Sabtu, 11/01/2025
Sabtu, 11/01/2025
Tangkapan layar anak-anak sekolah di Jalan Damanhuri kebanjiran pada Jumat (10/1) sore.(Ist)
Sabtu, 11/01/2025
Tangkapan layar anak-anak sekolah di Jalan Damanhuri kebanjiran pada Jumat (10/1) sore.(Ist)
Penulis: Ainur Rofiah
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda sejak tahun 2022 hingga kini terus mengupayakan program pengendalian banjir. Hal ini dibuktikan dengan berbagai proyek perbaikan drainase yang sudah dilaksanakan dan memberikan dampak positif.
Namun demikian, satu titik yang hingga kini masih menjadi perhatian masyarakat adalah Jalan Damanhuri. Akses tersebut masih dilanda banjir yang cukup dalam, bahkan kondisinya mirip seperti arung jeram ketika hujan dengan intensitas tinggi turun.
Bahkan, Jumat (10/1/2025) kemarin viral video di media sosial yang merlihatkan seorang perempuan harus dibantu warga karena tidak bisa melawan derasnya arus banjir.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menjelaskan permasalahan yang dialami khusus untuk penanganan banjir di Jalan Damanhuri.
“Jalan Damanhuri ini problemnya masalah lahan. Saya sudah meminta provinsi agar lahan mereka yang 12 hektare di Gang Ogok itu bisa difungsikan sebagai kolam retensi,” kata Andi Harun, Sabtu (11/1/2025).
Kabar terbaru masuk, dimana tanah milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim seluas 12 hektare itu akan dibangun Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim.
Andi Harun pun sudah memerintahkan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda berkomunikasi dengan Instasi terkait Pemprov Kaltim.
“Kalau pun mau dibangun Kantor BPBD itu cukup 2 hektare, yang 10 hektarnya kami buatkan kolam retensi untuk pengendalian banjir,” jelasnya.
Pilihan solusi untuk kawasan Jalan Damanhuri terbatas, terutama karena daerah tersebut merupakan kawasan padat penduduk. Mencari lahan seluas 10-15 hektare untuk dibangun kolam retensi di wilayah tersebut bukanlah hal yang mudah.
Pria yang akrab disapa AH itu juga mengaku sudah bersurat pada Pj Gubernur, Akmal Malik, dan menawarkan dua solusi.
“Pertama tanah itu dihibahkan kepada Pemkot, kemudian kita yang kerjakan, kami sediakan anggarannya. Kedua, kita minta tolong ke PUPR & Pera Kaltim untuk dibuatkan kolam retensi,” tegasnya.
Hingga kini, AH mengaku masih menunggu respon positif dari Pemprov Kaltim dan mengharapkan di Januari ini masuk untuk intervensi, sehingga pembuatan kolam retensi dapat dilakukan pada tahun ini.
Editor: Erwin
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.