Penulis: */Rahmat Surya 

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Untuk mendukung proses percepatan pembangunan dan pelaksanaan upacara HUT  ke-79 Kemerdekaan RI di Ibu Kota Nusantara (IKN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur Agustiannur menjelaskan, awalnya kegiatan OMC dilakukan bertepatan dengan adanya penetapan siaga banjir di Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU) beberapa waktu lalu.

"Kemudian ditetapkan oleh Pemprov Kaltim perihal kebencanaan tersebut dan BNPB melakukan langkah yang kebetulan juga sedang berlangsung yaitu percepatan pengerjaan proyek di IKN dan Upacara 17 Agustus," ujar Agustiannur kepada Korankaltim.com Selasa (6/8/2024).

OMC sudah berlangsung tiga pekan yang mana BNPB menerbangkan empat pesawat yang terbagi di Bandara Aji Pangeran Temenggung (APT) Pranoto Samarinda dan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan. "Kegiatan ini sangat efektif, sehingga mampu meminimalisir hujan sampai 97 persen," ungkap Agustiannur.

Kegiatan modifikasi cuaca dalam hal menghalau hujan jauh lebih mudah ketimbang mendatangkan hujan di musim kemarau. "Awal memang proses modifikasi cuaca ini dilaksanakan di Bandara Sepinggan Balikpapan, tetapi karena ada kegiatan perbaikan dan beberapa pembangunan di sana maka dilakukan juga di bandara Samarinda," jelasnya.

Untuk proses OMC di Samarinda bisa berlangsung selama 24 jam dengan mendeteksi adanya pergerakan awan yang membawa hujan. 

Terpisah Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan Kukuh Ribudiyanto menambahkan, kegiatan modifikasi cuaca berfungsi untuk menurunkan hujan di laut agar tidak masuk di kawasan IKN dan daerah penyangga disekitarnya. "Intinya karena adanya kondisi darurat seperti banjir di Mahakam Ulu dan PPU pada beberapa waktu lalu yang disebabkan intensitas hujan yang cukup tinggi, dan mengganggu proses pembangunan di IKN maka diadakanlah modifikasi cuaca yang masuk ke wilayah PPU maupun IKN," ujar Kukuh.

Editor: Aspian Nur