Selasa, 10/09/2019

Kakek 63 Tahun Cabuli Cucu Tiri Berkali-kali di Rumahnya

Selasa, 10/09/2019

Kakek 63 tahun yang hari-harinya kerja sebagai sopir angkot tega cabuli cucu tirinya berkali-kali dan saat ini telah diamankan di Polresta Samarinda Selasa (10/9) kemarin. (Foto: Nancy/korankaltim.com)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Kakek 63 Tahun Cabuli Cucu Tiri Berkali-kali di Rumahnya

Selasa, 10/09/2019

logo

Kakek 63 tahun yang hari-harinya kerja sebagai sopir angkot tega cabuli cucu tirinya berkali-kali dan saat ini telah diamankan di Polresta Samarinda Selasa (10/9) kemarin. (Foto: Nancy/korankaltim.com)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Selama dua tahun tepatnya sejak tahun 2017 silam, Melati, nama samaran, harua jadi pelampiasan nafsu birahi kakeknya sendiri yang sudah berusia 69 tahun.

Kasus ini terungkap 12 Agustus bulan lalu. Kejadian ini bermula korban yang tinggal bersama kakek dan neneknya semasa sang nenek masih hidup dan meninggal pada awal Januari 2019.

Di rumah Melati yang berusia 15 tahun

tidur bersama dengan sang nenek saat masih duduk dibangku kelas 6 Sekolah Dasar (SD) dengan kamar yang berbeda dengan si kakek.

Nah, saat itu korban pernah mengatakan perbuatan sang kakek kepada neneknya, tetapi neneknya hanya mengatakan nanti kita pukul dia.

Tetapi, saat nenek korban meninggal, si korban tersebut tetap tidur di kamar yang biasanya dirinya tidur bersama dengan neneknya.

Tetapi, setelah nenek korban meninggal tante korban saudara dari ibu korban tersebut yang memang tinggal di rumah tersebut lantai dua, turun kebawah untuk tidur bersama dengan keponakannya dengan ranjang berbeda.

Suatu ketika saat sedang tidur malam hari, sang kakek tiba-tiba masuk ke kamar korban yang memang tak dikunci karena tak ada grendelnya.

Tetapi, sang tante tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh sang kakek tersebut, sehingga langsung menanyakan kepada si kakek apa yang sedang dilakukannya dan kakek menjawab jika dirinya ingin melihat foto dari nenek karena kangen.

Kemudian, tante korban langsung mengarakan, kenapa harus di kamar karena di luar pun terpajang foto sang nenek, saat itu si kakek langsung keluar dan si kakek sempat membangunkan korban dan menggerayanginya, tetapi korban pura-pura tidur.

Nah, saat dipergoki oleh tante korban, kamar tersebut kemudian di pasang grendel.

"Setelah itu, tantenya ini pernah melihat korban sedang duduk saat pagi hari, kemudian si kakek ini berdiri disampingnya dan tangan itu menggerayangi korban, yang saat itu juga korban menepis tangan si kakek. Saat itu, kakek langsung menarik korban kamar si kakek, melihat itu tante korban curiga dan berpura-pura menggedor kamar korban, saat itu si kakek langsung kembali ke ruang tengah," ungkap Kasat Reskrim Polresta Samarinda, AKP Damus Asa melalui Kanit PPA, Iptu Reihard Nixon Selasa (10/9) kemarin.

Saat itulah tambah dia, tante korban langsung memberitahu ibu korban apa yang dilakukan oleh si kakek, tetapi sang ibu tidak beraksi hanya diam saja.

"Ibunya itu tidak bereaksi, hanya diam seperti tidak percaya kalau kakeknya itu melakukan itu dan ibu korban langsung menanyakan ke kepada korban, tetapi tidak mengaku. Karena masih belum yakin, tiba-tiba korban mengatakan ada syaratnya, tapi mamah jangan marah dan saat diberitahu ibu korban pun belum yakin juga saat itu," bebernya.

Lebih lanjut dijelaskannya, ibu korban baru yakin saat 12 Agustus lalu bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha terakhir korban dicabuli oleh sang kakek. 

"Korban ini dibohongi oleh kakeknya kalau korban sekolah tidak ada libur, kemudian dibawa keliling dan saat kembali kerumah itulah kakek ini mencabuli cucunya. Jadi, kakek ini cabuli cucunya setiap pagi sebelum berangkat sekolah," terangnya.

Dan untuk lebih meyakinkan dirinya ibu korban ini langsung membawa sang anak ke psikolog, apakah benar dicabuli dan ternyata terungkap jika selama ini korban telah dicabuli oleh sang kakek.

"Jadi, ibunya bilang kenapa kamu mau, karena anak ini pengen sekali sekolah, diancam oleh kakeknya tidak akan disekolahkan lagi," imbuhnya.

Akhirnya sang ibu langsung melaporkan hal tersebut kepada Kepolisian Polresta Samarinda pada 19 Agustus lalu dirumah dan diamankan pada 4 September di rumahnya di daerah Sambutan.

"Tetapi hingga saat ini sang kakek belum mengakui perbuatannya, padahal berdasarkan hasil visum sudah jelas dan ada bukti serta saksi. Ya, tidak masalah tidak mengaku," pungkasnya. (*)


Penulis: Nancy

Editor: Aspian Nur

Kakek 63 Tahun Cabuli Cucu Tiri Berkali-kali di Rumahnya

Selasa, 10/09/2019

Kakek 63 tahun yang hari-harinya kerja sebagai sopir angkot tega cabuli cucu tirinya berkali-kali dan saat ini telah diamankan di Polresta Samarinda Selasa (10/9) kemarin. (Foto: Nancy/korankaltim.com)

Berita Terkait


Kakek 63 Tahun Cabuli Cucu Tiri Berkali-kali di Rumahnya

Kakek 63 tahun yang hari-harinya kerja sebagai sopir angkot tega cabuli cucu tirinya berkali-kali dan saat ini telah diamankan di Polresta Samarinda Selasa (10/9) kemarin. (Foto: Nancy/korankaltim.com)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Selama dua tahun tepatnya sejak tahun 2017 silam, Melati, nama samaran, harua jadi pelampiasan nafsu birahi kakeknya sendiri yang sudah berusia 69 tahun.

Kasus ini terungkap 12 Agustus bulan lalu. Kejadian ini bermula korban yang tinggal bersama kakek dan neneknya semasa sang nenek masih hidup dan meninggal pada awal Januari 2019.

Di rumah Melati yang berusia 15 tahun

tidur bersama dengan sang nenek saat masih duduk dibangku kelas 6 Sekolah Dasar (SD) dengan kamar yang berbeda dengan si kakek.

Nah, saat itu korban pernah mengatakan perbuatan sang kakek kepada neneknya, tetapi neneknya hanya mengatakan nanti kita pukul dia.

Tetapi, saat nenek korban meninggal, si korban tersebut tetap tidur di kamar yang biasanya dirinya tidur bersama dengan neneknya.

Tetapi, setelah nenek korban meninggal tante korban saudara dari ibu korban tersebut yang memang tinggal di rumah tersebut lantai dua, turun kebawah untuk tidur bersama dengan keponakannya dengan ranjang berbeda.

Suatu ketika saat sedang tidur malam hari, sang kakek tiba-tiba masuk ke kamar korban yang memang tak dikunci karena tak ada grendelnya.

Tetapi, sang tante tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh sang kakek tersebut, sehingga langsung menanyakan kepada si kakek apa yang sedang dilakukannya dan kakek menjawab jika dirinya ingin melihat foto dari nenek karena kangen.

Kemudian, tante korban langsung mengarakan, kenapa harus di kamar karena di luar pun terpajang foto sang nenek, saat itu si kakek langsung keluar dan si kakek sempat membangunkan korban dan menggerayanginya, tetapi korban pura-pura tidur.

Nah, saat dipergoki oleh tante korban, kamar tersebut kemudian di pasang grendel.

"Setelah itu, tantenya ini pernah melihat korban sedang duduk saat pagi hari, kemudian si kakek ini berdiri disampingnya dan tangan itu menggerayangi korban, yang saat itu juga korban menepis tangan si kakek. Saat itu, kakek langsung menarik korban kamar si kakek, melihat itu tante korban curiga dan berpura-pura menggedor kamar korban, saat itu si kakek langsung kembali ke ruang tengah," ungkap Kasat Reskrim Polresta Samarinda, AKP Damus Asa melalui Kanit PPA, Iptu Reihard Nixon Selasa (10/9) kemarin.

Saat itulah tambah dia, tante korban langsung memberitahu ibu korban apa yang dilakukan oleh si kakek, tetapi sang ibu tidak beraksi hanya diam saja.

"Ibunya itu tidak bereaksi, hanya diam seperti tidak percaya kalau kakeknya itu melakukan itu dan ibu korban langsung menanyakan ke kepada korban, tetapi tidak mengaku. Karena masih belum yakin, tiba-tiba korban mengatakan ada syaratnya, tapi mamah jangan marah dan saat diberitahu ibu korban pun belum yakin juga saat itu," bebernya.

Lebih lanjut dijelaskannya, ibu korban baru yakin saat 12 Agustus lalu bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha terakhir korban dicabuli oleh sang kakek. 

"Korban ini dibohongi oleh kakeknya kalau korban sekolah tidak ada libur, kemudian dibawa keliling dan saat kembali kerumah itulah kakek ini mencabuli cucunya. Jadi, kakek ini cabuli cucunya setiap pagi sebelum berangkat sekolah," terangnya.

Dan untuk lebih meyakinkan dirinya ibu korban ini langsung membawa sang anak ke psikolog, apakah benar dicabuli dan ternyata terungkap jika selama ini korban telah dicabuli oleh sang kakek.

"Jadi, ibunya bilang kenapa kamu mau, karena anak ini pengen sekali sekolah, diancam oleh kakeknya tidak akan disekolahkan lagi," imbuhnya.

Akhirnya sang ibu langsung melaporkan hal tersebut kepada Kepolisian Polresta Samarinda pada 19 Agustus lalu dirumah dan diamankan pada 4 September di rumahnya di daerah Sambutan.

"Tetapi hingga saat ini sang kakek belum mengakui perbuatannya, padahal berdasarkan hasil visum sudah jelas dan ada bukti serta saksi. Ya, tidak masalah tidak mengaku," pungkasnya. (*)


Penulis: Nancy

Editor: Aspian Nur

 

Berita Terkait

Pj Gubernur Kaltim Pantau Banjir di Mahulu, Penyaluran Listrik, Bantuan Pangan dan Air Bersih jadi Prioritas Awal

Dukung Gerakan Literasi Desa, Paser Terima Mobil Pusling diJakarta

Warga RT 13 Kelurahan Baru, Tenggarong Berembuk Manfaatkan Dana Rp50 Juta

Setelah Balikpapan, Dinkes Kaltim Siap Vaksinasi Lima Ribu Anak di Kota Samarinda

Dinsos Kaltim Kirim 1.500 Paket ke Mahulu, Kemensos RI juga Segera Beri Bantuan

Ribuan Orang Hadiri Tabligh Akbar Ustaz Abdul Somad di Masjid Al Qadar Tenggarong Siang Tadi

Kecamatan Tabang Diterjang Banjir Imbas Hujan di Hulu Sungai Belayan, BPBD Kukar Turunkan Tim Pantau Potensi Banjir Kiriman dari Mahulu

Hendak Menyeberang Jalan Saat Banjir di Mahulu, Karyawan Warung PHP Sebenaq Meninggal Dunia Pagi Tadi

Aktivitas Warga di Ibu Kota Mahulu Mulai Normal Setelah Sempat Diterjang Banjir

Kerap Mencuri di Rumah Kosong, Warga Perum Handil Kopi Sambutan Diciduk Polisi

Pabrik Smelter di Sangasanga Kembali Terbakar, Tiga Orang Alami Luka-Luka

Proyek Peningkatan Sistem Drainase Perkotaan di Tanjung Redeb Habiskan Anggaran Rp23,7 Miliar

Pengembangan Lahan Kakao Berau Baru 500 Hektare, Kelompok Tani Diminta Tak Alih Fungsikan Lahan

Ketergantungan Kaltim pada Sektor Pertambangan jadi Sorotan

Petani Kakao di Berau Diminta Bermitra dengan Perusahaan

Libatkan 14 Perusahaan, Disnaker Samarinda Buka Job Fair Pekan Depan

Aplikasi Perjalanan Dinas Dikritisi Anggota DPRD Samarinda, Sebut Jalan-Jalan untuk Adopsi Tata Kota

Pilkada PPU, Hamdam-Ahmad Basir Kembalikan Formulir Pendaftaran di PDIP PPU

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.