Selasa, 26/03/2024

47 Desa di Paser Ditetapkan Sebagai Lokus Stunting, Pemkab Kejar Target Prevalensi 14 Persen

Selasa, 26/03/2024

Rembuk stunting tahun 2024 Pemerintah Kabupaten Paser. (Foto : Dwi Cahyo / Korankaltim.com)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

47 Desa di Paser Ditetapkan Sebagai Lokus Stunting, Pemkab Kejar Target Prevalensi 14 Persen

Selasa, 26/03/2024

logo

Rembuk stunting tahun 2024 Pemerintah Kabupaten Paser. (Foto : Dwi Cahyo / Korankaltim.com)

Penulis : Dwi Cahyo

KORANKALTIM.COM, TANA PASER - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser melaksanakan kegiatan rembuk stunting tahun 2024 di Hotel Kryriad Sadurengas pada Selasa (26/3/2024).  Diketahui, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, data stunting di Paser mencapai 24,9 persen.  Sedangkan pada tahun 2023 ini pemerintah menggunakan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dan baru mendapatkan data tingkat provinsi dimana prevalensi stunting Kaltim sebesar 22,9 persen.

"Kami berharap stunting di Kabupaten Paser dapat terus menurun, perlu diketahui bersama bahwa permasalahan stunting bukan semata persoalan tinggi badan, namun yang lebih buruk adalah dampaknya terhadap kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis dan ketertinggalan dalam kecerdasan. Sehingga hal tersebut bisa mempengaruhi badan dan otak anak," ucap Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Romif Erwanadi.

Disampaikan, pada 2023, Pemkab Paser menetapkan 20 lokus stunting. Sementara pada 2024 ini, Pemkab Paser menetapkan 47 desa sebagai lokus stunting. "Perlu upaya ekstra bagi kita semua, mengingat target prevalensi stunting nasional di tahun 2024 adalah 14 persen," ungkapnya.

Dia menjelaskan, upaya bersama yang dimaksudkan tidak hanya ditujukan pada perangkat daerah. Namun juga membutuhkan peran aktif seluruh perangkat daerah melalui kebijakan masing-masing atau bahkan menjadi Bapak Asuh Stunting. "Kami apresiasi dan terima kasih kepada Komandan Kodim 0904/Psr dan Ketua Baznas Paser yang telah menjadi bapak asuh stunting di Kabupaten Paser," jelasnya.

Hal tersebut juga berlaku bagi pelaku usaha di Paser seperti, PT Kideco Jaya Agung, PT Petrosea, PT. Pama, PT Multi Jayantara. Ia mengatakan, setiap sektor diharapkan mampu menerapkan program yang mendukung lokus stunting di Paser.

"Kami harap seluruhnya memiliki program yang bisa mendukung lokus penanganan stunting di Kabupaten Paser, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan," pungkasnya.


Editor: Maruly Z

47 Desa di Paser Ditetapkan Sebagai Lokus Stunting, Pemkab Kejar Target Prevalensi 14 Persen

Selasa, 26/03/2024

Rembuk stunting tahun 2024 Pemerintah Kabupaten Paser. (Foto : Dwi Cahyo / Korankaltim.com)

Berita Terkait


47 Desa di Paser Ditetapkan Sebagai Lokus Stunting, Pemkab Kejar Target Prevalensi 14 Persen

Rembuk stunting tahun 2024 Pemerintah Kabupaten Paser. (Foto : Dwi Cahyo / Korankaltim.com)

Penulis : Dwi Cahyo

KORANKALTIM.COM, TANA PASER - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser melaksanakan kegiatan rembuk stunting tahun 2024 di Hotel Kryriad Sadurengas pada Selasa (26/3/2024).  Diketahui, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, data stunting di Paser mencapai 24,9 persen.  Sedangkan pada tahun 2023 ini pemerintah menggunakan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dan baru mendapatkan data tingkat provinsi dimana prevalensi stunting Kaltim sebesar 22,9 persen.

"Kami berharap stunting di Kabupaten Paser dapat terus menurun, perlu diketahui bersama bahwa permasalahan stunting bukan semata persoalan tinggi badan, namun yang lebih buruk adalah dampaknya terhadap kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis dan ketertinggalan dalam kecerdasan. Sehingga hal tersebut bisa mempengaruhi badan dan otak anak," ucap Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Romif Erwanadi.

Disampaikan, pada 2023, Pemkab Paser menetapkan 20 lokus stunting. Sementara pada 2024 ini, Pemkab Paser menetapkan 47 desa sebagai lokus stunting. "Perlu upaya ekstra bagi kita semua, mengingat target prevalensi stunting nasional di tahun 2024 adalah 14 persen," ungkapnya.

Dia menjelaskan, upaya bersama yang dimaksudkan tidak hanya ditujukan pada perangkat daerah. Namun juga membutuhkan peran aktif seluruh perangkat daerah melalui kebijakan masing-masing atau bahkan menjadi Bapak Asuh Stunting. "Kami apresiasi dan terima kasih kepada Komandan Kodim 0904/Psr dan Ketua Baznas Paser yang telah menjadi bapak asuh stunting di Kabupaten Paser," jelasnya.

Hal tersebut juga berlaku bagi pelaku usaha di Paser seperti, PT Kideco Jaya Agung, PT Petrosea, PT. Pama, PT Multi Jayantara. Ia mengatakan, setiap sektor diharapkan mampu menerapkan program yang mendukung lokus stunting di Paser.

"Kami harap seluruhnya memiliki program yang bisa mendukung lokus penanganan stunting di Kabupaten Paser, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan," pungkasnya.


Editor: Maruly Z

 

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.