Selasa, 13/06/2017
Selasa, 13/06/2017
KORBAN Subaidah semasa hidupnya. Sejauh ini, polisi belum memeriksa kejiwaan pelaku pemunuhan Subaidah, yang tak lain adalah suaminya sendiri.
Selasa, 13/06/2017
KORBAN Subaidah semasa hidupnya. Sejauh ini, polisi belum memeriksa kejiwaan pelaku pemunuhan Subaidah, yang tak lain adalah suaminya sendiri.
BALIKPAPAN - Luapan kekesalan korban pembunuhan Subaidah (23), selalu diutarakan melalui akun media sosial (medsos) miliknya, semasa hidup.
Bahkan status terakhir di BlackBerry Messenger (BBM) korban sebelum meregang nyawa di tangan suaminya sendiri, Novi Dwi Kusuma (28), terlihat begitu kesal.
Saat itu korban menulis “kesempatan untuk mu sdah benar” tiada lagi.. sdah ckup ku bri kesempatan untuk mu.. tapi km trus mengabaykan nya..” tulisnya ditambah dengan emotion yang menandakan Subaidah sedang marah.
Melihat status di medsos korban, salah seorang Psikolog Patria Rahmawati mengatakan, dari status tersebut terlihat bahwa penulis status dalam keadaan marah atau kesal, karena ada perbuatan yang dilakukan oleh orang yang dituju dan tidak pernah berubah. Kemungkinan itu suaminya, karena dari pengakuan tersangka sering cekcok.
“Sepertinya ada ketidak harmonisan di dalam hubungan mereka, hanya saja tidak diketahui apa penyebabnya. Karena tidak ada perubahan dari diri pasangannya,” kata Patria, saat berbincang, kemarin.
Meski demikian, banyak postingan status yang diunggah ke medsos belum tentu mewakili kondisi sebenarnya yang terjadi. Diunggahnya status itu, selain untuk menunjukkan kekesalan terhadap orang yang dimaksud, juga untuk mendapat perhatian dari orang lain.
Seperti mencari solusi maupun mencari teman curhat di media sosial.
“Karena status yang saat ini sering disampaikan melalui medsos kadang tidak mewakili kondisi sebenarnya,” ujar Patria.
Menurut Patria, pemeriksaan psikologis tersangka harus dilakukan. Tujuannya, untuk mengetahui karakter pelaku dan mencari penyebab, pelaku melakukan pembunuhan sadis itu.
Karena belum tentu akibat postingan status korban, menjadi pemicu hingga terjadinya pembunuhan itu.
Sejauh ini dari pengakuan tersangka sendiri menuturkan, melakukan pembunuhan lantaran emosi karena korban berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri. Tapi bisa saja keterangan tersangka hanya saja alibi untuk mencari pembenaran sendiri.
“Ada kemungkinan itu (alibi), tapi belum tentu juga. Kita harus melakukan pemeriksaan psikologis dulu, kita gali dulu, mencari sebab masalah sebenarnya,” ungkapnya. (yud)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.