Jumat, 06/09/2024
Jumat, 06/09/2024
Perpustakaan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) yang masih beroperasi di sekolah-sekolah. (Foto: Julika/ Korankaltim.com).
Jumat, 06/09/2024
Perpustakaan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) yang masih beroperasi di sekolah-sekolah. (Foto: Julika/ Korankaltim.com).
Penulis: Julika Hengin
KORANKALTIM.COM, UJOH BILANG – Sudah 10 tahun berdiri sejak dimekarkan dari kabupaten induk yaitu Kutai Barat (Kubar), Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) di Kalimantan Timur nyatanya sampai saat ini belum memiliki Kantor Dinas Perpusatakaan dan Kearsipan Daerah sendiri yang membuat kabupaten terkecil di Benua Etam ini perpustakaannya masih berorientasi di sekolah-sekolah.
Meski begitu Pemkab Mahulu terus berkomitmen untuk tetap mengembangkan perpusatakaan yang masih beroperasi di sekolah-sekolah itu untuk berdiri dalam bentuk perpusatkaan yang berkembang di tingkat kampung, kecamatan bahkan kabupaten, bekerja sama dengan Pemprov Kaltim maupun pemerintah pusat.
Hal ini disampaikan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setkab Mahulu Agustinus Teguh Santoso saat ditemui Korankaltim.com, Jumat (6/9/2024) hari ini di ruang kerjanya.
Teguh mengaku Pemkab Mahulu sudah mendapat tawaran agar perpustakaan di Mahulu dikembangkan. “Nantinya menjadi dinas tersendiri, minimal menjadi UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) yang dinaungi Dinas Pendidikan,” kata Teguh.
Perlu diketahui selama ini perpustakaan di Mahulu masih dibawah naungan Bagian Kesejahteraan Rakyat (Bagian Kesra) Setkab Mahulu, hal mana yang membuat pengembangan bahkan pengelolaan perpustakaan di Mahulu justru tidak lebih baik.
Dengan dibangun suatu UPTD untuk perpustakaan daerah di Mahulu diharapkan pengelolaan serta pengembangannya bisa saja lebih baik dari pada saat ini, bahkan nantinya bisa mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk membangun perpustakaan. “Baik itu gedungnya maupun untuk mendapatkan pustaka-pustaka, buku-buku dan literasi lainnya,” ucap Teguh.
Hal ini diakuinya menjadi tantangan Pemkab Mahulu karena sifatnya yang masih konvensional atau berupa buku-buku padahal saat ini sudah masuk dalam era digitalisasi yang melalui handphone sudah bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan suatu informasi.
“Karena itu harus dikembangkan inovasi-inovasi dari para pustakawan dan juga pengelola perpusatkaannya yang nantinya diharapkan minat masyarakat untuk mengunjungi dan membaca di perpustakaan semakin besar,” tutup Teguh.
Editor: Aspian Nur
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.