Rabu, 24/01/2018
Rabu, 24/01/2018
Rabu, 24/01/2018
BONTANG – Dari 15 kelurahan yang ada di Kota Taman, ada 6 kelurahan yang terdata memiliki cakupan imunisasi terendah. Karena cakupan imunisasi dasar lengkap kurang dari 92 persen dalam tiga tahun terakhir.
“Enam kelurahan tersebut cakupan imunisasi dasar lengkapnya kurang dari 92 persen dalam kurun waktu 3 tahun belakangan secara berturut-turut,” kata Kasi Survelen Imunisasi Wabah dan Bencana Diskes-KB Bontang, Adi Permana.
Keenam kelurahan tersebut diantaranya Satimpo, Gunung Elai, Berbas Tengah, Loktuan, Api-Api dan dan Bontang Kuala. Dimana total anak usia sekolah yang akan divaksin terdata mencapai 1.500 anak.
Kondisi tersebut mendapatkan perhatian khusus dari Pemkot Bontang. Sehingga Dinkes Bontang berencananya akan melakukan pemberian vaksin difteri secara missal atau backlog fighting, putaran pertama.
Dilanjutkan Adi, seluruh Posyandu di 6 kelurahan tersebut akan memberikan vaksin bagi anak-anak yang belum lengkap imunisasi dasarnya dan juga berkordinasi dengan pihak pihak sekolahan. 1.500 anak dipastikan akan mendapat vaksin karena tahun lalu tidak mendapatkannya saat di sekolah.
Anak yang ketinggalan bisa menyusul hingga tanggal 17 Februari. “Jika mereka merasa belum divaksin 3 tahun sebelumnya maka bisa ke Puskesmas di wilayahnya,” ujar Adi, usai menggelar rapat kewaspadaan wabah difteri di Kota Bontang, Selasa (23/1).
Adi mengaku sempat kuatir kekurangan vaksin, namun dirinya yakin vaksin yang dimiliki pihaknya masih mencukupi. Tetapi kalau memang untuk satu kecamatan atau bahkan satu kota, pihaknya tidak menyanggupi. Apalagi, vaksin gratis itu programnya hanya untuk balita, anak sekolah dan wanita usia subur.
Sehingga jika dewasa menginginkan vaksin difteri untuk pencegahan bisa melakukannya dengan cara mandiri alias bayar. “Memang dari Kementerian Kesehatan lagi melakukan penyediaan vaksin, tetapi entah kapan datangnya,” terangnya.
Wakil Wali Kota Bontang Basri Rase sudah mengintruksikan Disdik Bontang untuk menyurati sekolah-sekolah agar melakukan imunisasi bagi para siswanya. Termasuk juga sekolah dibawah Kemenag, mengingat terdapat beberapa pemahaman berbeda terkait pentingnya imunisasi. “Di sekolah yang berbasis agama agak kurang untuk melakukan imunisasi atau vaksin,” ujarnya.
Meski demikian, Basri menyatakan bahwa di Bontang belum menetapkan sebagai KLB untuk difteri, sehingga masyarakat Bontang diminta jangan panik. Mengingat wabah difteri di Bontang masih dalam keadaan aman dan terkendali. Untuk penanggung jawabnya belum dibentuk tim khusus, tetapi masih ditangani oleh Diskes-KB Bontang. (cil)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.