Selasa, 18/02/2025
Selasa, 18/02/2025
UPT Puskesmas Pulau Maratua yang buka 24 jam namun hanya dapat memberikan pelayanan seadanya karena ketiadaan dokter. (Foto: Vico/Korankaltim.com)
Selasa, 18/02/2025
UPT Puskesmas Pulau Maratua yang buka 24 jam namun hanya dapat memberikan pelayanan seadanya karena ketiadaan dokter. (Foto: Vico/Korankaltim.com)
Penulis: Claudius Vico
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Pulau Maratua di Kabupaten Berau merupakan objek wisata yang memiliki keindahan alam eksotis.
Pulau dengan luasan 22,93 kilometer persegi itu memiliki penduduk sekitar 4 ribu jiwa yang mendiami empat kampung namun hanya ada satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas dan tiga Puskesmas pembantu (Pusban).
Tenaga medis atau dokter di pulau tersebut sudah tidak ada sejak awal Januari lalu yang membuat pelayanan poli umum dan gigi ditutup sementara karena ketiadaan dokter atau tenaga medis.
Terkait hal itu, Kepala UPT Puskesmas Pulau Maratua Suriyansyah mengungkapkan kalau ketiadaan tenaga medis berawal sejak kebijakan Kementerian Pendayagunaan dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) melarang pengangkatan tenaga kontrak sehingga sejak saat itu tenaga medis yang ada dirumahkan oleh pihak puskesmas.
“Ada kebijakan larangan pengangkatan tenaga kontrak kembali, kemudian dilanjutkan adanya surat edaran dari Dinas Kesehatan Pemkab Berau, sehingga kami merumahkan tenaga medis,” ungkap Suriyansyah kepada Korankaltim.com.
Kendati demikian ketiadaan dokter bukan alasan pihaknya untuk tidak beroperasi. UPT Puskesmas Pulau Maratua yang terletak di Kampung Teluk Harapan itu tetap buka 24 jam, operasional yang ada hanya sebatas memberikan penanganan yang seadanya seperti pelayanan posyandu, pelayanan darurat seperti kecelakaan ringan dan pelayanan persalinan, selebihnya jika membutuhkan penanganan intensif, maka pasien disarankan untuk dapat ke rumah sakit yang ada di kabupaten.
Keadaan tersebut sungguh miris sebab dalam kondisi tertentu pasien rujukan harus menempuh perjalanan lewat laut selama kurang lebih 3 jam ke Berau, belum lagi apabila kondisi cuaca tidak memungkinkan dan harus berjibaku melawan ombak.
“Ketika ada kebutuhan perawatan intens dan perlu penanganan dokter mau tidak mau kami berikan rujukan dan pendampingan apabila diperlukan,” papar Suriyansyah.
Dengan kondisi saat ini, Suriyansyah mengaku sangat kesulitan untuk memberikan penanganan kesehatan, apalagi Maratua terkenal sebagai daerah wisata, terlebih mengenai kesehatan termasuk salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi suatu daerah wajib untuk dimiliki.
Dengan ketiadaan dokter di Pulau Maratua berbagai upaya sudah dilakukan sampai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD Kabupaten Berau, namun sampai saat ini pihaknya masih menunggu langkah konkret dari Pemkab Berau untuk menangani permasalahan tersebut.
“Domain kami kan terbatas, untuk saat ini hanya bisa mengoperasikan pelayanan seadanya, lebih dari itu menjadi kewenangan dari Pemkab Berau, kami masih menunggu,” sebutnya.
Sementara ini jawaban atas ketiadaan dokter itu masih menunggu pengangkatan dari Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang akan berlangsung pada April 2025 mendatang, itupun jumlahnya ada 2 orang yang akan dilakukan pengangkatan.
“Tapi kan yang kami harapkan sementara waktu ini sebelum adanya pengangkatan sangat memerlukan tenaga medis, karena mengingat masih ada sekitar 60 hari lagi menjelang pengangkatan,” tutup Suriyansyah.
Editor: Aspian Nur
Selasa, 18/02/2025
UPT Puskesmas Pulau Maratua yang buka 24 jam namun hanya dapat memberikan pelayanan seadanya karena ketiadaan dokter. (Foto: Vico/Korankaltim.com)
TERPOPULER
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.