Minggu, 08/11/2020
Minggu, 08/11/2020
Diskominfo Kukar bersama awak media saat tiba di Desa Lekaq Kidau. Mereka disambut tari khas dayak kenyah. (Foto: Sabri/korankaltim.com)
Minggu, 08/11/2020
Diskominfo Kukar bersama awak media saat tiba di Desa Lekaq Kidau. Mereka disambut tari khas dayak kenyah. (Foto: Sabri/korankaltim.com)
KORANKALTIM.COM,TENGGARONG –Dinas Komunikasi dan Infomatika (Diskominfo) Kukar menggelar media gathering bersama puluhan jurnalis untuk mengunjungi Desa Lekaq Kidau atau yang dikenal dengan Desa Budaya.Desa Lekaq Kidau adalah desa yang didiami suku dayak etnis Kenyah yang terletak di Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Morfologi Desa budaya ini berupa dataran pinggiran sungai. Letaknya terdapat sungai mahakam di sisi sebelah utara sungai. Morfologi wilayah di sebelah timurnya adalah perbukitan.
Jarak tempuh untuk menuju lokasi ini sekitar + 33km atau 1 jam perjalanan dari Kecamatan Tenggarong, Ibu kota Kabupaten Kukar. Namun, jika lewat jalur sungai, butuh waktu sekitar 5-6 jam ke desa tersebut. Sabtu (8/11/2020) kemarin Diskominfo dan para awak media yang dari media cetak, televisi dan radio ini memilih menggunkan jalur sungai dengan menggunakan kapal wisata yang bernama “Queen Orca Houseboat”
Kendati butuh waktu berjam jam untuk menuju desa itu, para
penumpang menikmati perjalananya, karena fasilitas di dalam kapal dilengkapi
tempat tidur sebanyak 11 kamar, terbagi jadi 10 kamar tipe standar dan
eksukutif. Kemudian, 1 kamar tipe suite VIP yakni kamar private dan dilengkapi
dengan kamar mandi di dalamnya. Semua kamar dilengkapi dengan pendingin ruangan
(AC) 24 jam.
Selain itu, terdapat ruang makan yang dapat dijadikan tempat meeting ataupun diskusi. Bahkan disediakan ruang menonton film dan bisa karaoke di dalam kapal. Kemudian disediakan tempat duduk sehingga dapat melihat pemandangan Sungai Mahakam ketika berlayar. Pukul 14:00 WITA Diskominfo dan para awak media tiba di Desa Lekaq Kidau. Di desa ini rombongan disambut di Lamin Adat dan disuguhi tari tarian khas Dayak Kenyah. Desa Lekaq Kidau kini telah dijadikan sebagai salah satu desa budaya yang di Kukar.
“Desa Lekaq Kidau mayoritas 95 persen adalah petani,”kata PJS Sekdes Lekaq Kidau, Adang.Adang mengatakan, Lekaq Kidau ditempati sekitar tahun 1998 dengan luas wilayah sekitar 198,4 hektar, serta berpenduduk 685 jiwa dan 150 Kepala Keluarga (KK). Adang menyebut, hingga kini, banyak kebudayaan didesa tersebut sudah ditinggalkan karena perkembangan zaman. Salah satunya Kuping Panjang.
“Tradisi Kuping Panjang, nga ada lagi disini (Desa Lekaq Kidau,red) . Anak-anak sekarang tidak ada yang mau, karena katanya malu,”sebut Adang. Kendati, beberapa kebudayaan sudah hilang, namun warga Desa Lekaq Kidau tetap melestarikan kebudayaan lain, diantaranya seni tari, ukir dan anyaman, pernikahan adat dan lainya. Karena itu, desa ini menyandang Desa Budaya.
Sementara Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik (Kabid
PKP) Ahmad Rianto didampingi Kepala Seksi (Kasi) Hubungan Media Masmun Jaya
mengatakan, media gathering ini kita gelar agar jurnalis bisa mempromosikan
Desa Leka Kidau, dari sisi seni dan budaya.
“Kami berharap temen-temen jurnalis bisa menginformasikan status desa budaya yang disandang Desa Leqak Kidau,” harap Rianto. Berstatus Desa Budaya, kunjungan warga luar masih kurang karena banyak yang tidak tahu. “Sejauh ini, pengunjung hanya mengetahui jalur sungai saja padahal saat saya berbincang dengan aparat desa, bisa dilewati roda dua dan empat dengan jarak tempuh satu jam,” tutupnya. (*)
Penulis: Sabri
Editor: Aspian Nur
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.