Senin, 04/09/2017
Senin, 04/09/2017
TERGOLONG RAWAN: Rapat lintas sektoral dalam rangka peningkatan capaian cakupalan imunisasi dan eliminasi malaria. (FOTO: SURYA/KK)
Senin, 04/09/2017
TERGOLONG RAWAN: Rapat lintas sektoral dalam rangka peningkatan capaian cakupalan imunisasi dan eliminasi malaria. (FOTO: SURYA/KK)
TANA PASER – Dari sepuluh kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Paser, Kecamatan Muara Komam menduduki peringkat tertinggi angka kasus penyakit Malaria. Yakni, sekitar 1 persen per seribu jiwa.
Demikian dikemukakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Paser, I Dewa Sudarsana pada pertemuan lintas sektoral dalam rangka peningkatan cakupan imunisasi dan eliminasi malaria di Ruang Rapat Sadurengas Kantor Bupati Paser.
“Dari total jumlah penduduk yang tersebar di 10 kecamatan pada wilayah Kabupaten Paser, Kecamatan Muara Komam adalah yang tertinggi peyakit malaria-nya,” ungkap Dewa, Kamis (31/8) lalu.
Adapun salah satu penyebab Kecamatan Muara Komam menjadi daerah endemi Malaria, karena berada di jalur perbatasan antar provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dengan Kaimantan Selatan (Kalsel)
“Kecamatan Muara Komam adalah lintasan utama yang berbatasan dengan provinsi Kalsel. Sehingga, mobilitas masyarakat cukup tinggi dan rawan menjadi daerah endemi Malaria,” ucapnya.
Untuk diketahui, pertemuan lintas sektoral yang dibuka secara resmi oleh Wabup HM Mardikansyah ini, menghadirkan sejumlah narasumber untuk pemaparannya.
Seperti, pejabat fungsional Epidemiologi Ahli Subdit Iminisasi Kemenkes Syafriyal, Kasi Pencegahan Subdit Malaria Kemenkes Dewa Made Angga Wisnawa, Kabid P2P Dinkes Provinsi Kaltim Harsono, dan MPPM Global Fun Muhdin.
Mardikansyah mengatakan kurangnya kesadaran tentang kebersihan lingkungan merupakan salah satu faktor timbulnya penyakit malaria.
“Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan munculnya panyakit Malaria. Di antaranya, adalah kurangnya menjaga kebersihan lingkungan, dan terdapat tanaman rimbun yang rentan menjadi sarang nyamuk,” katanya.
Dikatakan, bahwa pada masa kecilnya dulu di Tanah Grogot memang banyak yang menderita penyakit Malaria. Sehingga, Mardikansyah pun heran, pasalnya hingga separuh abad berjalan penyakit yang sama masih ada di Kabupaten Paser.
“Waktunya sangat lama, kalau penyakit malaria bisa sampai 1 bulan menderita, apalagi kalau matahari terbit pada pagi hari, badan pun akan terasa menggigil. Sehingga, upaya imun atau kekebalan yang berkualitas perlu ditingkatkan,” sebut Mardikansyah. (sur)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.