Rabu, 02/10/2019

Pejabat Dinkes Kukar Ini Kantongi 6 Sertifikat Batik Melayu Kutai, Siapkan Motif Baru di Fashion Week Yogyakarta

Rabu, 02/10/2019

Batik motif buah Lai, karya Imam Pranawa Utama yang dikenakan oleh finalis Teruna Dara 2019 pada Festival Kota Raja pada Juli 2019 lalu. (Foto: Istimewa/Instagram Imam Pranawa)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Pejabat Dinkes Kukar Ini Kantongi 6 Sertifikat Batik Melayu Kutai, Siapkan Motif Baru di Fashion Week Yogyakarta

Rabu, 02/10/2019

logo

Batik motif buah Lai, karya Imam Pranawa Utama yang dikenakan oleh finalis Teruna Dara 2019 pada Festival Kota Raja pada Juli 2019 lalu. (Foto: Istimewa/Instagram Imam Pranawa)

KORANKALIM.COM, TENGGARONG - Industri kerajinan batik khas Kutai Kartanegara (Kukar) mulai merangkak naik. Hal itu ditandai dengan munculnya batik-batik Melayu bermotif buah-buah endemik, seperti buah Lai dan motif jajak atau kue tradisional khas Kutai di beberapa festival di Kukar.

Ya, batik-batik tersebut adalah koleksi Imam Pranawa Utama, salah satu pegiat batik di Kukar.

 Imam menceritakan, saat ini dia lagi gencar-gencarnya mengembangkan batik Melayu Kutai bertemakan kearifan lokal. Bukan batik-batik motif khas suku Dayak, yang selama ini banyak ditemui di pasaran.

Batik-batik tersebut pertama kali dipamerkan pada saat even Festival Kota Raja (FKR) 2019. Batik tersebut terlihat menawan saat dikenakan oleh para finalis Teruna Dara 2019.

“Waktu FKR lalu saya pamerkan motif koleksi jajak. Jajak cincin, keminting dan temu kunci,” kata salah satu kepala bidang di Dinas Kesehatan Kukar ini kepada korankaltim.com, Rabu (2/10/2019). 

Pada Hari Batik Nasional yang jatuh pada hari ini, Imam mengungkapkan tidak mengeluarkan desain khusus. Dia mengaku  hanya mengeluarkan tiga sampai empat motif dalam setahun. 

Pegiat batik yang memiliki enam sertifikat batik khas Melayu Kutai itu pun punya workshop sendiri. Namun, saat ini masih berada di Yogyakarta. 

Untuk wilayah Tenggarong, tuturnya, belum ada tempat yang representatif untuk memulai industri seni kain itu.

“Sementara ini, untuk workshop ya di Jogja karena pertimbangan tempat dan sebagainya. Saya tidak punya tempat yang luas dan berkaitan dengan limbahnya juga. Tapi proses desain tetap di Tenggarong,” ucap pejabat bergaya nyentrik ini.

Kendati prospek batik di Tenggarong belum begitu ngetren, Imam tetap optimistis. Dengan mengangkat desain kearifan lokal diharapkan dapat meningkatkan peminatnya.

“Masing-masing daerah memiliki ciri khas, dan Kukar memang masih memulai. Dibandingkan Jawa kita jauh tertinggal tapi kita tetap mengembangkan karya seni yang khas Kukar,” tuturnya.

Saat ini, Imam mengaku sedang mempersiapkan motif batik untuk mengikuti ajang Fashion Week di Yogyakarta pada 30 Oktober -3 November 2019 mendatang. Dia memberi bocoran, batik yang akan dipamerkan adalah batik bermotif buah Lai.

“Di kegiatan ini, saya rencananya ingin mengangkat kearifan lokal Kutai. Rencananya bahannya adalah pakaian miskat untuk laki-laki,” pungkasnya.


Penulis: Reza Fahlevi

Editor : M.Huldi

Pejabat Dinkes Kukar Ini Kantongi 6 Sertifikat Batik Melayu Kutai, Siapkan Motif Baru di Fashion Week Yogyakarta

Rabu, 02/10/2019

Batik motif buah Lai, karya Imam Pranawa Utama yang dikenakan oleh finalis Teruna Dara 2019 pada Festival Kota Raja pada Juli 2019 lalu. (Foto: Istimewa/Instagram Imam Pranawa)

Berita Terkait


Pejabat Dinkes Kukar Ini Kantongi 6 Sertifikat Batik Melayu Kutai, Siapkan Motif Baru di Fashion Week Yogyakarta

Batik motif buah Lai, karya Imam Pranawa Utama yang dikenakan oleh finalis Teruna Dara 2019 pada Festival Kota Raja pada Juli 2019 lalu. (Foto: Istimewa/Instagram Imam Pranawa)

KORANKALIM.COM, TENGGARONG - Industri kerajinan batik khas Kutai Kartanegara (Kukar) mulai merangkak naik. Hal itu ditandai dengan munculnya batik-batik Melayu bermotif buah-buah endemik, seperti buah Lai dan motif jajak atau kue tradisional khas Kutai di beberapa festival di Kukar.

Ya, batik-batik tersebut adalah koleksi Imam Pranawa Utama, salah satu pegiat batik di Kukar.

 Imam menceritakan, saat ini dia lagi gencar-gencarnya mengembangkan batik Melayu Kutai bertemakan kearifan lokal. Bukan batik-batik motif khas suku Dayak, yang selama ini banyak ditemui di pasaran.

Batik-batik tersebut pertama kali dipamerkan pada saat even Festival Kota Raja (FKR) 2019. Batik tersebut terlihat menawan saat dikenakan oleh para finalis Teruna Dara 2019.

“Waktu FKR lalu saya pamerkan motif koleksi jajak. Jajak cincin, keminting dan temu kunci,” kata salah satu kepala bidang di Dinas Kesehatan Kukar ini kepada korankaltim.com, Rabu (2/10/2019). 

Pada Hari Batik Nasional yang jatuh pada hari ini, Imam mengungkapkan tidak mengeluarkan desain khusus. Dia mengaku  hanya mengeluarkan tiga sampai empat motif dalam setahun. 

Pegiat batik yang memiliki enam sertifikat batik khas Melayu Kutai itu pun punya workshop sendiri. Namun, saat ini masih berada di Yogyakarta. 

Untuk wilayah Tenggarong, tuturnya, belum ada tempat yang representatif untuk memulai industri seni kain itu.

“Sementara ini, untuk workshop ya di Jogja karena pertimbangan tempat dan sebagainya. Saya tidak punya tempat yang luas dan berkaitan dengan limbahnya juga. Tapi proses desain tetap di Tenggarong,” ucap pejabat bergaya nyentrik ini.

Kendati prospek batik di Tenggarong belum begitu ngetren, Imam tetap optimistis. Dengan mengangkat desain kearifan lokal diharapkan dapat meningkatkan peminatnya.

“Masing-masing daerah memiliki ciri khas, dan Kukar memang masih memulai. Dibandingkan Jawa kita jauh tertinggal tapi kita tetap mengembangkan karya seni yang khas Kukar,” tuturnya.

Saat ini, Imam mengaku sedang mempersiapkan motif batik untuk mengikuti ajang Fashion Week di Yogyakarta pada 30 Oktober -3 November 2019 mendatang. Dia memberi bocoran, batik yang akan dipamerkan adalah batik bermotif buah Lai.

“Di kegiatan ini, saya rencananya ingin mengangkat kearifan lokal Kutai. Rencananya bahannya adalah pakaian miskat untuk laki-laki,” pungkasnya.


Penulis: Reza Fahlevi

Editor : M.Huldi

 

Berita Terkait

Lokasi CFD Tenggarong Pindah Besok Pagi, SK2 Bakal Bagikan 200 Sapoh untuk Para Pedagang

Pj Gubernur Kaltim Pantau Banjir di Mahulu, Penyaluran Listrik, Bantuan Pangan dan Air Bersih jadi Prioritas Awal

Dukung Gerakan Literasi Desa, Paser Terima Mobil Pusling diJakarta

Warga RT 13 Kelurahan Baru, Tenggarong Berembuk Manfaatkan Dana Rp50 Juta

Setelah Balikpapan, Dinkes Kaltim Siap Vaksinasi Lima Ribu Anak di Kota Samarinda

Dinsos Kaltim Kirim 1.500 Paket ke Mahulu, Kemensos RI juga Segera Beri Bantuan

Ribuan Orang Hadiri Tabligh Akbar Ustaz Abdul Somad di Masjid Al Qadar Tenggarong Siang Tadi

Kecamatan Tabang Diterjang Banjir Imbas Hujan di Hulu Sungai Belayan, BPBD Kukar Turunkan Tim Pantau Potensi Banjir Kiriman dari Mahulu

Hendak Menyeberang Jalan Saat Banjir di Mahulu, Karyawan Warung PHP Sebenaq Meninggal Dunia Pagi Tadi

Aktivitas Warga di Ibu Kota Mahulu Mulai Normal Setelah Sempat Diterjang Banjir

Kerap Mencuri di Rumah Kosong, Warga Perum Handil Kopi Sambutan Diciduk Polisi

Pabrik Smelter di Sangasanga Kembali Terbakar, Tiga Orang Alami Luka-Luka

Proyek Peningkatan Sistem Drainase Perkotaan di Tanjung Redeb Habiskan Anggaran Rp23,7 Miliar

Pengembangan Lahan Kakao Berau Baru 500 Hektare, Kelompok Tani Diminta Tak Alih Fungsikan Lahan

Ketergantungan Kaltim pada Sektor Pertambangan jadi Sorotan

Petani Kakao di Berau Diminta Bermitra dengan Perusahaan

Libatkan 14 Perusahaan, Disnaker Samarinda Buka Job Fair Pekan Depan

Aplikasi Perjalanan Dinas Dikritisi Anggota DPRD Samarinda, Sebut Jalan-Jalan untuk Adopsi Tata Kota

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.