Minggu, 16/06/2024
Minggu, 16/06/2024
Ilustrasi bakteri langka. (Foto: Istimewa)
Minggu, 16/06/2024
Ilustrasi bakteri langka. (Foto: Istimewa)
KORANKALTIM.COM - Bakteri langka yang bisa merusak jaringan tubuh tengah menyebar di Jepang. Bakteri itu merebak pesat saat Jepang mulai melonggarkan peraturan pembatasan Covid-19, sebagaimana laporan The Japan Times.
Laporan kasus infeksi bakteri yang disebut Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS) itu kini telah tercatat sebanyak 977, lebih tinggi dari rekor 941 kasus yang tercatat sepanjang tahun lalu.
Jumlah kasus terbaru itu merupakan hasil pencatatan National Institute of Infectious Diseases Japan per 2 Juni 2024. Instansi ini telah melacak kejadian penyakit infeksi bakteri itu sejak 1999.
Infeksi bakter Group A Streptococcus (GAS) itu biasanya menyebabkan pembengkakan dan sakit tenggorokan pada anak-anak yang dikenal sebagai "radang tenggorokan".
Namun, beberapa jenis bakteri dapat menyebabkan gejala yang berkembang lebih cepat, termasuk nyeri dan bengkak pada anggota badan, demam, tekanan darah rendah, yang dapat diikuti nekrosis, masalah pernafasan, kegagalan organ, dan kematian.
"Dengan tingkat infeksi saat ini, jumlah kasus di Jepang bisa mencapai 2.500 pada tahun ini, dengan tingkat kematian sebesar 30 persen," kata Ken Kikuchi, profesor penyakit menular di Tokyo Women's Medical University, dikutip dari The Japan Times, Sabtu (15/6/2024).
"Sebagian besar kematian terjadi dalam waktu 48 jam," kata Kikuchi. "Segera setelah seorang pasien menyadari adanya pembengkakan di kaki (mereka) di pagi hari, pembengkakan tersebut dapat meluas hingga ke lutut pada siang hari, dan mereka dapat meninggal dalam waktu 48 jam," jelasnya dilansir dari CNBCIndonesia, Minggu (16/6/2024)
Pada akhir 2022, setidaknya lima negara Eropa juga telah melaporkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tentang peningkatan kasus penyakit invasive group A streptococcus (iGAS), termasuk STSS. WHO mengatakan peningkatan kasus itu terjadi setelah berakhirnya pembatasan COVID-19.
Kikuchi mendesak masyarakat Jepang untuk menjaga kebersihan tangan dan mengobati luka terbuka secepat mungkun. Dia mengatakan pasien yang menderita infeksi bakteri itu bisa membawa GAS di ususnya, yang dapat mencemari tangan mereka melalui tinja.
Editor: Maruly Z
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.