Kamis, 03/10/2019

Mapel PMP Akan Diajarkan Lagi, Ini Tanggapan Guru PPKn

Kamis, 03/10/2019

Guru PPKn SMPN 2 Tenggarong Hernida ( Foto: Heriansyah / korankaltimcom)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Mapel PMP Akan Diajarkan Lagi, Ini Tanggapan Guru PPKn

Kamis, 03/10/2019

logo

Guru PPKn SMPN 2 Tenggarong Hernida ( Foto: Heriansyah / korankaltimcom)

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG -Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mewacanakan akan mengembalikan lagi mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) ke sekolah. Ini berkaitan dengan semakin merosotnya moralitas peserta didik pada era globalisasi. 

Menyikapi wacana tersebut, Hernida, salah satu guru PPKN yang mengajar di SMP Negeri 2 Tenggarong mengatakan itu memang baik dan penting. Namun tidak menjadi suatu keharusan.

"Pada dasarnya saya setuju saja kalau PMP kembali diajarkan di sekolah-sekolah. Karena menurut saya kalau PPKN ini kan materinya hanya secara gambaran umum saja tidak seperti PMP yang mengulas secara detail tentang moralitas dan kandungan isi-isi Pancasila sebagai dasar negara kita," katanya kepada KORANKALTIM.COM, Kamis (3/10/2019).

Menurut Hernida yang sudah mengajar mapel PPKn selama 10 tahun lebih, menurunnya moralitas peserta didik saat sekarang ini bukan terletak pada mata pelajaran atau peran guru saja yang mengajar di sekolah. 

Namun, lebih dipengaruhi pada faktor lingkungan pergaulan, keluarga  dan juga faktor penggunaan gawai yang tidak terkontrol.

"Kita sebenarnya menerapkan pendidikan karakter yang ada di sekolah ini sudah berjalan cukup baik, Jumat itu ada Salat Dhuha berjamaah dan pencerahan kemudian ada juga literasi setiap Senin sampai Kamis, guru-guru berbaris di depan kemudian murid-murid menyalami satu persatu, khusus hari Selasa itu khusus untuk mengaji, jadi menurut kami ya pendidikan karakter yang ada saat ini sudah mumpuni untuk pembentukan moral peserta didik kita" ungkapnya.

 Kepala Bidang Sekolah Dasar Disdikbud Kukar Tulus Sutopo menegaskan kembalinya PMP ke sekolah bukanlah kebijakan yang tepat. 

"Kalau kita lihat kebijakan Kementerian itu bolak-balik jilat lagi, buang jilat lagi buang jilat lagi, karena kajiannya itu menurut kami kurang mendalam.  Kemudian setiap kebijakannya itu selalu terburu-buru analisisnya itu pun tidak secara spesifik sehingga dengan mudahnya mengambil kebijakan padahal akibat dari kebijakan itu mengeluarkan dana miliaran.  Nanti guru seluruh Indonesia untuk PMP itu nanti kan akan digodok lagi akan dibina lagi akan dibimbing lagi," terangnya.

Tulus pun melihat sebenarnya bukan pada pendekatan PMP sehingga terjadi fenomena moral murid-murid sekarang mengalami degradasi. 

"Penguatan pendidikan karakter itu kan sudah lebih spesifik dari pada pendidikan moral Pancasila dan ada penguatan penguatan yang namanya penguatan karakter itu sudah menyangkut dari religius gotong-royong sampai cinta tanah air, yang terpenting dari lingkungan keluarga dan pergaulan sehari-hari," demikian Tulus.


Penulis:  Muhammad Heriansyah

Editor : M.Huldi

Mapel PMP Akan Diajarkan Lagi, Ini Tanggapan Guru PPKn

Kamis, 03/10/2019

Guru PPKn SMPN 2 Tenggarong Hernida ( Foto: Heriansyah / korankaltimcom)

Berita Terkait


Mapel PMP Akan Diajarkan Lagi, Ini Tanggapan Guru PPKn

Guru PPKn SMPN 2 Tenggarong Hernida ( Foto: Heriansyah / korankaltimcom)

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG -Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mewacanakan akan mengembalikan lagi mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) ke sekolah. Ini berkaitan dengan semakin merosotnya moralitas peserta didik pada era globalisasi. 

Menyikapi wacana tersebut, Hernida, salah satu guru PPKN yang mengajar di SMP Negeri 2 Tenggarong mengatakan itu memang baik dan penting. Namun tidak menjadi suatu keharusan.

"Pada dasarnya saya setuju saja kalau PMP kembali diajarkan di sekolah-sekolah. Karena menurut saya kalau PPKN ini kan materinya hanya secara gambaran umum saja tidak seperti PMP yang mengulas secara detail tentang moralitas dan kandungan isi-isi Pancasila sebagai dasar negara kita," katanya kepada KORANKALTIM.COM, Kamis (3/10/2019).

Menurut Hernida yang sudah mengajar mapel PPKn selama 10 tahun lebih, menurunnya moralitas peserta didik saat sekarang ini bukan terletak pada mata pelajaran atau peran guru saja yang mengajar di sekolah. 

Namun, lebih dipengaruhi pada faktor lingkungan pergaulan, keluarga  dan juga faktor penggunaan gawai yang tidak terkontrol.

"Kita sebenarnya menerapkan pendidikan karakter yang ada di sekolah ini sudah berjalan cukup baik, Jumat itu ada Salat Dhuha berjamaah dan pencerahan kemudian ada juga literasi setiap Senin sampai Kamis, guru-guru berbaris di depan kemudian murid-murid menyalami satu persatu, khusus hari Selasa itu khusus untuk mengaji, jadi menurut kami ya pendidikan karakter yang ada saat ini sudah mumpuni untuk pembentukan moral peserta didik kita" ungkapnya.

 Kepala Bidang Sekolah Dasar Disdikbud Kukar Tulus Sutopo menegaskan kembalinya PMP ke sekolah bukanlah kebijakan yang tepat. 

"Kalau kita lihat kebijakan Kementerian itu bolak-balik jilat lagi, buang jilat lagi buang jilat lagi, karena kajiannya itu menurut kami kurang mendalam.  Kemudian setiap kebijakannya itu selalu terburu-buru analisisnya itu pun tidak secara spesifik sehingga dengan mudahnya mengambil kebijakan padahal akibat dari kebijakan itu mengeluarkan dana miliaran.  Nanti guru seluruh Indonesia untuk PMP itu nanti kan akan digodok lagi akan dibina lagi akan dibimbing lagi," terangnya.

Tulus pun melihat sebenarnya bukan pada pendekatan PMP sehingga terjadi fenomena moral murid-murid sekarang mengalami degradasi. 

"Penguatan pendidikan karakter itu kan sudah lebih spesifik dari pada pendidikan moral Pancasila dan ada penguatan penguatan yang namanya penguatan karakter itu sudah menyangkut dari religius gotong-royong sampai cinta tanah air, yang terpenting dari lingkungan keluarga dan pergaulan sehari-hari," demikian Tulus.


Penulis:  Muhammad Heriansyah

Editor : M.Huldi

 

Berita Terkait

Polisi Tunggu Hasil Assessment Empat Remaja yang Diduga Pesta Narkoba di Samarinda Seberang

Tiga Rumah di Balikpapan Selatan Hangus Terbakar Petang Tadi

Mantan Napi Kasus Curanmor Diringkus Polisi Usai Setubuhi Anak Dibawah Umur Berkebutuhan Khusus di Samarinda

Hewan Kurban di Berau Mulai Dilakukan Pengecekan Kesehatan, Termasuk 100 Ekor Sapi Asal Sulawesi

Bupati Canangkan BBGRM ke-XXI

Bak IPA Palaran, Bukuan dan Bantuas Bakal Dikuras, Warga Daerah Terdampak Diimbau Tampung Air

DPRD dan DPPKB Samarinda Bahas Stunting, Orangtua Diimbau Bawa Bayi dan Balita ke Posyandu

Penganiayaan Anak 13 Tahun di Balikpapan, Kuasa Hukum Korban Desak Kepolisian Tangkap Pelaku

Tiga Event Besar Bakal Meriahkan HUT ke-11 Mahulu, Termasuk Festival Hudoq Pekayang

Revitalisasi Bangunan Plaza 21 Samarinda Dinilai Berpotensi Meningkatkan PAD

Tiga Pelaku Pembobol Rumah di Samboja Ditangkap, Uang Curian Rp120 Juta untuk Foya-Foya

Penertiban Iklan Reklame Rokok di Balikpapan Dilakukan Bertahap

Hadiri Seminar Nasional OIKN, Distransnaker Harap Putra-Putri Kukar Bisa Terserap Maksimal

Api Membara di Gudang Datasemen Gegana Brimob Polda Kaltim Tadi Malam

Kepala OIKN Lantik Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Jabatan Fungsional dan 18 Jabatan Pelaksana di HPK Nusantara

Dibagi jadi Empat Kloter, 627 Calon Jemaah Haji Samarinda Dilepas Secara Simbolis di Masjid Darunni’mah Sungai Kunjang

Penipuan Berkedok Tawaran Jasa Modeling di Balikpapan Terbongkar, Pelaku Ditangkap di Bogor

Kukar Raih WTP 6 Kali Berturut-turut, Ketua DPRD Kukar Ucapkan Selamat kepada Pemerintah dan Masyarakat

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.