sponsor

Jumat, 31/05/2024

Camat: Kalau Belum Makan Tempe Artinya Belum ke Loa Kulu

Jumat, 31/05/2024

Tempe Loa Kulu yang tetap eksis dan terkenal sehingga menjadi ikon dari Kecamatan Loa Kulu. (Foto: Istimewa)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

sponsor

Camat: Kalau Belum Makan Tempe Artinya Belum ke Loa Kulu

Jumat, 31/05/2024

logo

Tempe Loa Kulu yang tetap eksis dan terkenal sehingga menjadi ikon dari Kecamatan Loa Kulu. (Foto: Istimewa)

Penulis: Muhammad Heriansyah

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG – Jika Anda bepergian ke Kecamatan Loa Kulu di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), sepertinya kurang lengkap jika tak mencicipi atau membawa buah tangan berupa tempe. Ya, makanan dari olahan kedelai itu sudah identik sejak lama dengan kecamatan yang memiliki luas 1.405,7 km persegi dan 12 desa tersebu

Camat Loa Kulu, Adriansyah mengatakan, tempe telah melekat dengan masyarakat dan menjadi olahan khas Kecamatan Loa Kulu. Bahkan tempe produksi warganya terkenal memiliki rasa yang khas.

“Potensi di Loa Kulu banyak, selain memang sumber daya alamnya juga ada ciri khasnya. Yaitu tempe, sampai ada istilah ‘kalau belum makan tempe artinya belum ke Loa Kulu’. Ini salah satu ikon yang ada di Kecamatan Loa Kulu,” kata Haji Oyeng sapaan akrab Camat Loa Kulu ini kepada korankaltim.com, Jumat (31/5/2024).

Karena itu, Loa Kulu tak melulu mengandalkan sumber daya alam berupa batu bara. Ada banyak pengrajin tempe di wilayah itu. Selain itu, lanjut Oyeng ada ribuan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan berbagai jenis usaha termasuk menjadi pembudidaya ikan.

“Kalau menyusuri di jalan provinsi di pinggiran Sungai Mahakam banyak pembudidaya ikan keramba, merupakan kelompok perikanan yang ada di Loa Kulu. Ada juga perikanan di darat dan ini salah satu perkembangan komoditas unggulannya ialah ikan emas, ikan nila, dan ikan lele,” ujar Adriansyah.

Sebagai wilayah yang digadang-gadang menjadi salah satu kawasan untuk penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), Loa Kulu juga memiliki kekuatan di sektor pangan, yakni pertanian padi sawah, padi ladang dan tanaman hortikultura.

“Loa Kulu memiliki potensi besar di bidang pertanian dengan luasan padi sawah 2.752 hektare, padi ladang 129 hektare dan hortikultura 499 hektare. Dan saat ini juga ada komoditas jahe yang bekerja sama dengan Sidomuncul, dan itu terdapat di Desa Jonggon Jaya, dengan luasan sekitar 25 hektare,” tegasnya.

Untuk menyukseskan semua sektor ini, camat yang memiliki hobi olahraga tinju ini menegaskan pihaknya selalu menjalin koordinasi yang baik dengan seluruh lapisan masyarakat.

“Rakat bersama masyarakat dan koordinasi serta sinergi yang baik selalu kami jalin dengan Forkopimda (Forum Foordinasi Pimpinan Daerah), Forkopimca (Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan) baik tingkat Koramil dan Polsek beserta jajarannya, juga rekanan dari dunia usaha,” pungkas Oyeng. (Adv)

Editor: Maruly Z


sponsor

Camat: Kalau Belum Makan Tempe Artinya Belum ke Loa Kulu

Jumat, 31/05/2024

Tempe Loa Kulu yang tetap eksis dan terkenal sehingga menjadi ikon dari Kecamatan Loa Kulu. (Foto: Istimewa)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.