Selasa, 17/09/2019

Korban Pengeroyokan Saat Belimbur Pilih Jalur Kekeluargaan, Pulihkan Trauma Anak ke Psikolog

Selasa, 17/09/2019

Screenshot video amatir yang diupload warga suasana sebelum kekerasan terjadi pada Minggu (15/9/2019) lalu. (Foto: istimewa)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Korban Pengeroyokan Saat Belimbur Pilih Jalur Kekeluargaan, Pulihkan Trauma Anak ke Psikolog

Selasa, 17/09/2019

logo

Screenshot video amatir yang diupload warga suasana sebelum kekerasan terjadi pada Minggu (15/9/2019) lalu. (Foto: istimewa)

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Perkara dugaan pengeroyokan di Jln AM Sangaji, Kelurahan Baru, Tenggarong pada saat  prosesi Belimbur, penutup rangkaian Erau,  pada Minggu (15/9/2019) berakhir secara kekeluargaan.

Istri korban Adi Biantoro, Dwi, mengatakan pihak keluarganya tidak lagi mempermasalahkan perkara tersebut ke jalur hukum dan memilih menyelesaikan secara kekeluargaan.

 Hanya saja, dia menyayangkan kekerasan para pelaku disaksikan langsung oleh putra sulungnya. Saat kejadian, korban membonceng anak sulungnya.

“Sebetulnya suami saya enggak papa, luka-lukanya juga dianggap biasa karena dia dulu pesilat kan, jadi udah biasa. Cuma karena waktu itu dia mikirnya bawa anak, jadi tidak mau melawan, karena takut anak kenapa-kenapa,” kata Dwi kepada Korankaltim.com, Selasa (17/9/2019).

Hal ini disayangkan, lanjut Dwi, karena setahu dirinya, Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura sudah mengeluarkan edaran untuk tidak melakukan tindakan negatif yang dapat mencoreng adat pada saat Belimbur. 

Dwi berencana membawa anaknya ke psikolog untuk terapi pemulihan trauma kejiwaan.

“Nanti dicoba dibawa ke psikolog, soalnya anak sekarang ya kita enggak tahu kondisi psikologisnya ,” ujar perempuan yang berdagang barang plastik itu.

Dwi berharap peristiwa ini akan menjadi evaluasi panitia Erau agar prosesi Belimbur yang bermakna membersihkan jiwa dan raga, ke depannya tidak dicoreng oleh segelintir oknum.

“Informasinya keempat orang itu akan dikenakan denda adat,” pungkasnya.


Penulis: Reza Fahlevi

Editor : M.Huldi

Korban Pengeroyokan Saat Belimbur Pilih Jalur Kekeluargaan, Pulihkan Trauma Anak ke Psikolog

Selasa, 17/09/2019

Screenshot video amatir yang diupload warga suasana sebelum kekerasan terjadi pada Minggu (15/9/2019) lalu. (Foto: istimewa)

Berita Terkait


Korban Pengeroyokan Saat Belimbur Pilih Jalur Kekeluargaan, Pulihkan Trauma Anak ke Psikolog

Screenshot video amatir yang diupload warga suasana sebelum kekerasan terjadi pada Minggu (15/9/2019) lalu. (Foto: istimewa)

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Perkara dugaan pengeroyokan di Jln AM Sangaji, Kelurahan Baru, Tenggarong pada saat  prosesi Belimbur, penutup rangkaian Erau,  pada Minggu (15/9/2019) berakhir secara kekeluargaan.

Istri korban Adi Biantoro, Dwi, mengatakan pihak keluarganya tidak lagi mempermasalahkan perkara tersebut ke jalur hukum dan memilih menyelesaikan secara kekeluargaan.

 Hanya saja, dia menyayangkan kekerasan para pelaku disaksikan langsung oleh putra sulungnya. Saat kejadian, korban membonceng anak sulungnya.

“Sebetulnya suami saya enggak papa, luka-lukanya juga dianggap biasa karena dia dulu pesilat kan, jadi udah biasa. Cuma karena waktu itu dia mikirnya bawa anak, jadi tidak mau melawan, karena takut anak kenapa-kenapa,” kata Dwi kepada Korankaltim.com, Selasa (17/9/2019).

Hal ini disayangkan, lanjut Dwi, karena setahu dirinya, Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura sudah mengeluarkan edaran untuk tidak melakukan tindakan negatif yang dapat mencoreng adat pada saat Belimbur. 

Dwi berencana membawa anaknya ke psikolog untuk terapi pemulihan trauma kejiwaan.

“Nanti dicoba dibawa ke psikolog, soalnya anak sekarang ya kita enggak tahu kondisi psikologisnya ,” ujar perempuan yang berdagang barang plastik itu.

Dwi berharap peristiwa ini akan menjadi evaluasi panitia Erau agar prosesi Belimbur yang bermakna membersihkan jiwa dan raga, ke depannya tidak dicoreng oleh segelintir oknum.

“Informasinya keempat orang itu akan dikenakan denda adat,” pungkasnya.


Penulis: Reza Fahlevi

Editor : M.Huldi

 

Berita Terkait

Pj Gubernur Kaltim Pantau Banjir di Mahulu, Penyaluran Listrik, Bantuan Pangan dan Air Bersih jadi Prioritas Awal

Dukung Gerakan Literasi Desa, Paser Terima Mobil Pusling diJakarta

Warga RT 13 Kelurahan Baru, Tenggarong Berembuk Manfaatkan Dana Rp50 Juta

Setelah Balikpapan, Dinkes Kaltim Siap Vaksinasi Lima Ribu Anak di Kota Samarinda

Dinsos Kaltim Kirim 1.500 Paket ke Mahulu, Kemensos RI juga Segera Beri Bantuan

Ribuan Orang Hadiri Tabligh Akbar Ustaz Abdul Somad di Masjid Al Qadar Tenggarong Siang Tadi

Kecamatan Tabang Diterjang Banjir Imbas Hujan di Hulu Sungai Belayan, BPBD Kukar Turunkan Tim Pantau Potensi Banjir Kiriman dari Mahulu

Hendak Menyeberang Jalan Saat Banjir di Mahulu, Karyawan Warung PHP Sebenaq Meninggal Dunia Pagi Tadi

Aktivitas Warga di Ibu Kota Mahulu Mulai Normal Setelah Sempat Diterjang Banjir

Kerap Mencuri di Rumah Kosong, Warga Perum Handil Kopi Sambutan Diciduk Polisi

Pabrik Smelter di Sangasanga Kembali Terbakar, Tiga Orang Alami Luka-Luka

Proyek Peningkatan Sistem Drainase Perkotaan di Tanjung Redeb Habiskan Anggaran Rp23,7 Miliar

Pengembangan Lahan Kakao Berau Baru 500 Hektare, Kelompok Tani Diminta Tak Alih Fungsikan Lahan

Ketergantungan Kaltim pada Sektor Pertambangan jadi Sorotan

Petani Kakao di Berau Diminta Bermitra dengan Perusahaan

Libatkan 14 Perusahaan, Disnaker Samarinda Buka Job Fair Pekan Depan

Aplikasi Perjalanan Dinas Dikritisi Anggota DPRD Samarinda, Sebut Jalan-Jalan untuk Adopsi Tata Kota

Pilkada PPU, Hamdam-Ahmad Basir Kembalikan Formulir Pendaftaran di PDIP PPU

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.