Selasa, 01/08/2017
Selasa, 01/08/2017
ILUSTRASI
Selasa, 01/08/2017
ILUSTRASI
PENAJAM - Pembukaan lahan perkebunan oleh masyarakat Kaltim, khususnya di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) kerap dilakukan dengan cara membakar. Kebiasaan berkebun secara tradisional ini dianggap cara paling mudah membersihkan lahan dari semak belukar. Tapi sayang, pembakaran lahan bisa membahayakan baik untuk keselamatan jiwa masyarakat dan ekosistem di kawasan hutan.
Mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan, Polres PPU nulai meningkatkan patroli wilayah sejak kawasan itu sudah mulai memasuki musim kering alias kemarau. Upaya pencegahan juga digencarkan dengan melakukan sosialisasi bahayanya membuka lahan dengan cara membakar.
Kapolres PPU, AKBP Teddy Ristiawan menegaskan masyarakat tidak membuka ataupun membersihkan lahan dengan cara membakar. “Jangan dibakar, masyarakat harus hati-hati dan jangan sampai kegiatan membuka atau membersihkan lahan menyebabkan kebakaran,” ungkapnya.
Masyarakat juga diminta pro-aktif berkoordinasi dengan kepolisian jika mengetahui adanya titik kebakaran. Sehingga upaya pemadaman api cepat dilakukan sebelum meluas. “Jika terjadi kebakaran lahan atau hutan, secepatnya berkoordinasi agar kebakaran dapat diminimalisir,”tuturnya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PPU, periode Januari-Agustus 2016 ada sedikitnya 45 titik kebakaran lahan yang terdeteksi.
Ratusan hektare lahan dan hutan, termasuk kawasan pemukiman hangus. Dari jumlah tersebut terbanyak di Kecamatan Penajam dengan 30 titik hutan dan lahan, serta kawasan pemukiman yang terbakar.
Di Kecamatan Waru ada tiga titik kebakaran lahan dan hutan serta pemukiman. Di Kecamatan Waru mencapai delapan titik dan Kecamatan Sepaku empat titik lahan dan hutan serta kawasan pemukiman yang terbakar.
Teddy meminta masyarakat tidak membakar lahan saat akan berkebun di musim kemarau seperti saat ini. “Mari kita bersama-sama dan bahu membahu cegah Karhutla, untuk ciptakan Kabupaten Penajam Paser Utara bebas dari asap,” tandasnya.
Sekedar di ketahui, Kalimantan khsusnya Kaltim menjadi sorotan karena masih memiliki luasan lahan yang lebar. Kebakaran hutan dan lahan di Kaltim disebut-sebut sebagai penyumbang kabut asap hingga ke negara tetangga, Malysia.
Saat ini, kebakaran hutan dan lahan terjadi di daratan Pulau Sumatera. Secara geografis, Pulau Sumatera dan Kalimantan relatif sama. (yud)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.