Senin, 11/11/2019

Pertunjukan Menari di Mall Pentacity Dikecam GNPF Ulama Balikpapan

Senin, 11/11/2019

Unsur Ormas Islam saat mengajukan keberatan terkait terselenggaranya kegiatan di Mall Pentacity Balikpapan saat di Polres Balikpapan (foto: Yudi Hadi/korankaltim.com)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Pertunjukan Menari di Mall Pentacity Dikecam GNPF Ulama Balikpapan

Senin, 11/11/2019

logo

Unsur Ormas Islam saat mengajukan keberatan terkait terselenggaranya kegiatan di Mall Pentacity Balikpapan saat di Polres Balikpapan (foto: Yudi Hadi/korankaltim.com)

KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Pertunjukan pentas tari di kawasan Mall Pentacity Komplek Balikpapan Super Blok (BSB) mendapat kecaman dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Balikpapan.


Ihwal protes tersebut karena panitia menghadirkan para tokoh LGBT yang mempertunjukan tarian ala K-Pop. 

Ketua GNPF Ulama Balikpapan Ustas Abdul Rais menegaskan pihaknya mengecam keras terselenggaranya kegiatan tersebut.


"Tentu kami sangat mengecam keras kegiatan itu. Tim kami sudah melakukan koordinasi dengan Polres Balikpapan dan ternyata tidak ada izin dalam kegiatan itu,"ungkap Rais, biasa ia disapa, Senin (11/11) siang.


Pertunjukan yang mempertontontan laki-laki dengan gestur menyerupai perempuan menurutnya tidak sesuai dengan kaidah agama.


"Sangat tidak benar pertunjukan itu, kami tegaskan bahwa ketika kegiatan serupa digelar kembali maka kami akan turun langsung dan membubarkan pertunjukan itu,"tegasnya.


Sebelumnya, beber Rais, pihaknya pernah menggagalkan pertunjukan di lokasi yang sama yang menghadirkan salah satu tokoh LGBT nasional.


"Padahal sebelumnya kami juga pernah meminta untuk tidak dilakukan kegiatan itu dan Alhamdulillah bisa ditiadakan. Namun, kegiatan yang baru terselenggara belum lama ini malah digelar," tukasnya.


Dia mendesak kepada manajemen Pentacity agar selektif untuk menggelar kegiatan yang tidak sesuai syariat agama."Kami meminta mereka juga bisa menyaring kegiatan yang seharusnya bermanfaat. Bukan seperti itu jangan sampai azab Allah turun di Balikpapan,"ujarnya.


GM Pentacity dan Ewalk Mall BSB Yudi Saharudin mengakui kegiatan tersebut tanpa surat pemberitahuan kepada Kepolisian. 


"Saya pikir itu bukan kompetisi dan hanya tampil show biasa untuk latihan ternyata dimanfaatkan itu untuk kompetisi dan pesertanya seperti itu (LGBT,Red),"timpalnya.


Dikatakan Yudi, berdasarkan keterangan pihak event organizer (EO) bahwa kegiatan tersebut sebelumnya untuk latihan.


"Acaranya itu diadakan oleh suatu komunitas karena acara yang diadakan oleh komunitas sebenarnya acara latihan. Kita memang menyiapkan satu panggung untuk latihan harusnya buat mereka show ternyata itu adalah kompetisi menari. Saya baru tahu pas kegiatan berlangsung,"akunya.


Setelah kejadian tersebut, lanjut Yudi, pihaknya akan lebih selektif dalam menyelenggarakann suatu kegiatan.


"Kita dari BSB konsisten semua EO yang melakukan kegiatan harus ada izinnya dan pasti ini pembelajaran buat manajemen kita bahwa hal ini tidak akan lagi terulang,"katanya.



Penulis: Yudi Hadi

Editor: M.Huldi

Pertunjukan Menari di Mall Pentacity Dikecam GNPF Ulama Balikpapan

Senin, 11/11/2019

Unsur Ormas Islam saat mengajukan keberatan terkait terselenggaranya kegiatan di Mall Pentacity Balikpapan saat di Polres Balikpapan (foto: Yudi Hadi/korankaltim.com)

Berita Terkait


Pertunjukan Menari di Mall Pentacity Dikecam GNPF Ulama Balikpapan

Unsur Ormas Islam saat mengajukan keberatan terkait terselenggaranya kegiatan di Mall Pentacity Balikpapan saat di Polres Balikpapan (foto: Yudi Hadi/korankaltim.com)

KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Pertunjukan pentas tari di kawasan Mall Pentacity Komplek Balikpapan Super Blok (BSB) mendapat kecaman dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Balikpapan.


Ihwal protes tersebut karena panitia menghadirkan para tokoh LGBT yang mempertunjukan tarian ala K-Pop. 

Ketua GNPF Ulama Balikpapan Ustas Abdul Rais menegaskan pihaknya mengecam keras terselenggaranya kegiatan tersebut.


"Tentu kami sangat mengecam keras kegiatan itu. Tim kami sudah melakukan koordinasi dengan Polres Balikpapan dan ternyata tidak ada izin dalam kegiatan itu,"ungkap Rais, biasa ia disapa, Senin (11/11) siang.


Pertunjukan yang mempertontontan laki-laki dengan gestur menyerupai perempuan menurutnya tidak sesuai dengan kaidah agama.


"Sangat tidak benar pertunjukan itu, kami tegaskan bahwa ketika kegiatan serupa digelar kembali maka kami akan turun langsung dan membubarkan pertunjukan itu,"tegasnya.


Sebelumnya, beber Rais, pihaknya pernah menggagalkan pertunjukan di lokasi yang sama yang menghadirkan salah satu tokoh LGBT nasional.


"Padahal sebelumnya kami juga pernah meminta untuk tidak dilakukan kegiatan itu dan Alhamdulillah bisa ditiadakan. Namun, kegiatan yang baru terselenggara belum lama ini malah digelar," tukasnya.


Dia mendesak kepada manajemen Pentacity agar selektif untuk menggelar kegiatan yang tidak sesuai syariat agama."Kami meminta mereka juga bisa menyaring kegiatan yang seharusnya bermanfaat. Bukan seperti itu jangan sampai azab Allah turun di Balikpapan,"ujarnya.


GM Pentacity dan Ewalk Mall BSB Yudi Saharudin mengakui kegiatan tersebut tanpa surat pemberitahuan kepada Kepolisian. 


"Saya pikir itu bukan kompetisi dan hanya tampil show biasa untuk latihan ternyata dimanfaatkan itu untuk kompetisi dan pesertanya seperti itu (LGBT,Red),"timpalnya.


Dikatakan Yudi, berdasarkan keterangan pihak event organizer (EO) bahwa kegiatan tersebut sebelumnya untuk latihan.


"Acaranya itu diadakan oleh suatu komunitas karena acara yang diadakan oleh komunitas sebenarnya acara latihan. Kita memang menyiapkan satu panggung untuk latihan harusnya buat mereka show ternyata itu adalah kompetisi menari. Saya baru tahu pas kegiatan berlangsung,"akunya.


Setelah kejadian tersebut, lanjut Yudi, pihaknya akan lebih selektif dalam menyelenggarakann suatu kegiatan.


"Kita dari BSB konsisten semua EO yang melakukan kegiatan harus ada izinnya dan pasti ini pembelajaran buat manajemen kita bahwa hal ini tidak akan lagi terulang,"katanya.



Penulis: Yudi Hadi

Editor: M.Huldi

 

Berita Terkait

Lokasi CFD Tenggarong Pindah Besok Pagi, SK2 Bakal Bagikan 200 Sapoh untuk Para Pedagang

Pj Gubernur Kaltim Pantau Banjir di Mahulu, Penyaluran Listrik, Bantuan Pangan dan Air Bersih jadi Prioritas Awal

Dukung Gerakan Literasi Desa, Paser Terima Mobil Pusling diJakarta

Warga RT 13 Kelurahan Baru, Tenggarong Berembuk Manfaatkan Dana Rp50 Juta

Setelah Balikpapan, Dinkes Kaltim Siap Vaksinasi Lima Ribu Anak di Kota Samarinda

Dinsos Kaltim Kirim 1.500 Paket ke Mahulu, Kemensos RI juga Segera Beri Bantuan

Ribuan Orang Hadiri Tabligh Akbar Ustaz Abdul Somad di Masjid Al Qadar Tenggarong Siang Tadi

Kecamatan Tabang Diterjang Banjir Imbas Hujan di Hulu Sungai Belayan, BPBD Kukar Turunkan Tim Pantau Potensi Banjir Kiriman dari Mahulu

Hendak Menyeberang Jalan Saat Banjir di Mahulu, Karyawan Warung PHP Sebenaq Meninggal Dunia Pagi Tadi

Aktivitas Warga di Ibu Kota Mahulu Mulai Normal Setelah Sempat Diterjang Banjir

Kerap Mencuri di Rumah Kosong, Warga Perum Handil Kopi Sambutan Diciduk Polisi

Pabrik Smelter di Sangasanga Kembali Terbakar, Tiga Orang Alami Luka-Luka

Proyek Peningkatan Sistem Drainase Perkotaan di Tanjung Redeb Habiskan Anggaran Rp23,7 Miliar

Pengembangan Lahan Kakao Berau Baru 500 Hektare, Kelompok Tani Diminta Tak Alih Fungsikan Lahan

Ketergantungan Kaltim pada Sektor Pertambangan jadi Sorotan

Petani Kakao di Berau Diminta Bermitra dengan Perusahaan

Libatkan 14 Perusahaan, Disnaker Samarinda Buka Job Fair Pekan Depan

Aplikasi Perjalanan Dinas Dikritisi Anggota DPRD Samarinda, Sebut Jalan-Jalan untuk Adopsi Tata Kota

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.