Rabu, 10/01/2018
Rabu, 10/01/2018
Rabu, 10/01/2018
TENGGARONG-Usaha café, serta angkringan sedang marak saat ini. Namun ada satu yang berbeda, namanya L’Hopital library café konsep yang ditawarkan café ini cukup unik memadukan tempat nongkrong beserta perpustakaan, serta menyuguhkan ketenangan ruang baca dan kenyamanan ruang keluarga.
Café ini terletak di jalan Loa Ipuh, Tenggarong, dipelopori oleh Miranti, Eka, Daus, dan Reza. Mereka berempat merupakan sarjana yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda seperti Statistik, Fisipol, IT, Teknik Lingkungan.
Awal perjalanan, mereka bersepakat membagi tugas untuk menjadi pengelola, dan ada yang menjadi investor, tujuan dari adanya bisnis Library Café ini untuk mengenalkan buku kepada masyarakat yang berkunjung ke café tersebut.
Miranti mengatakan, sejauh ini sebenarnya bukan minat baca yang menurun, tapi mungkin masyarakat kurang dikenalkan saja dengan buku. “Maka munculah bisnis ini agar dapat mengenalkan ke anak-anak soal buku,” tukasnya kepada Koran Kaltim Rabu (10/1).
Café yang diberi nama seorang ilmuwan matematika itu sudah berjalan satu tahun dan memiliki kurang lebih 1000 judul buku koleksi yang dipajang untuk dibaca oleh pengunjung. Buku- buku itu diperoleh dari koleksi pribadi serta beberapa donasi dari para pengunjung. (hn118)
TENGGARONG-Usaha café, serta angkringan sedang marak saat ini. Namun ada satu yang berbeda, namanya L’Hopital library café konsep yang ditawarkan café ini cukup unik memadukan tempat nongkrong beserta perpustakaan, serta menyuguhkan ketenangan ruang baca dan kenyamanan ruang keluarga.
Café ini terletak di jalan Loa Ipuh, Tenggarong, dipelopori oleh Miranti, Eka, Daus, dan Reza. Mereka berempat merupakan sarjana yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda seperti Statistik, Fisipol, IT, Teknik Lingkungan.
Awal perjalanan, mereka bersepakat membagi tugas untuk menjadi pengelola, dan ada yang menjadi investor, tujuan dari adanya bisnis Library Café ini untuk mengenalkan buku kepada masyarakat yang berkunjung ke café tersebut.
Miranti mengatakan, sejauh ini sebenarnya bukan minat baca yang menurun, tapi mungkin masyarakat kurang dikenalkan saja dengan buku. “Maka munculah bisnis ini agar dapat mengenalkan ke anak-anak soal buku,” tukasnya kepada Koran Kaltim Rabu (10/1).
Café yang diberi nama seorang ilmuwan matematika itu sudah berjalan satu tahun dan memiliki kurang lebih 1000 judul buku koleksi yang dipajang untuk dibaca oleh pengunjung. Buku- buku itu diperoleh dari koleksi pribadi serta beberapa donasi dari para pengunjung. (hn118)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.