Kamis, 05/07/2018
Kamis, 05/07/2018
MURAH: Harga karet di Kutai Barat dinilai masih murah, sehingga kurang memberikan kesejahteraan bagi petani. Pemerintah dituntut untuk bersikap dan memberikan dukungan pada petani
Kamis, 05/07/2018
MURAH: Harga karet di Kutai Barat dinilai masih murah, sehingga kurang memberikan kesejahteraan bagi petani. Pemerintah dituntut untuk bersikap dan memberikan dukungan pada petani
SENDAWAR – Petani karet di beberapa kecamatan di Kutai Barat (Kubar) mempertanyakan sikap pemerintah dan DPRD Kubar yang hingga saat ini belum bisa mendongkrak harga getah karet di wilayah itu.
Sebelumnya, Pemkab bersama DPRD Kubar menyebut telah bertemu dengan pihak pabrik pengolahan getah karet di Palaran, Kota Samarinda. Namun hingga saat ini belum ada tanda perubahan harga getah karet ke tingkat lebih tinggi bagi petani.
“Di Kecamatan Barong Tongkok, kisaran harga hanya Rp 5.500 hingga Rp 5.900 per kilo gram (kg), dan merupakan harga tertinggi. Bahkan dibeberapa kampung lainnya, ada yang hanya Rp 4.500 per kg,” kata David Saring (48) warga Kelurahan Barong Tongkok, yang kesehariannya menyadap karet.
Begitu pula diungkapkan Mirsan (37) warga Kampung Muara Lawa, Kecamatan Muara Lawa. Dia menyebut sangat heran kondisi harga getah karet di Kubar belum ada peningkatan. Padahal kata dia, 5 tahun silam pernah harga getah karet di Kubar Rp 15 ribu per kg.
“Mana janji pemerintah dan juga sejumlah anggota DPRD Kubar. Saat berharap suara masyarakat, mereka berjanji memperjuangkan harga karet, semua itu tidak terbukti,” katanya kepada Koran Kaltim, Selasa (3/7) di Sendawar.
Mirsan menambahkan, dengan keadaan harga sembako dan BBM saat ini semakin melonjak, tak sebanding dengan harga getah karet. Karena itu dia mengharapkan agar pemerintah benar-benar berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani.
“Kenapa harga karet di Kubar terlalu murah?. Padahal menurut kabar dari teman saya di Provinsi Kalimantan Tengah, harga getah karet disana masih stabil, mulai Rp8 ribu hingga Rp 12 ribu per kg,” ucapnya.
Tak beda diceritakan Julianus (40) warga Kampung Gunung Rampah, Kecamatan Mook Manar Bulatn. Dia menyebut tak masuk akal jika alasan pabrik dan pemerintah getah karet dari petani Kubar banyak yang kotor, sehingga harga jual rendah.
“Mustahil, dan tak bisa jadi alasan. Mudah saja, kalau ada petani yang mencampur getah dengan kotoran, ya jangan di beli. Dari daerah Kami di Gunung Rampah selama ini merata getah karet bersih, tapi tetap hantya di hargai Rp5 ribu hingga Rp5.500 per kg,” tukasnya.
Hingga berita ini diturunkan, sejumlah instansi terkait diantaranya Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM) Kubar belum berhasil di konfirmasi. (imr)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.