Rabu, 01/07/2020
Rabu, 01/07/2020
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Ya’qub
Rabu, 01/07/2020
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Ya’qub
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA-- Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Ya’qub mengatakan bahwa situs sejarah adalah aset budaya dan pariwisata daerah yang memiliki nilai jual tinggi untuk meningkatkan pendapatan daerah.
Dicontohkannya, daerah seperti Yogyakarta banyak menggali pendapatan asli daerahnya melalui pariwisata peninggalan sejarah dan budaya. Bahkan, pemprov setempat membuat gebrakan dengan membuat kantor perwakilan provinsi di luar negeri guna mempromosikan daerahnya.
“Dengan melestarikan dan menghidupkan kembali situs sejarah maka tidak hanya akan mendatangkan pendapatan bagi daerah melalui objek pariwisata, melainkan sekaligus akan membuat generasi penerus mengenal dan tidak akan menghilangkan jati diri daerahnya,” katanya.
Politisi PPP ini berharap agar pemerintah provinsi memberikan perhatian lebih terhadap situs-situs sejarah di Kaltim. Sehingga tetap bisa menjadi aset daerah dan tidak telantar menjadi peninggalan kuno. Adapun situs bersejarah yang wajib diperhatikan adalah keraton-keraton yang sampai saat ini masih ada di berbagai kabupaten di Kaltim.
Salah satunya adalah Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara, Keraton Kesultanan Sambaliung dan Keraton Gunung Tabur di Kabupaten Berau, Keraton Kesultanan Bulungan, dan Keraton Kesultanan Paser yang kurang dimaksimalkan.
"Padahal, situs sejarah itu adalah bukti nyata perjalanan sejarah masa lalu yang perlu dilestarikan menjadi cagar alam budaya. Jangan sampai daerah kehilangan identitasnya," ujarnya.
Mengenai tingkat pengetahuan dan pemahaman generasi muda akan budaya, dewasa ini, dinilainya kian luntur. Bahkan dikhawatirkan generasi muda tidak mampu sama sekali memaknai nilai-nilai sejarah dan budayanya sendiri.
“Oleh karenanya dituntut peran aktif dari pemerintah,” tegasnya. (adv/*3)
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Ya’qub
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA-- Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Ya’qub mengatakan bahwa situs sejarah adalah aset budaya dan pariwisata daerah yang memiliki nilai jual tinggi untuk meningkatkan pendapatan daerah.
Dicontohkannya, daerah seperti Yogyakarta banyak menggali pendapatan asli daerahnya melalui pariwisata peninggalan sejarah dan budaya. Bahkan, pemprov setempat membuat gebrakan dengan membuat kantor perwakilan provinsi di luar negeri guna mempromosikan daerahnya.
“Dengan melestarikan dan menghidupkan kembali situs sejarah maka tidak hanya akan mendatangkan pendapatan bagi daerah melalui objek pariwisata, melainkan sekaligus akan membuat generasi penerus mengenal dan tidak akan menghilangkan jati diri daerahnya,” katanya.
Politisi PPP ini berharap agar pemerintah provinsi memberikan perhatian lebih terhadap situs-situs sejarah di Kaltim. Sehingga tetap bisa menjadi aset daerah dan tidak telantar menjadi peninggalan kuno. Adapun situs bersejarah yang wajib diperhatikan adalah keraton-keraton yang sampai saat ini masih ada di berbagai kabupaten di Kaltim.
Salah satunya adalah Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara, Keraton Kesultanan Sambaliung dan Keraton Gunung Tabur di Kabupaten Berau, Keraton Kesultanan Bulungan, dan Keraton Kesultanan Paser yang kurang dimaksimalkan.
"Padahal, situs sejarah itu adalah bukti nyata perjalanan sejarah masa lalu yang perlu dilestarikan menjadi cagar alam budaya. Jangan sampai daerah kehilangan identitasnya," ujarnya.
Mengenai tingkat pengetahuan dan pemahaman generasi muda akan budaya, dewasa ini, dinilainya kian luntur. Bahkan dikhawatirkan generasi muda tidak mampu sama sekali memaknai nilai-nilai sejarah dan budayanya sendiri.
“Oleh karenanya dituntut peran aktif dari pemerintah,” tegasnya. (adv/*3)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.