Jumat, 19/01/2018
Jumat, 19/01/2018
Diskusi Olahraga: Kepala Bappeda Kaltim dan Kepala Dispora saat berdiskusi menyangkut prestasi olahraga di Kaltim menyongsong PON XX di Papua. Diskusi ini sekaligus menyatakan penolakan SKOI berubah menjadi sekolah reguler.
Jumat, 19/01/2018
Diskusi Olahraga: Kepala Bappeda Kaltim dan Kepala Dispora saat berdiskusi menyangkut prestasi olahraga di Kaltim menyongsong PON XX di Papua. Diskusi ini sekaligus menyatakan penolakan SKOI berubah menjadi sekolah reguler.
SAMARINDA - Dinas Pemuda dan Olahraga (Dipora) Kaltim akan mempertahankan pengelolaan Skolah Khusus Olahraga berataraf Internasional (SKOI) di bawah kendalinya. Mereka menolak jika SKOI akan menjadi beban Dinas Pendidikan sesuai arahan Kemendagri.
“Kami akan menghadap ke Kemenpora, Rabu pekan depan, untuk mempertahankan masalah ini,” kata Kepala Dispora Kaltim, Sirajuddin, Kamis (18/1) saat berdiskusi dengan Lembaga Kajian Olahraga Prestasi (LeKOP) di Kolam Ulin.
Menurutnya, SKOI Kaltim sejak awal diberdirikannya di memang menjadi sekolah khusus untuk mencetak atlet berprestasi. Faktanya, saat gelaran PON di Jawa Barat, atlet SKOI berkontribusi hingga 44 persen mendongkrak prestasi Kaltim di kancah nasional. Hasil terakhir, kaltim berada di posisi kelima, terbaik dari daerah di luar Pulau Jawa.
Sirajuddin menyatakan jika dialihkan menjadi sekolah di bawah Diknas dikahwatirkan akan mengubah arah sekolah khusus olahraga menjadi sekolah reguler. Menurut dia, saat ini porsi belajar di SKOI lebih besar untuk olahraga yang menjurus ke prestasi.
“Kemenpora sudah mengakui SKOI Kaltim terbaik, Kemendiknas pun demikian, tapi Kemendagri berpandangan berbeda,” kata dia.
Menurut dia Kaltim tetap akan mempertahankan SKOI seperti saat ini. Dalam kunjungannya nanti, Sirajuddin akan menyertakan para pegiat olahraga, diantaranya LeKOP untuk bisa memperjuangkan di Kemenpora, pekan depan.
Dalam kunjungannya ke Jakarta, Sirajuddin juga sekaligus akan melakukan studi banding kepada Kemenpora dan Dispora DKI Jakarta menyangkut pengelolaan anggaran olahraga prestasi yang dikelola Dispora. Jadi anggaran olahraga prestasi yang sebelumnya dikelola KONI akan dialihkan kepada Dispora, sesuai aturan.
“Kami siap jika 2019 harus mengelola dana olahraga prestasi,” kata Sirajuddin.
Jika benar, artinya anggaran kepesertaan PON XX di Papua akan banyak melibatkan Dispora termasuk pemberangkatan atlet. “Kami ini dibatasi aturan, kami yakin bisa melakukan efisiensi hingga 20 persen jika mengelola dana itu, yang bisa kami hemat adalah perjalanan dinas karena di pegawai sudah diatur,” kata dia.
Terhadap rencana ini LeKOP Kaltim mengamini. Ketua LeKOP Kaltim, Fadli menyatakan dukungan atas dua agenda Dispora Kaltim ke Jakarta. Menurutnya, dengan beralihnya pengelolaan anggaran olahraga prestasi di bawah Dispora Kaltim diharapkan bisa lebih efisien.
“Sebenarnya sudah banyak daerah yang menerapkan pengelolaan anggaran olahraga di bawah Dispora, seperti DKi Jakarta, Jatim, Jateng bahkan Sulawesi Selatan,” kata Fadli.
LeKOP kata Fadli siap mendukung perjuangan Dispora bahkan jika perlu harus sama-sama menghadap kemenpora pekan depan. (fir)
Jumat, 19/01/2018
Diskusi Olahraga: Kepala Bappeda Kaltim dan Kepala Dispora saat berdiskusi menyangkut prestasi olahraga di Kaltim menyongsong PON XX di Papua. Diskusi ini sekaligus menyatakan penolakan SKOI berubah menjadi sekolah reguler.
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.