Sabtu, 02/12/2017
Sabtu, 02/12/2017
Sabtu, 02/12/2017
UJOH BILANG - Kampung Laham, Kecamatan Laham, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, menyisihkan dana desa senilai Rp82,3 juta untuk mendukung program perhutanan sosial guna meningkatkan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
“Anggaran Rp82,3 juta itu untuk pembibitan sengon mulai dari pengadaan perlengkapan, pengangkutan, pembersihan lahan, pengumpulan media semai, pengisian bibit ke polybag, dan kegiatan lain,” ujar Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD)Kampung Laham Benediktus Ngerung di Ujoh Bilang, Kamis lalu.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pengadaan mesin split rotan dan menggelar pelatihan kerajinan tangan dari rotan, sehingga dana desa tersebut selain untuk peningkatan kapasitas masyarakat juga untuk meningkatkan perekonomian warga kampung.
Ia mengatakan bahwa dari hasil pelatihan, pengadaan mesin split rotan yang dilanjutkan dengan kreativitas kelompok membuat aneka kerajinan dari rotan, maka mampu memberdayakan masyarakat dan menyerap tenaga kerja, sehingga dari hasil penjualan barang kerajinan tersebut diyakini bisa menambah penghasilan keluarga.
Saat ini, lanjutnya, sudah ada dua kelompok pengrajin rotan yang sudah berjalan di Laham. Dari perkembangan yang ada, diharapkan ke depan ada kelompok lain yang tumbuh sehingga jumlah produksinya lebih banyak dan mudah memasarkan ke pasar lebih luas, karena program ini juga mengarahkan sampai pemasaran.
Sedangkan dari pembibitan yang telah dilakukan dari dana desa tahap pertama 2017, saat ini sudah mampu membibitkan 15 ribu bibit sengon yang sudah siap tanam. Pengadaan satu polybag bibit sengon tersebut nilainya setara dengan Rp6 ribu.
Bibit sengon yang segera ditanam di tahun ini juga, diyakini lima tahun ke depan sudah bisa dipanen dengan besaran pohon berdiameter sekitar 30 cm. Besaran diameter ini diperkirakan laku seharga Rp500 ribu per pohon, karena saat ini harganya sudah Rp300 ribu per pohon dengan diameter yang sama.
“Ke depan, yang menjual pohon ini bukan kelompok kami, tapi Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam) yang sudah ada, sehingga selain masyarakat dapat hasil dari perhutanan sosial, kampung juga dapat pendapatan asli kampung,” katanya.
Ia juga merencanakan pada tahun 2018 pihaknya telah merencanakan untuk pengembangan program, yakni pengelolaan dan pengembangan kawasan konservasi bagi kelompok, guna pelestarian hutan kampung sekaligus memberdayakan masyarakat setempat. (ant)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.