Senin, 02/04/2018
Senin, 02/04/2018
PENYALIBAN YESUS: Aksi teatrikal penyaliban Yesus yang digelar OMK Paroki St Pius X Tenggarong, Jumat (30/3). (reza/korankaltim)
Senin, 02/04/2018
PENYALIBAN YESUS: Aksi teatrikal penyaliban Yesus yang digelar OMK Paroki St Pius X Tenggarong, Jumat (30/3). (reza/korankaltim)
TENGGARONG - Suasana haru selimuti acara Tablo Jalan Salib dan teatrikal wafatnya Isa Al Masih yang digelar oleh Kelompok Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St Pius X di Jl Maduningrat, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Jumat (30/3).
Pengurus Dewan Pastoral Paroki Bidang Kepemudaan, Johanes Jemau mengatakan demonstrasi reka pristiwa wafatnya Isa Al Masih yang dilakukan oleh sejumlah pemuda itu sempat membuat umat Katolik bersedih, bahkan ada yang meneteskan air mata.
“Reka pristiwa itu selalu menyebabkan suasana haru lantaran bagaimana Yesus Kristus menjalani deritanya ketika dihadapkan pada Pengadilan Pilatus,” tuturnya.
Dalam reka pristiwa itu, tokoh pemeran Yesus seolah-olah disiksa sedemikian rupa oleh orang-orang pilatus sebagai gambaran pristiwa kejadian pada masa itu, sehingga umat Katolik yang menyaksikan hal itu ikut merasakan haru dan pedihnya penderitaan yang dijalani oleh Yesus.
Johanes mengatakan, bagi umat katolik siksaan yang diderita oleh Yesus dipercaya sebagai jalan atau pintu masuk menuju kemuliaan dan bertujuan untuk mensucikan umat manusia selama kehidupannya di dunia ini.
“Yesus yg disiksa dan menderita hingga wafat di kayu salib adalah jalan atau pintu masuk menuju kemuliaan, dengan wafatnya Yesus saat itu adalah untuk menebus dosa seluruh umat manusia selama ia hidup,” jelasnya. (rf218)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.