Jumat, 18/10/2024
Jumat, 18/10/2024
Ilustrasi Masyarakat petani rumput laut saat mengolah bahan baku. (Foto: Dok.Korankaltra)
Jumat, 18/10/2024
Ilustrasi Masyarakat petani rumput laut saat mengolah bahan baku. (Foto: Dok.Korankaltra)
Penulis: Muhammad Heriansyah
KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Sayid Fathullah mengatakan pembangunan pabrik pengolahan rumput laut di Desa Muara Badak Ulu, Kecamatan Muara Badak, terus dipercepat.
Dalam waktu dekat, mesin berkapasitas besar untuk pengolahan rumput laut tersebut akan segera tiba dan mulai dirakit.
“Pabrik ini diharapkan mampu memproses rumput laut menjadi powder dengan kapasitas 20 ton per bulan,” kata Fathul sapaan akrabnya kepada korankaltim.com, Jumat (18/10/2024)
Disperindag Kukar telah berkomunikasi dengan penyedia mesin yang telah memenangkan proses lelang. Mesin tersebut akan tiba dalam satu atau dua pekan ke depan dan proses perakitannya akan memakan waktu satu hingga dua bulan.
“Pabrik ini akan memerlukan bahan baku rumput laut basah sekitar 150-200 ton per bulan. Dalam pengelolaannya, Disperindag Kukar berharap Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan perusahaan daerah (Perusda) dapat terlibat, bersama dengan koperasi dan mitra lainnya,” sebutnya.
Pihaknya berharap kehadiran pabrik ini dapat meningkatkan harga beli rumput laut dari petani, yang saat ini berkisar Rp15.000 per kilogram. Diharapkan harga dapat naik menjadi Rp17.000 atau Rp18.000 per kilogram, sehingga kesejahteraan petani meningkat. “Dan mereka tidak lagi bergantung pada pengepul yang sering menekan harga,” harapnya.
Selain itu, Disperindag Kukar juga mendorong agar Industri Kecil Menengah (IKM) dan UMKM lokal bisa memanfaatkan rumput laut sebagai bahan dasar produk makanan dan minuman. Produk unggulan yang akan diprioritaskan adalah beras dan mie instan berbasis rumput laut, yang memiliki nilai gizi tinggi.
Dengan potensi besar rumput laut ini, Disperindag Kukar optimis produk olahan rumput laut seperti beras dan mie instan akan menjadi komoditas unggulan yang bernilai tinggi, khususnya untuk segmen pasar penduduk Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Kami menargetkan pabrik ini dapat beroperasi pada awal tahun 2025 dan mampu memproduksi powder serta turunannya. Kami ingin pabrik ini memberikan manfaat yang besar bagi warga sekitar, serta mendukung potensi pasar di IKN,” demikian Fathul.
Editor: Supiansyah
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.