Kamis, 05/09/2024

Balikpapan Catat Deflasi Agustus 2024, Inflasi Tahunan Tertahan di Level 2,26 Persen

Kamis, 05/09/2024

Turunnya harga daging ayam ras menjadi salah satu penyumbang deflasi di Kota Balikpapan pada periode Agustus 2024. (Foto: Hendra/Korankaltim.com)

Share
Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Balikpapan Catat Deflasi Agustus 2024, Inflasi Tahunan Tertahan di Level 2,26 Persen

Kamis, 05/09/2024

logo

Turunnya harga daging ayam ras menjadi salah satu penyumbang deflasi di Kota Balikpapan pada periode Agustus 2024. (Foto: Hendra/Korankaltim.com)

Penulis: Hendra

KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Kabar baik datang dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai inflasi di Kota Balikpapan. Pada Agustus 2024, Indeks Harga Konsumen (IHK) kota ini mencatat deflasi sebesar 0,20 persen (mtm). Kondisi ini menunjukkan penurunan yang lebih dalam dibandingkan deflasi Juli yang hanya 0,09 persen (mtm).

Ini menandai bulan kedua berturut-turut Kota Balikpapan mengalami deflasi. Meski demikian, inflasi tahunan di kota ini tercatat sebesar 2,26 persen (yoy).

Angka itu sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 2,12 persen (yoy). Termasuk inflasi gabungan 4 kota di Provinsi Kalimantan Timur yang sebesar 2,13 persen (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kota Balikpapan, Robi Ariadi, menjelaskan bahwa penurunan harga komoditas seperti ikan layang, kangkung, bawang merah, daging ayam ras, dan tarif angkutan udara menjadi penyumbang utama deflasi bulan ini.

"Penurunan harga ikan layang sejalan dengan peningkatan hasil tangkapan nelayan dan stabilitas konsumsi masyarakat," kata Robi, Kamis (5/9/2024).

Dia melanjutkan, harga bawang merah juga turun akibat panen dari sentra produksi di Jawa. "Sedangkan pasokan kangkung yang melimpah turut memengaruhi harga," ujarnya.

Robi menambahkan bahwa penurunan tarif angkutan udara turut menyumbangkan deflasi. "Disebabkan oleh normalisasi harga tiket pesawat setelah kenaikan signifikan pada periode liburan dan kegiatan di IKN," imbuhnya.

Namun, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga yang menahan deflasi lebih lanjut, seperti cabai rawit, bensin, popok bayi, dan tarif kendaraan travel.

"Kenaikan harga cabai rawit dipicu oleh penurunan pasokan dari wilayah produsen utama, sementara harga bensin naik akibat penyesuaian harga BBM non-subsidi oleh PT Pertamina," ungkapnya.

Sementara Kenaikan harga popok bayi diperkirakan terkait dengan kenaikan dari pemasok. "Kalau tarif kendaraan travel meningkat karena permintaan tinggi menjelang HUT RI dan kegiatan di IKN," jelas Robi.

Sementara itu, sambung Robi, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) juga mencatat deflasi pada Agustus 2024 dengan tingkatan yang mencapai 0,52 persen (mtm).

"Lebih tinggi dibandingkan Kota Balikpapan, tetapi mengalami penurunan dari deflasi Juli yang sebesar 1,08 persen (mtm)," sebutnya.

Ini merupakan deflasi ketiga kalinya di PPU sejak Juni. Inflasi tahunan tetangga Balikpapan ini tercatat sebesar 1,37 persen (yoy). "Lebih rendah dibandingkan inflasi nasional dan inflasi gabungan 4 kota di Provinsi Kalimantan Timur," tambahnya.

Deflasi di PPU terutama disebabkan oleh penurunan harga komoditas pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, dengan andil sebesar -0,57 persen (mtm). Komoditas penyumbang deflasi tertinggi meliputi tomat, ikan layang, daging ayam ras, bawang merah, dan semangka.

"Dipicu oleh melimpahnya pasokan dari musim panen di berbagai wilayah produsen. Sedangkan harga daging ayam ras turun akibat normalisasi distribusi dan permintaan yang menurun," jelas Robi Ariadi.

Deflasi di Kota Balikpapan dan PPU menunjukkan hasil positif dari sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan berbagai instansi terkait, termasuk Bank Indonesia.

"Walaupun terjadi deflasi, tidak berarti aktivitas ekonomi menurun. Survei Konsumen kami menunjukkan peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi pada Agustus 2024, didorong oleh optimisme terhadap penghasilan dan lapangan kerja," ungkap Robi.

Namun, tantangan ke depan tetap ada, terutama dengan meningkatnya curah hujan yang dapat menyebabkan banjir dan mengganggu pasokan pangan. Selain itu, kenaikan harga avtur di tingkat nasional juga dapat memengaruhi tarif angkutan udara dan berdampak pada inflasi di sektor transportasi. (*)


Editor: Aspian Nur

Balikpapan Catat Deflasi Agustus 2024, Inflasi Tahunan Tertahan di Level 2,26 Persen

Kamis, 05/09/2024

Turunnya harga daging ayam ras menjadi salah satu penyumbang deflasi di Kota Balikpapan pada periode Agustus 2024. (Foto: Hendra/Korankaltim.com)

Share

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.