Kamis, 05/04/2018
Kamis, 05/04/2018
Suasana RDP antara Pertamina RU V Balikpapan bersama DPRD Balikpapan. ( YUDI/KORANKALTIM.COM)
Kamis, 05/04/2018
Suasana RDP antara Pertamina RU V Balikpapan bersama DPRD Balikpapan. ( YUDI/KORANKALTIM.COM)
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Komisi III DPRD Kota Balikpapan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pihak PT Pertamina Refinery Unit 5 Balikpapan dan tim penanggulangan bencana tumpahan minyak di perairan Balikpapan, Kamis (5/4) siang.
Dalam rapat terbuka di ruang rapat DPRD Balikpapan yang dimulai sekira pukul 11.15 Wita untuk meminta penjelasan Pertamina terkait putusnya pipa crued oil yang menghubungkan kilang minyak Pertamina Balikpapan ke Lawe-Lawe.
Rapat tersebut juga dihadiri oleh KSOP Balikpapan, Pelindo Balikpapan, Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan dan BPBD Balikpapan.
GM Pertamina RU V, Togar M.P mengakui Pertamina belum mempunyai sistem indikator untuk mengetahui adanya kebocoran pipa crued oil.
"Sistem yang ada memang sudah lama tidak ada indikator kilometer, hanya tekanan pompa saja. Jadi tidak bisa diperkirakan adanya kebocoran," akunya.
Togar menuturkan operator pipa dari Lawe-Lawe ke tangki Pertamina di Balikpapan berbeda. "Tangki dari Lawe Lawe ke Balikpapan operatornya berbeda. Dari Lawe-Lawe operasikan pompa dan Balikpapan itu operasional tangki," tuturnya.
Masih minimnya peralatan early warning terkait kebocoran pipa Pertamina disayangkan oleh anggota DPRD Balikpapan.
"Sekelas Pertamina perusahan pengolahan minyak terbesar di Indonesia Timur kok masih konvensional belum memiliki alat indikator early warning," ucap anggota Komisi III DPRD Balikpapan, Andi Arif Agung.
Penulis: Yudi Hadi
Editor: Firman Hidayat
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.