Jumat, 26/01/2018
Jumat, 26/01/2018
BERSAMA NARASUMBER: Dekan FTIK IAIN Samarinda Dr Khojir (pakai kopiah) bersama narasumber seminar kebangsaan
Jumat, 26/01/2018
BERSAMA NARASUMBER: Dekan FTIK IAIN Samarinda Dr Khojir (pakai kopiah) bersama narasumber seminar kebangsaan
SAMARINDA - Mengambil perannya dalam bidang pendidikan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda melalui Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) menggelar Seminar Kebangsaan dengan tema Deradikalisasi Melalui Pendidikan Kamis (25/1) kemarin.
Dekan FTIK IAIN Samarinda Dr Khojir menjelaskan, tanggung jawab untuk memberikan edukasi kepada generasi muda, khususnya kalangan pelajar dan mahasiswa, terhadap upaya pencegahan penyebaran paham radikalisme merupakan tugas semua elemen masyarakat.
“Pertama bahwa radikalisme menjadi masalah yang besar. IAIN Samarinda memiliki komitmen menangkal paham radikalisme. Dalam hal ini Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FTIK IAIN Samarinda ikut ambil bagian berperan secara kongkrit, melalui seminar ini,” ujarnya kepada Koran Kaltim.
Jadi saat ini, lanjut dia IAIN tak hanya sekadar berteori saja. Ia menyebut, nantinya pemahaman yang di peroleh dari seminar yang menghadirkan 3 narasumber yakni anggota DPRD Syarifa Fitria Alaydrus, tokoh pemuda Viktor Yuan, serta akademisi Iman Surya tersebut akan diteruskan ke Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang ada di IAIN agar dalam berkegiatan menjauhi hal yang berkaitan dengan radikalisme.
“Karena Mahasiswa sebagai garda terdepan untuk antisipasi di kalangan pemuda dan pelajar. Dan potensi untuk masuknya paham-paham radikalisme cukup tinggi. Kami secara preventif memberikan pemahaman yang jelas, mengenai Islam yang rahmatan lil alamin toleran dan moderat,” paparnya.
Secara internal, lanjut Khojir IAIN juga sudah membentengi diri, dari kemungkinan masuknya paham yang menyimpang. Mulai dari memasukkan materi anti radikalisme dalam kelas oleh dosen, sampai dengan penelitian dan kajian di tingkat mahasiswa.
Sementara itu, Ketua Panitia Muhammad Aulia Rahman mengaku bahwa antusiasme para peserta yang berasal dari kalangan pelajar setingkat SMA cukup tinggi. Seminar yang digelar di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim tersebut, diikuti total 264 orang.
Yang unik, peserta tak hanya dari sekolah umum atau kalangan muslim. Tapi juga non muslim.
“Untuk peserta mahasiswa 194, siswa 70. Total 264 orang. Iya, jadi kami juga menundang dari SMK Katolik, tujuannya bahwa isu radikalisme menjadi musuh bersama. Tak hanya untuk kalangan muslim saja,” tukasnya.
Ia berharap, dengan memiliki pemahaman yang jelas mengenai apa itu radikalisme, khususnya di kalangan mahasiswa dan pelajar maka ketika ada pihak yang tak bertanggung jawab memberikan doktrin yang menyesatkan, akan lebih mudah di antisipasi. “Harapan kami kedepan pemerintah bisa semakin meningkatkan intensitas sosialisasi mengenai hal ini, khususnya untuk wilayah yang jauh dari perkotaan,” tandasnya. (adv/rs)
BERSAMA NARASUMBER: Dekan FTIK IAIN Samarinda Dr Khojir (pakai kopiah) bersama narasumber seminar kebangsaan
SAMARINDA - Mengambil perannya dalam bidang pendidikan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda melalui Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) menggelar Seminar Kebangsaan dengan tema Deradikalisasi Melalui Pendidikan Kamis (25/1) kemarin.
Dekan FTIK IAIN Samarinda Dr Khojir menjelaskan, tanggung jawab untuk memberikan edukasi kepada generasi muda, khususnya kalangan pelajar dan mahasiswa, terhadap upaya pencegahan penyebaran paham radikalisme merupakan tugas semua elemen masyarakat.
“Pertama bahwa radikalisme menjadi masalah yang besar. IAIN Samarinda memiliki komitmen menangkal paham radikalisme. Dalam hal ini Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FTIK IAIN Samarinda ikut ambil bagian berperan secara kongkrit, melalui seminar ini,” ujarnya kepada Koran Kaltim.
Jadi saat ini, lanjut dia IAIN tak hanya sekadar berteori saja. Ia menyebut, nantinya pemahaman yang di peroleh dari seminar yang menghadirkan 3 narasumber yakni anggota DPRD Syarifa Fitria Alaydrus, tokoh pemuda Viktor Yuan, serta akademisi Iman Surya tersebut akan diteruskan ke Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang ada di IAIN agar dalam berkegiatan menjauhi hal yang berkaitan dengan radikalisme.
“Karena Mahasiswa sebagai garda terdepan untuk antisipasi di kalangan pemuda dan pelajar. Dan potensi untuk masuknya paham-paham radikalisme cukup tinggi. Kami secara preventif memberikan pemahaman yang jelas, mengenai Islam yang rahmatan lil alamin toleran dan moderat,” paparnya.
Secara internal, lanjut Khojir IAIN juga sudah membentengi diri, dari kemungkinan masuknya paham yang menyimpang. Mulai dari memasukkan materi anti radikalisme dalam kelas oleh dosen, sampai dengan penelitian dan kajian di tingkat mahasiswa.
Sementara itu, Ketua Panitia Muhammad Aulia Rahman mengaku bahwa antusiasme para peserta yang berasal dari kalangan pelajar setingkat SMA cukup tinggi. Seminar yang digelar di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim tersebut, diikuti total 264 orang.
Yang unik, peserta tak hanya dari sekolah umum atau kalangan muslim. Tapi juga non muslim.
“Untuk peserta mahasiswa 194, siswa 70. Total 264 orang. Iya, jadi kami juga menundang dari SMK Katolik, tujuannya bahwa isu radikalisme menjadi musuh bersama. Tak hanya untuk kalangan muslim saja,” tukasnya.
Ia berharap, dengan memiliki pemahaman yang jelas mengenai apa itu radikalisme, khususnya di kalangan mahasiswa dan pelajar maka ketika ada pihak yang tak bertanggung jawab memberikan doktrin yang menyesatkan, akan lebih mudah di antisipasi. “Harapan kami kedepan pemerintah bisa semakin meningkatkan intensitas sosialisasi mengenai hal ini, khususnya untuk wilayah yang jauh dari perkotaan,” tandasnya. (adv/rs)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.