Rabu, 29/01/2020

RSUD AM Parikesit Bentuk Tim Khusus Penanganan Pasien Terduga Infeksi Virus Corona

Rabu, 29/01/2020

Tim yang disiapkan oleh RSUD AM Parikesit untuk penanganan pasien suspected n-Cov. (Foto: Reza Fahlevi/Korankaltim.com)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

RSUD AM Parikesit Bentuk Tim Khusus Penanganan Pasien Terduga Infeksi Virus Corona

Rabu, 29/01/2020

logo

Tim yang disiapkan oleh RSUD AM Parikesit untuk penanganan pasien suspected n-Cov. (Foto: Reza Fahlevi/Korankaltim.com)

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Sebagai rumah sakit rujukan regional, RSUD AM Parikesit siapkan satu tim khusus persiapan penanganan jika ditemukan kasus penyakit akibat Novel Coronavirus (2019 n-CoV). 

Ini dikatakan Direktur RSUD AM Parikesit, dr Martina Yulianti.

Tim ini diketuai oleh Wakil Direktur Bidang Pelayanan, dr Mauritz Silalahi dibantu dokter spesialis paru dr Parluhutan Doli Siregar. 

Kepala Bidang Pelayanan Medik dr. Santi Rini dan Kepala Seksi Rawat Inap dr. Arif Risdianto akan mempersiapkan alur screening pasien terduga terinfeksi virus corona di IRD dengan tim khusus. 

Pihaknya telah mempersiapkan ruang isolasi khusus. Ketika pasien suspect datang di IRD, saat itu juga akan dilakukan screening oleh petugas keamanan dan petugas kesehatan sesuai panduan.

Salah satunya faktor dari predisposisi pasien terduga setelah melakukan perjalanan jauh dari negara-negara lain.

"Dengan melihat gejala pasien, kita langsung siapkan ruang isolasi dan tim khusus," kata Santi  di RSUD AM Parikesit pada Rabu (29/1/2020).

Menurut dr Parluhutan , pihaknya akan mencurigai pasien yang gejalanya mirip dengan penyakit ISPA. Diiringi dengan flu dan demam yang biasanya diatas 38 derajat celsius, sesak dada, dan yang pasti pasien tersebut tentunya ada riwayat perjalanan dari negara yang diduga sudah terpapar virus tersebut. Seperti Malaysia, Singapura, Vietnam dan Cina.

Mereka akan memeriksa foto rontgen dada pasien. Jika ditemukan tanda infeksi paru, maka langkah selanjutnya mengambil cairan di paru-paru untuk diperiksa labolatorium.

"Yang paling ekstrem dengan metode bronkoskopi. Kebetulan rumah sakit kita sudah punya alat yang paling canggih sehingga kita bisa mengambil sampel dahak untuk dilakukan pengecekan di labolatorium," jelasnya.

Dari hasil lab nantinya, apakah terbukti pasien terinfeksi korona virus, maka penanganannya secara simtomatik atau pengobatan sesuai dengan gejala yang ditimbulkan.  Karena hingga saat ini belum ada antibiotik khusus untuk n-CoV itu.

Di bagian labolatorium klinik, ada  Spesialis Patologi Klinik dr. Edison Harianja dan Spesialis Mikrobiologi dr. Morfino Yodi Thorasika. 

Mereka akan memeriksa dahak yang diambil dari bagian bawah saluran nafas menggunakan alat bronkoskopi dan darah pasien untuk melihat adanya infeksi atau tidak. Sampel tersebut akan dikirim secara digital ke labolatorium PPI Kemenkes RI.

"Dan kita perlu menunggu 2-3 hari. Baru hasilnya diberi ke kita, apakah sampel dahak tadi mengandung virus corona atau tidak," sebutnya. 


Penulis: Reza Fahlevi

Editor: M.Huldi

RSUD AM Parikesit Bentuk Tim Khusus Penanganan Pasien Terduga Infeksi Virus Corona

Rabu, 29/01/2020

Tim yang disiapkan oleh RSUD AM Parikesit untuk penanganan pasien suspected n-Cov. (Foto: Reza Fahlevi/Korankaltim.com)

Berita Terkait


RSUD AM Parikesit Bentuk Tim Khusus Penanganan Pasien Terduga Infeksi Virus Corona

Tim yang disiapkan oleh RSUD AM Parikesit untuk penanganan pasien suspected n-Cov. (Foto: Reza Fahlevi/Korankaltim.com)

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Sebagai rumah sakit rujukan regional, RSUD AM Parikesit siapkan satu tim khusus persiapan penanganan jika ditemukan kasus penyakit akibat Novel Coronavirus (2019 n-CoV). 

Ini dikatakan Direktur RSUD AM Parikesit, dr Martina Yulianti.

Tim ini diketuai oleh Wakil Direktur Bidang Pelayanan, dr Mauritz Silalahi dibantu dokter spesialis paru dr Parluhutan Doli Siregar. 

Kepala Bidang Pelayanan Medik dr. Santi Rini dan Kepala Seksi Rawat Inap dr. Arif Risdianto akan mempersiapkan alur screening pasien terduga terinfeksi virus corona di IRD dengan tim khusus. 

Pihaknya telah mempersiapkan ruang isolasi khusus. Ketika pasien suspect datang di IRD, saat itu juga akan dilakukan screening oleh petugas keamanan dan petugas kesehatan sesuai panduan.

Salah satunya faktor dari predisposisi pasien terduga setelah melakukan perjalanan jauh dari negara-negara lain.

"Dengan melihat gejala pasien, kita langsung siapkan ruang isolasi dan tim khusus," kata Santi  di RSUD AM Parikesit pada Rabu (29/1/2020).

Menurut dr Parluhutan , pihaknya akan mencurigai pasien yang gejalanya mirip dengan penyakit ISPA. Diiringi dengan flu dan demam yang biasanya diatas 38 derajat celsius, sesak dada, dan yang pasti pasien tersebut tentunya ada riwayat perjalanan dari negara yang diduga sudah terpapar virus tersebut. Seperti Malaysia, Singapura, Vietnam dan Cina.

Mereka akan memeriksa foto rontgen dada pasien. Jika ditemukan tanda infeksi paru, maka langkah selanjutnya mengambil cairan di paru-paru untuk diperiksa labolatorium.

"Yang paling ekstrem dengan metode bronkoskopi. Kebetulan rumah sakit kita sudah punya alat yang paling canggih sehingga kita bisa mengambil sampel dahak untuk dilakukan pengecekan di labolatorium," jelasnya.

Dari hasil lab nantinya, apakah terbukti pasien terinfeksi korona virus, maka penanganannya secara simtomatik atau pengobatan sesuai dengan gejala yang ditimbulkan.  Karena hingga saat ini belum ada antibiotik khusus untuk n-CoV itu.

Di bagian labolatorium klinik, ada  Spesialis Patologi Klinik dr. Edison Harianja dan Spesialis Mikrobiologi dr. Morfino Yodi Thorasika. 

Mereka akan memeriksa dahak yang diambil dari bagian bawah saluran nafas menggunakan alat bronkoskopi dan darah pasien untuk melihat adanya infeksi atau tidak. Sampel tersebut akan dikirim secara digital ke labolatorium PPI Kemenkes RI.

"Dan kita perlu menunggu 2-3 hari. Baru hasilnya diberi ke kita, apakah sampel dahak tadi mengandung virus corona atau tidak," sebutnya. 


Penulis: Reza Fahlevi

Editor: M.Huldi

 

Berita Terkait

Pj Gubernur Kaltim Pantau Banjir di Mahulu, Penyaluran Listrik, Bantuan Pangan dan Air Bersih jadi Prioritas Awal

Dukung Gerakan Literasi Desa, Paser Terima Mobil Pusling diJakarta

Warga RT 13 Kelurahan Baru, Tenggarong Berembuk Manfaatkan Dana Rp50 Juta

Setelah Balikpapan, Dinkes Kaltim Siap Vaksinasi Lima Ribu Anak di Kota Samarinda

Dinsos Kaltim Kirim 1.500 Paket ke Mahulu, Kemensos RI juga Segera Beri Bantuan

Ribuan Orang Hadiri Tabligh Akbar Ustaz Abdul Somad di Masjid Al Qadar Tenggarong Siang Tadi

Kecamatan Tabang Diterjang Banjir Imbas Hujan di Hulu Sungai Belayan, BPBD Kukar Turunkan Tim Pantau Potensi Banjir Kiriman dari Mahulu

Hendak Menyeberang Jalan Saat Banjir di Mahulu, Karyawan Warung PHP Sebenaq Meninggal Dunia Pagi Tadi

Aktivitas Warga di Ibu Kota Mahulu Mulai Normal Setelah Sempat Diterjang Banjir

Kerap Mencuri di Rumah Kosong, Warga Perum Handil Kopi Sambutan Diciduk Polisi

Pabrik Smelter di Sangasanga Kembali Terbakar, Tiga Orang Alami Luka-Luka

Proyek Peningkatan Sistem Drainase Perkotaan di Tanjung Redeb Habiskan Anggaran Rp23,7 Miliar

Pengembangan Lahan Kakao Berau Baru 500 Hektare, Kelompok Tani Diminta Tak Alih Fungsikan Lahan

Ketergantungan Kaltim pada Sektor Pertambangan jadi Sorotan

Petani Kakao di Berau Diminta Bermitra dengan Perusahaan

Libatkan 14 Perusahaan, Disnaker Samarinda Buka Job Fair Pekan Depan

Aplikasi Perjalanan Dinas Dikritisi Anggota DPRD Samarinda, Sebut Jalan-Jalan untuk Adopsi Tata Kota

Pilkada PPU, Hamdam-Ahmad Basir Kembalikan Formulir Pendaftaran di PDIP PPU

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.