Minggu, 12/01/2025
Minggu, 12/01/2025
Jalan tembus Pelita 3 yang dalam kondisi jebrol akibat longsor. (Foto: Dok.Korankaltim.com)
Minggu, 12/01/2025
Jalan tembus Pelita 3 yang dalam kondisi jebrol akibat longsor. (Foto: Dok.Korankaltim.com)
Penulis: Ainur Rofiah
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Tudingan masyarakat kalau longsornya jalur penghubung atau jalan baru antara Jalan Merdeka Timur di Kecamatan Sungai Pinang menuju Jalan Sultan Sulaiman di Pelita 3, Kecamatan Sambutan dan sebaliknya karena kualitas beton yang buruk dijawab tegas Wali Kota Samarinda Andi Harun
Diketahui sejak 22 Desember 2024 lalu, akses jalan sepanjang 2,8 kilometer dengan lebar 5 meter yang mulai dibangun sejak 2023 mengalami kerusakan parah sehingga tak bisa dilewati baik kendaraan roda dua terlebih roda empat.
Jalur jalan pun sudah dengan cepat diperbaiki Pemerintah Kota Samarinda dan Andi Harun menyebut kemungkinan bisa rampung Januari 2025 ini.
Pria yang akrab disapa AH itu mengaku yang baru-baru ini tidak secara kedinasan mampir untuk mengecek langsung kondisi jalan tersebut sekaligus melihat secara langsung terkait tuduhan banyak orang di media social kalau kualitas beton kurang baik.
“Saya cek langsung tuduhan netizan soal kualitas beton yang dipasang tidak sesuai teknis, ternyata problemnya bukan dibeton,” kata AH kpepada Korankaltim.com Minggu (12/1/2025).
Diungkapkan orang nomor satu di Kota Tepian itu, pergeseran tanah dibagian bawah jalan jadi penyebab terputusnya jalan tembus yang kerap disebut jalan kuburan China itu.
“Itu tidak bisa dihindari dan sekarang sudah dikerjakan. Nanti kami juga buatkan drainase, tetapi tidak bisa dilakukan secara bersamaan,” sebutnya.
Kemampuan anggaran kota yang terbatas membuat pekerjaan memang harus dilakukan secara bertahap.
Sebelumnya Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda Desy Damayanti sudah membeberkan ada jalan air dibagian bawahnya yang membuat tanah bergerak dan longsor.
AH pun mengakui keteledoran dan ketidak hati-hatian dalam perencanaan sebelumnya.
“Ini menyangkut tentang ketidak hati-hatian atau keteledoran. Dari awal tidak dilakukan pemadatan dan pengecoran dibagian bawah tanah tersebut termasuk di sisi kiri sehingga ketika terjadi pergerakan tanah di bawah beton maka akan tergerus. Harusnya kalau sudah tahu kondisinya seperti itu selesaikan dulu problem tanahnya,” tegas AH.
Tekanan yang diberikan ditambah dengan beban jalan karena dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat bahkan lebih setiap hari ditambah intensitas hujan yang cukup tinggi membuatnya jalan tersebut akhirnya longsor.
Editor: Aspian Nur
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.