Rabu, 05/12/2018

Porprov Kaltim: Merasa diCurangi Wasit, Atlet Cabor Karate Tuan Rumah Walk Out

Rabu, 05/12/2018

RICUH: Petugas keamanan mengamankan kubu tuan rumah.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Porprov Kaltim: Merasa diCurangi Wasit, Atlet Cabor Karate Tuan Rumah Walk Out

Rabu, 05/12/2018

logo

RICUH: Petugas keamanan mengamankan kubu tuan rumah.

SANGATTA - Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VI Kaltim yang mempertandingkan cabor Karate berujung ricuh di Gedung Serba Guna Bukit Pelangi, Selasa (4/12). Ricuh dipicu oleh protes dari kontingen tuan rumah karena merasa dicurangi oleh wasit saat pemberian skor.

Salah satu pelatih karate Kutim, Ismaun yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum KONI memilih untuk tidak melanjutkan pertandingan. Sebagai tuan rumah yang merasa dicurangi oleh wasit, tim karate Kutim memilih walk out saat bertanding.

 Keputusan wasit ini dianggap banyak banyak merugikan peserta. Salah satunya, selalu tidak adil dalam mengambil keputusan. “Kami walk out sudah, karena wasit jurinya tidak adil dalam mengambil keputusan, mulai kemarin kami sebagai tuan rumah sudah dicurangi, sehingga tiga emas hilang begitu saja,” katanya.

Menurutnya, hal itu bukan hanya terjadi pada Kutim saja. Namun juga menimpa sejumlah kabupaten kota lain. Ia mengaku melakukan hal ini bukan hanya membela daerahnya, namun seluruh daerah.

“Bukan hanya Kutim yang mengalami, tapi juga dari beberapa kabupaten/kota lainnya. Saya rasa ada beberapa alasan mereka, pertama sarana tanding tidak mencukupi dan memadai. Kedua, mereka merasa tidak nyaman karena wasit karate ditempatkan bukan di hotel, dan katanya sangat tidak layak,” bebernya.

Dengan alasan itu, dirinya yang terpancing emosi melakukan aksi protes pada wasit. Karena dianggap melakukan anarkisme, Ismaun diminta untuk meminta maaf dan meninggalkan area tanding. “Semua sepakat keluar, tapi juga ada yang menyayangkan, karena masih ada satu temannya belum tanding,” ujarnya.

Namun, lanjutnya ia merasa tidak membatasi atletnya jika ingin melanjutkan untuk menyelesaikan pertandingan, untuk melawan kontingen lainnya. “Tapi saya kembalikan ke mereka, bahwa jika masih mau main silahkan. Saya tidak melarang, dengan catatan saya keluar dari tim meninggalkan mereka. Saya juga langsung keluar dari tempat tanding,” ungkapnya.

Saat itu, Kutim yang telah mendulang satu emas, dua perak dan tiga perunggu. Sejumlah atlet Kutim nampak menangis ditengah suasana ricuh. Namun, Ismaun tetap memberi motivasi bagi atletnya yang akan berlaga.

“Soal perolehan medali itu keputusan dewan wasit. Harusnya kita dapat tiga emas, tapi mulai awal pertandingan sudah terindikasi kecurangan dan berat sebelah pada satu kontingen,” tegasnya.

Ia merasa hal ini sangat memengaruhi kualitas atlet yang berlaga di pelaksanan PON. Mengingat atlet yang dimenangkan dengan kecurangan yang berlaga diajang nasional. “Harusnya mereka bisa profesional dan objektif dalam menilai. Karena belajar dari pengalaman, Karate Kaltim nol besar di pelaksanaan PON yang lalu-lalu,” tutupnya. (yul)

Porprov Kaltim: Merasa diCurangi Wasit, Atlet Cabor Karate Tuan Rumah Walk Out

Rabu, 05/12/2018

RICUH: Petugas keamanan mengamankan kubu tuan rumah.

Berita Terkait


Porprov Kaltim: Merasa diCurangi Wasit, Atlet Cabor Karate Tuan Rumah Walk Out

RICUH: Petugas keamanan mengamankan kubu tuan rumah.

SANGATTA - Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VI Kaltim yang mempertandingkan cabor Karate berujung ricuh di Gedung Serba Guna Bukit Pelangi, Selasa (4/12). Ricuh dipicu oleh protes dari kontingen tuan rumah karena merasa dicurangi oleh wasit saat pemberian skor.

Salah satu pelatih karate Kutim, Ismaun yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum KONI memilih untuk tidak melanjutkan pertandingan. Sebagai tuan rumah yang merasa dicurangi oleh wasit, tim karate Kutim memilih walk out saat bertanding.

 Keputusan wasit ini dianggap banyak banyak merugikan peserta. Salah satunya, selalu tidak adil dalam mengambil keputusan. “Kami walk out sudah, karena wasit jurinya tidak adil dalam mengambil keputusan, mulai kemarin kami sebagai tuan rumah sudah dicurangi, sehingga tiga emas hilang begitu saja,” katanya.

Menurutnya, hal itu bukan hanya terjadi pada Kutim saja. Namun juga menimpa sejumlah kabupaten kota lain. Ia mengaku melakukan hal ini bukan hanya membela daerahnya, namun seluruh daerah.

“Bukan hanya Kutim yang mengalami, tapi juga dari beberapa kabupaten/kota lainnya. Saya rasa ada beberapa alasan mereka, pertama sarana tanding tidak mencukupi dan memadai. Kedua, mereka merasa tidak nyaman karena wasit karate ditempatkan bukan di hotel, dan katanya sangat tidak layak,” bebernya.

Dengan alasan itu, dirinya yang terpancing emosi melakukan aksi protes pada wasit. Karena dianggap melakukan anarkisme, Ismaun diminta untuk meminta maaf dan meninggalkan area tanding. “Semua sepakat keluar, tapi juga ada yang menyayangkan, karena masih ada satu temannya belum tanding,” ujarnya.

Namun, lanjutnya ia merasa tidak membatasi atletnya jika ingin melanjutkan untuk menyelesaikan pertandingan, untuk melawan kontingen lainnya. “Tapi saya kembalikan ke mereka, bahwa jika masih mau main silahkan. Saya tidak melarang, dengan catatan saya keluar dari tim meninggalkan mereka. Saya juga langsung keluar dari tempat tanding,” ungkapnya.

Saat itu, Kutim yang telah mendulang satu emas, dua perak dan tiga perunggu. Sejumlah atlet Kutim nampak menangis ditengah suasana ricuh. Namun, Ismaun tetap memberi motivasi bagi atletnya yang akan berlaga.

“Soal perolehan medali itu keputusan dewan wasit. Harusnya kita dapat tiga emas, tapi mulai awal pertandingan sudah terindikasi kecurangan dan berat sebelah pada satu kontingen,” tegasnya.

Ia merasa hal ini sangat memengaruhi kualitas atlet yang berlaga di pelaksanan PON. Mengingat atlet yang dimenangkan dengan kecurangan yang berlaga diajang nasional. “Harusnya mereka bisa profesional dan objektif dalam menilai. Karena belajar dari pengalaman, Karate Kaltim nol besar di pelaksanaan PON yang lalu-lalu,” tutupnya. (yul)

 

Berita Terkait

Arne Slot Tegaskan Tinggalkan Feyenoord karena Ingin Gabung Klub Besar Dunia

Borneo FC Ingin Bangkit dan Fokus Hadapi Bali United di Perebutan Posisi Ketiga Liga 1

Andai Tanpa VAR di Liga Inggris Musim Ini, Manchester City Tetap Juara

Layar Kaltim Ajukan Rencana Uji Coba Dalam dan Luar Negeri

Instruktur Pelatihan Pelatih Sepak Bola Lisensi D Minta 50 Peserta Dimonitoring Kontribusinya Bagi SSB

Air Mata Virgil Van Dijk dan Trent Alexander-Arnold Warnai Kepergian Jurgen Klopp dari Anfield

Manchester City Cetak Sejarah, Erling Haaland Raih Golden Boot, Phil Foden Pemain Terbaik Liga Inggris

Borneo FC Gagal Revans, Bus Madura United Dilempar Telur Sebelum Pertandingan Malam Tadi

Oleksandr Usyk Juara Tinju Sejati Kelas Berat, Tyson Fury Bertubi-tubi Kena Bogem

Borneo FC Jamu Madura United di Stadion Batakan Nanti Malam, Persib Menunggu di Final

Hindari Hasil Imbang Apalagi Kalah, Borneo FC Siap Revans Hadapi Madura United Besok Malam di Batakan

Manchester United Menang di Old Trafford, Rasmus Hojlund Cetak Gol Lagi Setelah 10 Pertandingan

Borneo FC Yakin Balas Kekalahan dari Madura United di Leg Kedua

Abdul Rahman Agus Pimpin Pabersi Kaltim, KONI Minta Jaga Posisi untuk Tetap jadi Cabang Olahraga Andalan

LeKOP Optimistis Kaltim Bisa Tembus 5 Besar di PON XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara

Championship Series: Borneo FC Kekuatan Penuh Saat Dijamu Madura United Nanti Malam

Bayer Leverkusen Cetak Sejarah di Bundesliga, Tak Pernah Kalah di Laga Tandang Selama Satu Musim

Arsenal Berharap Tottenham Hotspur Jegal Manchester City dalam Perebutan Gelar Juara Liga Inggris

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.