Sabtu, 03/08/2019

Kukar di Mata Ines Laila Heimes, Mahasiswa BSBI Asal Jerman yang Paling Fasih Berbahasa Indonesia

Sabtu, 03/08/2019

Ines Laila Heimes, salah satu mahasiswa BSBI yang belajar seni budaya di Kukar

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Kukar di Mata Ines Laila Heimes, Mahasiswa BSBI Asal Jerman yang Paling Fasih Berbahasa Indonesia

Sabtu, 03/08/2019

logo

Ines Laila Heimes, salah satu mahasiswa BSBI yang belajar seni budaya di Kukar

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Ines Laila Heimes, salah satu mahasiswa Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) asal Jerman, mengaku senang selama tiga bulan tinggal di Kutai Kartanegara (Kukar).

Alasannya, masih banyak hutan tropis dan alam liar yang masih terjaga di wilayah bentangan khatulistiwa ini. Keinginannya untuk belajar seni budaya di Indonesia pun terbayarkan setelah melihat kekayaan budaya Kukar.

“Saya suka tinggal di sini, masih banyak hutan dan alam, orangnya baik banget. Saya melihat ada banyak kapal disini yang bertransportasi batu bara, imelihat tari-tarian. Saya senang hari ini untuk naik kapal,” kata Ines kepada korankaltim.com saat kunjungan ke Kutai lama, Kecamatan Anggana belum lama ini.

Ines sendiri berbahasa Indonesia dengan cukup baik. Dia mengaku telah mempelajari Bahasa Indonesia selama sembilan bulan di Jerman, dan tiga bulan di Universitas Kutai Kartanegara (Kukar).

Gadis berusia 25 tahun itu juga sempat mencuci muka di Tepian Batu Desa Kutai Lama, tempat yang dipercaya dapat membawa keberuntungan jika mencuci muka dan tangan di sana.

“Tentang mencuci wajah, mungkin untuk mendapat luck, I don’t know, tapi saya percaya ada sesuatu di balik itu dan selama masyarakat mempercayainya itu adalah hal yang baik. Maksudnya keberuntungan yang seperti apa, mungkin seperti menemukan cinta sejati, jika saya tidak mendapat cinta yang benar mungkin saya akan sedih jadi akhirnya saya coba,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Ines, ada banyak agama di Indonesia. Karakteristik masyarakat pekerja keras menjadi kesamaan soal Indonesia dan negaranya. 

Dia sedikit kaget melihat banyaknya perempuan yang mengenakan hijab di Indonesia. Perbedaan kultur hingga cara berpakaian perempuan di Kukar, fenomena pemakaian hijab bagi perempuan Indonesia, adalah hal yang membekas  di hati perempuan inu. 

Ines yang saat itu mengenakan kain bermotif khas Kalimantan Timur itu juga sangat senang dibelikan kain dan baju bermotif Kaltim.  

“Baju baru, semuanya baju baru, tentu saya akan pakai ini di negara saya,” pungkasnya.


Penulis: Reza Fahlevi

Editor : M.Huldi

Kukar di Mata Ines Laila Heimes, Mahasiswa BSBI Asal Jerman yang Paling Fasih Berbahasa Indonesia

Sabtu, 03/08/2019

Ines Laila Heimes, salah satu mahasiswa BSBI yang belajar seni budaya di Kukar

Berita Terkait


Kukar di Mata Ines Laila Heimes, Mahasiswa BSBI Asal Jerman yang Paling Fasih Berbahasa Indonesia

Ines Laila Heimes, salah satu mahasiswa BSBI yang belajar seni budaya di Kukar

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Ines Laila Heimes, salah satu mahasiswa Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) asal Jerman, mengaku senang selama tiga bulan tinggal di Kutai Kartanegara (Kukar).

Alasannya, masih banyak hutan tropis dan alam liar yang masih terjaga di wilayah bentangan khatulistiwa ini. Keinginannya untuk belajar seni budaya di Indonesia pun terbayarkan setelah melihat kekayaan budaya Kukar.

“Saya suka tinggal di sini, masih banyak hutan dan alam, orangnya baik banget. Saya melihat ada banyak kapal disini yang bertransportasi batu bara, imelihat tari-tarian. Saya senang hari ini untuk naik kapal,” kata Ines kepada korankaltim.com saat kunjungan ke Kutai lama, Kecamatan Anggana belum lama ini.

Ines sendiri berbahasa Indonesia dengan cukup baik. Dia mengaku telah mempelajari Bahasa Indonesia selama sembilan bulan di Jerman, dan tiga bulan di Universitas Kutai Kartanegara (Kukar).

Gadis berusia 25 tahun itu juga sempat mencuci muka di Tepian Batu Desa Kutai Lama, tempat yang dipercaya dapat membawa keberuntungan jika mencuci muka dan tangan di sana.

“Tentang mencuci wajah, mungkin untuk mendapat luck, I don’t know, tapi saya percaya ada sesuatu di balik itu dan selama masyarakat mempercayainya itu adalah hal yang baik. Maksudnya keberuntungan yang seperti apa, mungkin seperti menemukan cinta sejati, jika saya tidak mendapat cinta yang benar mungkin saya akan sedih jadi akhirnya saya coba,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Ines, ada banyak agama di Indonesia. Karakteristik masyarakat pekerja keras menjadi kesamaan soal Indonesia dan negaranya. 

Dia sedikit kaget melihat banyaknya perempuan yang mengenakan hijab di Indonesia. Perbedaan kultur hingga cara berpakaian perempuan di Kukar, fenomena pemakaian hijab bagi perempuan Indonesia, adalah hal yang membekas  di hati perempuan inu. 

Ines yang saat itu mengenakan kain bermotif khas Kalimantan Timur itu juga sangat senang dibelikan kain dan baju bermotif Kaltim.  

“Baju baru, semuanya baju baru, tentu saya akan pakai ini di negara saya,” pungkasnya.


Penulis: Reza Fahlevi

Editor : M.Huldi

 

Berita Terkait

Pj Gubernur Kaltim Pantau Banjir di Mahulu, Penyaluran Listrik, Bantuan Pangan dan Air Bersih jadi Prioritas Awal

Dukung Gerakan Literasi Desa, Paser Terima Mobil Pusling diJakarta

Warga RT 13 Kelurahan Baru, Tenggarong Berembuk Manfaatkan Dana Rp50 Juta

Setelah Balikpapan, Dinkes Kaltim Siap Vaksinasi Lima Ribu Anak di Kota Samarinda

Dinsos Kaltim Kirim 1.500 Paket ke Mahulu, Kemensos RI juga Segera Beri Bantuan

Ribuan Orang Hadiri Tabligh Akbar Ustaz Abdul Somad di Masjid Al Qadar Tenggarong Siang Tadi

Kecamatan Tabang Diterjang Banjir Imbas Hujan di Hulu Sungai Belayan, BPBD Kukar Turunkan Tim Pantau Potensi Banjir Kiriman dari Mahulu

Hendak Menyeberang Jalan Saat Banjir di Mahulu, Karyawan Warung PHP Sebenaq Meninggal Dunia Pagi Tadi

Aktivitas Warga di Ibu Kota Mahulu Mulai Normal Setelah Sempat Diterjang Banjir

Kerap Mencuri di Rumah Kosong, Warga Perum Handil Kopi Sambutan Diciduk Polisi

Pabrik Smelter di Sangasanga Kembali Terbakar, Tiga Orang Alami Luka-Luka

Proyek Peningkatan Sistem Drainase Perkotaan di Tanjung Redeb Habiskan Anggaran Rp23,7 Miliar

Pengembangan Lahan Kakao Berau Baru 500 Hektare, Kelompok Tani Diminta Tak Alih Fungsikan Lahan

Ketergantungan Kaltim pada Sektor Pertambangan jadi Sorotan

Petani Kakao di Berau Diminta Bermitra dengan Perusahaan

Libatkan 14 Perusahaan, Disnaker Samarinda Buka Job Fair Pekan Depan

Aplikasi Perjalanan Dinas Dikritisi Anggota DPRD Samarinda, Sebut Jalan-Jalan untuk Adopsi Tata Kota

Pilkada PPU, Hamdam-Ahmad Basir Kembalikan Formulir Pendaftaran di PDIP PPU

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.