Jumat, 29/11/2024

Ekonomi Kaltim Tumbuh Stabil, Realisasi APBN-APBD hingga Pembangunan IKN

Jumat, 29/11/2024

Batu bara tetap menjadi salah satu sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi Kaltim, selain sektor perkebunan dan pembangunan IKN. (Foto: Hendra/Korankaltim.com)

Share
Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Ekonomi Kaltim Tumbuh Stabil, Realisasi APBN-APBD hingga Pembangunan IKN

Jumat, 29/11/2024

logo

Batu bara tetap menjadi salah satu sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi Kaltim, selain sektor perkebunan dan pembangunan IKN. (Foto: Hendra/Korankaltim.com)

Penulis: */Hendra

KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN – Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Triwulan III 2024 tercatat mencapai 5,55 persen secara year-on-year (yoy). Meskipun sedikit menurun dibandingkan Triwulan II 2024 yang tercatat tumbuh 5,85 persen yoy, Kaltim masih menunjukkan kinerja ekonomi yang positif.

"Pertumbuhan ekonomi Kaltim didorong oleh sektor pertambangan dan penggalian yang menjadi kontributor utama dalam PDRB kita," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kaltim, M. Syaibani dalam rilisnya, Jumat (29/11/2024).

Pada sisi pengeluaran, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menunjukkan pertumbuhan tertinggi pada Triwulan III 2024. Tercatat kontribusi terbesar dari sektor-sektor seperti pertambangan yang terus mendorong perekonomian Kaltim.

"Semua provinsi di Pulau Kalimantan juga menunjukkan pertumbuhan positif, dengan Kalimantan Timur menyumbang kontribusi terbesar dalam penyusunan nilai tambah regional," imbuhnya.

Sementara tingkat inflasi di Kaltim pada Oktober 2024 tercatat 1,75 persen yoy. Inflasi ini didorong oleh kenaikan sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, terutama dalam kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, kelompok Kesehatan, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

"Pengelolaan sektor konsumsi dan barang kebutuhan pokok akan terus dipantau agar tetap terkendali," ungkap Syaibani.

REALISASI APBN DAN APBD

Sedangkan untuk realisasi APBN,  Kaltim hingga 31 Oktober 2024 menunjukkan Pendapatan Negara sebesar Rp30,75 triliun, yang tercapai 64,65 persen dari target Rp47,57 triliun. Namun, terdapat kontraksi 8,30 persen yoy.

Di sisi lain, Belanja Negara terealisasi sebesar Rp65,25 triliun (70,57 persen dari pagu tahunan Rp92,46 triliun), mengalami pertumbuhan sebesar 44,79 persen yoy.

Selanjutnya pada penerimaan perpajakan Kaltim hingga Oktober 2024 tercatat sebesar Rp28,55 triliun, atau 74,97 persen dari target. Namun, penerimaan pajak mengalami penurunan yoy sebesar minus 10,43 persen.

"Penurunan ini lebih disebabkan oleh fluktuasi harga komoditas global, seperti batu bara dan CPO. Kami tetap berupaya memaksimalkan penerimaan pajak dari sektor domestik dan ekspor impor," jelas Syaibani.

Kemudian realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga Oktober 2024 mencapai Rp2,72 triliun, atau 154,90 persen dari target. PNBP ini tumbuh signifikan 52,63 persen yoy, didorong oleh sektor jasa kepelabuhan dan pendidikan.

"Kami juga melihat peningkatan yang signifikan pada PNBP, terutama dari pendapatan jasa layanan pendidikan dan kepelabuhan yang sangat berkontribusi pada APBN," tambahnya.

Di sisi lain, realisasi Pendapatan APBD Kaltim hingga Oktober 2024 tercatat sebesar Rp41,33 triliun, atau 63,10 persen dari target. Dana Transfer mendominasi pendapatan APBD Kaltim dengan kontribusi Rp33,25 triliun (66,22% dari pagu Rp50,31 triliun).

"Dukungan dana pusat menjadi faktor penting dalam pendanaan APBD Kaltim, dan kami akan terus memastikan penggunaan dana ini untuk pembangunan yang lebih merata di daerah," ujar Syaibani.

Ia melanjutkan, bahwa khusus untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) tetap menjadi fokus utama dalam pengelolaan keuangan negara di Kaltim. Hingga Oktober 2024, anggaran untuk pembangunan IKN telah mendominasi 78,14 persen dari pagu belanja K/L.

Alokasi APBN untuk IKN mencapai Rp41,70 triliun, dengan sebagian besar dialokasikan untuk Kementerian PUPR (99,56 persen), disusul oleh Kemenhub (0,24 persen), KLHK (0,16 persen), dan POLRI (0,04 persen).

"Pembangunan IKN diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Kaltim lebih pesat ke depannya, baik dalam sektor infrastruktur maupun sektor-sektor lainnya," pungkas Syaibani. (*/ha)

Ekonomi Kaltim Tumbuh Stabil, Realisasi APBN-APBD hingga Pembangunan IKN

Jumat, 29/11/2024

Batu bara tetap menjadi salah satu sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi Kaltim, selain sektor perkebunan dan pembangunan IKN. (Foto: Hendra/Korankaltim.com)

Share

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.