Minggu, 11/11/2018

Bibit Sawit Palsu Ancam Petani Kaltim

Minggu, 11/11/2018

Ilustrasi Bibit Sawit Palsu

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Bibit Sawit Palsu Ancam Petani Kaltim

Minggu, 11/11/2018

logo

Ilustrasi Bibit Sawit Palsu

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Bibit kelapa sawit palsu masih menjadi momok bagi petani, minimnya pengetahuan dan harga yang cenderung lebih murah membuat sebagian petani masih tergiur membelinya. Padahal, ancaman tidak berbuah atau gagal panen sangat besar.

Merujuk data di Tahun 2017 masih ditemui peredaran bibit sawit tak bersertifikat itu sebanyak 39 ribu bibit di Kabupaten Kutai Timur. Bahkan secara nasional, tahun ini pertanaman kelapa sawit sebanyak 25 persen berasal dari benih palsu.

Melihat tingginya jumlah tersebut bukan tidak mungkin tahun ini kasus serupa akan terulang kembali di Kalitm. Oleh sebab itu masyarakat khususnya petani sawit diberbagai daerah diminta untuk tetap waspada.

Berdasarkan hal itu, Wakil Ketua DPRD Kaltim Andi Faisal Assegaf meminta masyarakat lebih waspada dan berhati-hati ketika hendak memilih bibit sawit. “Kalau beli bibit di sumber yang telah ditunjuk oleh pemerintah dan ada sertifikatnya,” kata Andi.

Untuk diketahui, guna mengenali bibit sawit palsu diantaranya yang perlu diperhatikan adalah tingkat pertumbuhan kecambah yang rendah, kurang dari 85 persen, pertumbuhan benih terhambat, persentase bibit abnormal lebih tinggi, ukuran benih tidak seragam, serta harga benih lebih mudah dari harga benih bersertifikasi.

Menurutnya, masih adanya peredaran bibit kelapa sawit palsu dikarenakan masih tingginya permintaan pasar ditengah minimnya ketersediaan benih unggul bersertifikat. Pemahaman yang belum merata dikalangan petani sawit di seluruh kabupaten/kota ditengarai juga menjadi penyebab utama penggunaan bibit paslu tersebut.

Oleh sebab itu pihaknya, meminta kepada pemerintah melalui dinas terkait untuk melakukan sosialisasi secara berkala guna memberikan informasi dan pemahaman tentang ciri-ciri bibit sawit palsu dan pentingnya menggunakan bibit yang bersertifikat.

“Petani juga jangan sampai tergiur dengan harga murah karena efeknya negatifnya sangat besar. Bibit palsu memiliki ciri-ciri umum cangkang buah tebal dibandingkan yang asli, sehingga dapat merusak mesin,” ujarnya. 

Guna meminimalisir hal tersebut, Politikus Partai Demokrat itu meminta pemerintah untuk menyediakan kecukupan bibit sawit unggul yang bersertifikat dan memberikan kemudahan dalam distribusinya hingga sampai ketangan petani. (adv/*2)

Bibit Sawit Palsu Ancam Petani Kaltim

Minggu, 11/11/2018

Ilustrasi Bibit Sawit Palsu

Berita Terkait


Bibit Sawit Palsu Ancam Petani Kaltim

Ilustrasi Bibit Sawit Palsu

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Bibit kelapa sawit palsu masih menjadi momok bagi petani, minimnya pengetahuan dan harga yang cenderung lebih murah membuat sebagian petani masih tergiur membelinya. Padahal, ancaman tidak berbuah atau gagal panen sangat besar.

Merujuk data di Tahun 2017 masih ditemui peredaran bibit sawit tak bersertifikat itu sebanyak 39 ribu bibit di Kabupaten Kutai Timur. Bahkan secara nasional, tahun ini pertanaman kelapa sawit sebanyak 25 persen berasal dari benih palsu.

Melihat tingginya jumlah tersebut bukan tidak mungkin tahun ini kasus serupa akan terulang kembali di Kalitm. Oleh sebab itu masyarakat khususnya petani sawit diberbagai daerah diminta untuk tetap waspada.

Berdasarkan hal itu, Wakil Ketua DPRD Kaltim Andi Faisal Assegaf meminta masyarakat lebih waspada dan berhati-hati ketika hendak memilih bibit sawit. “Kalau beli bibit di sumber yang telah ditunjuk oleh pemerintah dan ada sertifikatnya,” kata Andi.

Untuk diketahui, guna mengenali bibit sawit palsu diantaranya yang perlu diperhatikan adalah tingkat pertumbuhan kecambah yang rendah, kurang dari 85 persen, pertumbuhan benih terhambat, persentase bibit abnormal lebih tinggi, ukuran benih tidak seragam, serta harga benih lebih mudah dari harga benih bersertifikasi.

Menurutnya, masih adanya peredaran bibit kelapa sawit palsu dikarenakan masih tingginya permintaan pasar ditengah minimnya ketersediaan benih unggul bersertifikat. Pemahaman yang belum merata dikalangan petani sawit di seluruh kabupaten/kota ditengarai juga menjadi penyebab utama penggunaan bibit paslu tersebut.

Oleh sebab itu pihaknya, meminta kepada pemerintah melalui dinas terkait untuk melakukan sosialisasi secara berkala guna memberikan informasi dan pemahaman tentang ciri-ciri bibit sawit palsu dan pentingnya menggunakan bibit yang bersertifikat.

“Petani juga jangan sampai tergiur dengan harga murah karena efeknya negatifnya sangat besar. Bibit palsu memiliki ciri-ciri umum cangkang buah tebal dibandingkan yang asli, sehingga dapat merusak mesin,” ujarnya. 

Guna meminimalisir hal tersebut, Politikus Partai Demokrat itu meminta pemerintah untuk menyediakan kecukupan bibit sawit unggul yang bersertifikat dan memberikan kemudahan dalam distribusinya hingga sampai ketangan petani. (adv/*2)

 

Berita Terkait

Lokasi CFD Tenggarong Pindah Besok Pagi, SK2 Bakal Bagikan 200 Sapoh untuk Para Pedagang

Pj Gubernur Kaltim Pantau Banjir di Mahulu, Penyaluran Listrik, Bantuan Pangan dan Air Bersih jadi Prioritas Awal

Dukung Gerakan Literasi Desa, Paser Terima Mobil Pusling diJakarta

Warga RT 13 Kelurahan Baru, Tenggarong Berembuk Manfaatkan Dana Rp50 Juta

Setelah Balikpapan, Dinkes Kaltim Siap Vaksinasi Lima Ribu Anak di Kota Samarinda

Dinsos Kaltim Kirim 1.500 Paket ke Mahulu, Kemensos RI juga Segera Beri Bantuan

Ribuan Orang Hadiri Tabligh Akbar Ustaz Abdul Somad di Masjid Al Qadar Tenggarong Siang Tadi

Kecamatan Tabang Diterjang Banjir Imbas Hujan di Hulu Sungai Belayan, BPBD Kukar Turunkan Tim Pantau Potensi Banjir Kiriman dari Mahulu

Hendak Menyeberang Jalan Saat Banjir di Mahulu, Karyawan Warung PHP Sebenaq Meninggal Dunia Pagi Tadi

Aktivitas Warga di Ibu Kota Mahulu Mulai Normal Setelah Sempat Diterjang Banjir

Kerap Mencuri di Rumah Kosong, Warga Perum Handil Kopi Sambutan Diciduk Polisi

Pabrik Smelter di Sangasanga Kembali Terbakar, Tiga Orang Alami Luka-Luka

Proyek Peningkatan Sistem Drainase Perkotaan di Tanjung Redeb Habiskan Anggaran Rp23,7 Miliar

Pengembangan Lahan Kakao Berau Baru 500 Hektare, Kelompok Tani Diminta Tak Alih Fungsikan Lahan

Ketergantungan Kaltim pada Sektor Pertambangan jadi Sorotan

Petani Kakao di Berau Diminta Bermitra dengan Perusahaan

Libatkan 14 Perusahaan, Disnaker Samarinda Buka Job Fair Pekan Depan

Aplikasi Perjalanan Dinas Dikritisi Anggota DPRD Samarinda, Sebut Jalan-Jalan untuk Adopsi Tata Kota

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.