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphtheriae, dengan beberapa gejalanya seperti sakit pada tenggorokan, demam dan terbentuknya lapisan di amandel.
Hal itu membuat Berau ditetapkan sebagai kawasan dengan kejadian luar biasa (KLB) mengingat kasus difteri itu menjangkit empat anak di beberapa kecamatan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur Jaya Mualimin menjelaskan, mengantisipasi adanya penyebaran difteri tersebut mereka akan melakukan perawatan dan pengobatan kepada pasien terduga difteri.
"Jika pasien itu memang positif dan terkonfirmasi segera kami lakukan vaksinasi ke seluruh daerah yang terdapat penyakit difteri," ujar Jaya Mualimin kepada Korankaltim.com Senin (25/3/2024).
"Kami lakukan respon dengan vaksinasi pada usia rentan (anak-anak sekolah), karena disana (di Berau) ada empat kasus dan yang meninggal tiga anak," ucapnya.
Dinkes berupaya semaksimal mungkin menyelesaikan vaksinasi kepada masyarakat. "Termasuk yang terduga kami ambil sampelnya untuk dikirim ke laboratorium guna memastikan, apakah yang bersangkutan itu adalah carier atau seperti apa," papar Jaya lagi.
Sebenarnya dalam pengobatan difteri agak sedikit mudah apabila cepat diketahui dan tidak terlambat.
"Karena obat-obatannya cukup dengan antibiotik, penyakit ini kan disebabkan oleh kuman, bukan virus," ucap Jaya mengakhiri.
Editor: Aspian Nur
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.